PESAN PAUS TENTANG NATAL2008 : Kembali Ke Identitas Natal

NATAL Pertemuan Surga dan bumi di kandang natal. Di Palungan dunis bersama Para Malaekat dan para Kudus berseru Mulia di SURGA Damai DI Bumi. Semoga dalam aneka keprihatinan dunia yang menampilkan drama penerimaan dan penolakan anak Manusia ini memberi sebuah kepastian iman bagi kita untuk memiliki sebuah komitmen yang kokoh kepada kemuliaan Allah di Surga dalam agama kita dan menjunjung kemanusiaan dalam relasi sosial dengan sesama melintas batas

MELEMPAR ORANG DENGAN SEPATU : Drama Kemanusiaan

Perang itu mematikan banyak orang. Perak Irak memakan korban sekitar enam ratus anak yang berending pelembaran Bush dengn Sepatu. Sebuah drama penolakan anak manusia yang memberi sejuta inspirasi untuk menatap dunia yang menolak yang baik dan menerima yang jahat dalam kriteria kemanisiaan global dan kehidupan religius global sebagai sebuah mata uang memiliki dua sisinya yang membuat uang itu berada dalam sebuah keutuhan dan kesempurnaan sebagai uang. ***

KEMULIAAN DI SURGA DAMAI DI BUMI : SEBUAH DRAMA NATAL 2008

Natal adalah sebuah drama. Drama tentang penolakan kelahiran atau kedatangan Yesus dan drama tentag penolakan Yesus. Injil Sinoptik menggambarkan drama Natal ini secara sangat indah. Ada penguasa dunia yang menolak kelahiran Yesus. Pemilik penginapan yang menolak Yesus untuk menjadikan tempat bagi kelahiran Yesus. Yesusmengalami penolakan dari para pemguasa sipil pada zaman itu. Ada kelompok para gembala yang menerima kelahrian Yesus. Ada kelompok tiga raja yang menerima kelahiran Yesus. Ada kelompok lansia yang menerima kelahiran Yesus. Dan dalam Injil Yohanes melukiskan drama itu secara lebih dalam bahwa kedatangan Yesus kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang kepunyaanNya menolak dia. Yesus datang ke dunia tetapi dunia menolakNya. Tetapi orang-orang yang menerima Dia memperoleh kegembiraan.
Kita para misioaris menerima DIa dan meneruskan warta sukacita Tuhan ke seluruh dunia agar semua orang boleh mengalami kasih dan Sukacita Tuhan. Agar semua bersama para Malaekat berseru : Kemuliaan di Surga dan Damai di bumi menjadi milik semua dan dunia hidup olehnya.



Natal bukan sekedar peristiwa mengenang kelahiran Tuhan Yesus dua ribu tahun yang lalu. Natal bukan sekedar memory penolakan Tuhan dan penerimaan Tuhan pada masa lalu. Natal adalah sebuah drama kehidupan. Drama tentang penolakan terhadap anak manusia yang terus dialami pada zaman ini. Penolakan terhadap kemanusiaan dan citra manusia sebagai ciptaan Tuhan tetap terkjadi di dalam kehidupan di atas bumi ini. Peristiwa kekerasan Orisa di India. Kita dikejutkan oleh pemboman di India yang memakan banyak nyawa anak manusia sebuah pelecehan terhadap kemanusiaan yang dimiliki oleh semua orang sebagai sebagai citra Allah. Kita dikagetkan oleh kematian kurang lebih enam ratusan anak manusia akibat peperangan di Irak. Kita dikejutkan oleh penebangan hutan yang menimbulkan kepanasan global di atas bumi ini. Dan masih banyak peristiwa sepanjang tahun ini yang mencerminkan penolakan dan penerimaan, hitam dan putih yang mewarnai kehidupan perzirahan kita.


Natal ini kita mau hidup baru. Kita mau kembali rekonsiliasi dengan Tuhan dengan alam, dengan sesama dan dengan diri sendiri. Kita mau bersama para Kudus dan para Malaekat berseru : Kemuliaan di Surga dan Damai di Atas Bumi sebagai komitmen kita bersama. Semoga kita kemuliaan bersama para malaekat dalam liturgi sebagai seorang religius tetapi tidak menjadi peleceh yang merusak alam dan sesama serta diri sendiri. Denga demikian identitas kita jelas yaitu memuji Tuhan dan menghormati perbedaan sebagai wujutnyata kehidupan iman dan kemanusiaan sebagai dua sisi mata uang yang membentuk tubuh kehidupan kita secara utuh. Insipirasi Bacaan-Bacaan Suci Malam Natal Tahun A.B.C. dan Hari Raya Natal Siang Tahun A.B.C.Malam Natal bacaannya dari Yes 9 : 1 6; Tit 2 : 11 - 14.Injil Luk 2: 1- 14. Natal Siang bacaannya dari Yes 52 : 7 -10; Ibr. 1 : 1 - 6; Yoh 1 : 1 - 18 : Misionaris Natal Bergembiralah.

MENGAPA PERARAKAN BAYI YESUS PALING DEPAN

Yesus nomor satu umant manusia, kita semua adalah angka nol. Angka nol hanya berarti jika nol itu diletakkan setelah angka satu. Demikian juga kita sebagai orang yang beriman.


Salam

Beny Mali

UPACARA PERARAKAN MALAM NATAL

Pra-Upacara dengan satu lagu adven


Antipon Pembukaan

Do = C


5 4 2 4 5 5. 5 6 5 6 5 4.
Raja - da- mai di - mu - li - a - kan;
5 4 5 6 i i 7 6 6 7 6 5. 5 4 2
Se- lu-ruh - du-ni - a i - - ngin me-man-dang
4 4 5 5. //
Wa-jah - Nya



I : Tuhan telah menyatakan, alleluya
U: Selamanya, alleluya

I: Marilah kita berdoa.
Allah, Engkau telah membuat malam tersunyi ini bergilang-gemilang dengan cahaya terang yang benar; Kami mohon kepadaMu, berilah supaya kami yang mengenal rahasia terangNya di dunia ini, juga dapat menikmati kesukaan terangNya di surga: yang hidup dan bertakhta dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala abad.
U: Amin

I. Sabda Sudah menjadi daging, alleluya
U. Dan tinggal di antara kita, alleluya

I.Marilah kita berdoa :
Kami mohon kepadaMu, Allah yang Mahakuasa, berilah: supaya kami yang masih terbelenggu dalam perbudakan lama di bawah beban dosa ini, dibebaskan oleh kelahiran baru PuteraMu yang tunggal yang menjadi manusia. Karena Tuhan kami Yesus Kristus PuteraMu yang hidup dan bertkhta dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala abad.
U. Amin.

Imam Mendupai Patung Kanak-kanak Yesus.


DOA Bersama Umat
Di depan patung Kanak-kanak Yesus

Telah tampak kepada kita kebaikan dan kasihsayang Tuhan, Juru Selamat kita. Mari kita menyembah sujud Dia. Puji kepada Allah di tempat tinggi. Dan damai bagi manusia di atas bumi yang berkehendak baik. Ya Yesus, Putera ilahi, kami datang dengan rendah hati dekat palunganMu dan menyatakan hormat serta kasih kami kepadaMu. Kami menghormati Dikau sebagai Allah dan Tuhan kami, dan kami memuji kebesaran dan kemuliaan surgawiMu. Kami bersyukur kepadaMu karena Engkau memandang dengan kasihsayang akan kemelaratan kami, dan sudi turun dari tahktaMu ke atas bumi sebagai seorang anak yang lemah dan tak berdaya. Kami bersyukur kepadaMu, Ya Bapa Surgawi karena Engkau mengutus PuteraMu yang tunggal ke dunia untuk menebus dan menyelamatkan kami. Kami bersyukur kepadaMu ya Allah Roh Kudus karena dengan kuasaMu telah terlaksana penjelmaan Putera Allah atas peri yang mengherankan. Ya Tritunggal Mahakudus, bantulah agar kami dapat membalas kasihMu yang begitu besar itu dengan kasih pula. Kuatkanlah hati kami supaya kami meniru teladan Anak Yesus dalam kerendahan hati.

Marilah kita berdoa memohon rahmat bagi kaum kafir. (Imam Celebran Utama)

Ya Yesus, pancarkanlah sinarMu yang terbit pada malam Natal ini ke atas bangsa yang tersesat dan diliputi kegelapan kafir, agar segera mereka kembali kepadaMu Raja yang benar, yang mengasihi dan menyelamatkan kami.

Marilah kita berdoa untuk seluruh Umat Allah. (Imam Celebran Utama)

Ya Yesus kami mohon berkatMu untuk Bapa Suci, Para Uskup dan imam-imam kami. Berilah semangat dan kegiatan dalam hati segala orang Kristen supaya demi pesta Natal ini kami menghantar banyak orang berdosa kembali kepadaMu, Gembala Agung jiwa-jiwa.

Marilah kita berdoa untuk kita sekeluarga ini dan untuk segala orang yang kita kasihi (Imam Celebran Utama).

Ya Anak Yesus kami minta juga berkatMu untuk kami semua dan kami masing-masing; untuk ibu dan bapa, serta segenap keluarga, semua sahabat dan kenalan kami dan semua penderma kami. Semoga kami semua menikmati rahmat pesta kelahiranMu. Amin.

PERARAKAN KE KAPEL :

Urutan : Pembawa Patung Kanak-kanak Yesus – Umat – Misdinar - Imam

Untuk nyanyian waktu perarakan ke Kapela: MALAM KUDUS

Ayat 1. Malam Kudus, Sunyi Senyap BintangMu gemerlap, Juru selamat manusia, sudah turun dari surga, Kristus Penebus dunia, Raja Mahamulia.

Ayat.2.
Malam Kudus, sunyi senyap, DombaMu berderap, Para Gembala yang jaga, Menghadap Yesus Sang Putra, Lahir dalam haru, Lahir dalam haru.

Ayat. 3.
Malam Kudus, Sunyi Senyap, TidurMu t’lah lelap, Angkasa raya dan bumi, Mendamba cinta ilahi, cahya cinta bakti, cahya cinta bakti.


Setelah semuaUmat di dalam kapela, Pembawa Kanak-kanak Yesus(tetap menggendongYesus), misdinar dan imam Celebran Utama berdiri di depan Kandang Nata. Lalu menyanyikan:



7 2 7 2 3 2. 2 2 3 2 i i 2 i i 7 i
Terbit Ca ha - ya da lam - ke ge la - - pan - -
i 7 6 7 i 2 6 5. 5. / 6 i i i i
Ba - gi o - - rang tulus. I- a- lah Tu-han
6 i 7. 6 5 7 6 5. 5. //
Yang A dil dan Pe-nya-yang ka - mi


I. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan, alleluya.
U. Yang datang dari Allah kita, alleluya

I. Marilah kita berdoa.
Kami mohon kepadaMu, Allah yang Mahakuasa, berilah, supaya kami, yang dilimpahi terang baru dari SabdaMu yang menjadi manusia itu, mencahayakan hati kami. Karena Tuhan kami Yesus Kristus PuteraMu yang hidup dan bertahkta dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus Allah sepanjang segala abad.
U. Amin

Patung Kanak-kanak Yesus diletakkan dalam palungan oleh imam, sesudah itu mendupainya, dilanjutkan dengan mendupai altar dan sesudah itu MENYANYIKAN MAKLUMAT KELAHIRAN YESUS KRISTUS oleh petugas.

EKARISTI MALAM NATAL


Celebran Utama : Provinsial
Conceleran : Rektor dan Rm. Thoby SVD

PENGALAMAN PENDERITAAN MELAHIRKAN KEDEWASAAN DIRI

Waktu kecil seorang anak yang berusia delapan tahun dtinggal ibunya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang mendatangkan banyak hasil yang memuaskan. Pada hal anaknya yang tunggal ini sangat membutuhkan pendampinagan orang tuanya dalam hidup dan dalam mengerjakan tugas-tugasnya terlebih anak tunggal ini sangat membutuhkan cinta kasih dari orang tuanya. Kebutuhan akan kasih orang tua tidak dialami atau tidak terpenuhi dalam masa kecilnya dan itu saat dewasa anak itu mendatangkan aneka penderitaan dan luka bathin yang sangat mendalam dalam diri anak tunggalnya yang sekarang telah menjadi mandiri dan lulusan kedokteran dengan prestasi cumlaude.


Dokter ini sadar bahwa kalau seandainya ibunya waktu kecil pada usianya yang ke delapan, ibunya ini tidak meninggalkan dia maka dia tidak akan menjadi pribadi seperti sekrang ini. Sejak ditinggal pergi ibu karena kejar karier atau kerha itu, si anak ini mempunyai tekat bahwa meskipun saya tidak didampingi oleh kedua orang tuaku dalam kerja tugas dan studi saya seperti teman-tamanku, saya akan berjuang keras seorang diri dan saya ingin membuktikan bahwa saya akan mampu menjadi seorang pejuang yang berprestasi. Kenyataan membuktikan bahwa sejak kecil sampai merebut kedokteran dia selalu menjadi pribadi yang sangat berprestasi dan hampir selalu menjadi bintang kelas.


Menarik sekali bahwa dia menemukan bahwa Tuhan memberi rahmat yang berlimpah kepada saya ketiga ditingal pergi oleh kedua oran tua karena memilih lebih pada pekerjaan dan demi ekonomi sebagai penopang utama masa depan dirinya sebagai anak tunggal dari bapa dan mamanya. Dia ingin berjuang dan bekerja keras seperti kedua orang tuanya. Dia iangin sukses dan berhasil seperti kedua orang tuanya yang sukses dalam pekerjaan dan mendatangkan hasil yang sangat memuaskan. Dia bersyukur sekali bahwa dia menjadi orang yang berhasil dalam masa kecilnya yang tidak mengalami kasih yang utuh dari kedua orang tuanya.


Menarik sekali dan sangat mengagetkan bahwa setelah menjadi dokter yang berprestasi, dia setelah berkeluarga dia memutuskan meninggal tugas dokternya dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dia menentukan sebuah pilihan hidup dimana dia mengutamakan perhatian dan mencurahkan seluruh energinya kepada mencintai anak-anaknya, mempperhatikan studinya, memperhatikan makanan dan situdinya, memperhatikan hidup disiplin anak-anaknya, doa anak-anaknya, memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Dia meninggalkan tugas dokternya dan mencurahkan seluruh dirinya untuk melayani anak dan keluarga. Satu pilihan hidup yang sangat luar biasa. Ibu ini memilih itu karena dia tidak ingin anak-anaknya dan suaminya tidak mengalami kekurangan kasih yang sejati dari dirinya sebagai orang tua maupun sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang ideal. Dia tidak ingin agar pengalaman masa kecilnya yang ditinggal kedua orang tuanya karena kerja tidak mau dialami oleh anaknya. Sebuah pilihan hidup yang sungguh mulia. Dia mau menyelamatkan dunia bukan dari orang lain tetapi dari dirinya sendiri yang dimulai dari sebuah keluarga sebagai gereja yang pertama dan utama. Dia mau supaya anak-aaknya mengalami kasih yang sejati dari dirinya.Dia sungguh yakin bahwa pelayanan yang sejati kepada anak dan suaminya akan mendapat penghargaan yang luar biasa dari suami dan anak-anaknya. Dia yakin kalau saat ini saya sunguh dari hati yang tulus memberi kasih dan perhatianku kepada anak-anak dan suaminya maka pada suatu saat ketika usia lanjutnya atau sakit maka suami dan anak-anaknya juga pasti mengikuti contoh baik dari dirinya yang telah dia tanamkan dalam keluarga khusus dalam diri anak-anaknya dan suaminya.Dia mau akan kembali bekerja penuh sebagai dokter kalau anak-anaknya sudah mandiri. Ibu ini sungguh luar biasa. Kalau semua ibu seperti ibu ini maka keselamatan mulai dari keluarga akan semakin terasa dalam kehidupan masyarakat kita***

"AGAN BULA HO'ON" DI KUBURAN LELUHUR DAN TUGUH LELUHUR

Suku Bunak merayakan adat syukuran setelah seorang Suku Bunak sembuh dari sakitnya. Penyakit itu bukan karena soal medis seratus persen. Suku Bunak merasa yakin bahwa sakit itu datang dari kemarahan leluhur pertama yang orang Bunak menyebutnya dalam bahasa "POR GOMO" dan juga sakit itu datang dari kemarahan jiwa anggota suku yang telah meninggal dunia terhadap seorang anggota suku yang sedang sakit.

Keyakinan itu menjadi kepercayaan publiki suku Bunak. Pelegitimasi adalah para dukun kampung yang menebak sumber penyakit dia yang sedang sakit. Semua anggota suku mengakui dukun kampung di dalam geografis suku Bunak. Pengakuan itu muncul dari pemimpin suku atau ketua suku sampai dengan anggota suku pada umumnya. Pengakuan ini membuat gerak dukun dalam menebak sumber penyakit si sakit secara leluasa tanpa ada partai oposisi terhadap dukun.

Pengamatan penulis selama mengikuti sang dukun penebak sumber sakit itu meliputi tiga hal ini. Pertama, dukun menebak sumber penyakit itu dari para suanggi yang ada di suku Bunak dan selalu berelasi dengan si sakit. Orang yang suanggi dalam suku Bunak dikenal dalam sebutan "PUAN" artinya suanggi yang memberi kekuatan jahat kepada orang yang sakit. Mengapa kekuatan jahat puan itu ditanggung oleh orang yang sakit itu? Karena orang yang sakit itu dalam hidup berelasi dengan orang yang "PUAN" itu pernah membuat orang yang "PUAN" itu sakit hati karena kata-katanya kasar dan permintaannya tidak si sakit menerima atau mengabulkannya. Si Sakit itu tidak memenuhi permintaan Puan pada dirinya. Kebencian "PUAN" itu tersalur lewat kekuatan jahat yang dikirim kepada si sakit. Tebakan si dukun atas sumber penyakit si sakit ini meminta upah berupa beras, korban binatang, uang serta minuman alkohol tertentu. Si dukun akan memberi permintaan PUANG pada si sakit dalam bentuk simbol. Maksudnya, uang atau beras atau apapun yang pernah diminta "PUAN" pada si sakit, harus diingatkan kembali si sakit di waktu yang lalu, dan itu harus diberikan kepada si "PUAN" lewat adat pengembalian kekuatan jahat kepada pengirim kekuatan jahat yaitu "PUAN". Dukun akan meminta siri, pinang, kapur, dan beras pada sebuah wadah yang telah diciptakan dari anyaman lalu dukun hening dan mengucapkan mantra-mantra dilanjutkan memberikan uang atau materi yang sebelumnya diminta kepada si sakit, lewat si sakit menyerahkan kepada si "PUAN" dengan kata-kata dukun yang isinya memberikan materi berupa uang, beras yang "PUAN" butuhkan dengan kata-kata minta maaf dan menyuruh si "PUAN" tidak mengganggu si sakit di waktu-waktu yang akan datang. Adat ini implisit mengakui kedudukan "PUAN" pada tempat yang suerior dalam relasi sosial masyarakat suku Bunak. Perasaan rendah diri rakyat sederhana di hadapan "PUAN" pembawa kekuatan jahat bagi sesama dalam relasi. Mereka yang "PUAN" pembawa kekuatan gelap dalam masyarakat secara adat tetap diakui keberadaannya. Ada ketakutan yang tidak terungkap dalam diri manusia Bunak yang bukan "PUAN" atau pembawa kebaikan bagi sesama dalam berelasi. Ketertindasan oleh keberadaan "PUAN" dalam hidup masyarakat suku Bunak yang memperlemah kekutan dalam diri rakyat bukan "PUAN" untuk mudah dikuasai Kekuatan jahat "PUAN". Keberadaan Kekuatan jahat atau kekuatan Gelap "PUAN" menjadi penjajahan psikologis dan sosial dalam ruang lingkup suku Bunak. Kerapkali kelompok khusus mereka yang tergolong sebagai manusia "PUAN" berdasarkan pegalaman berulang-berulang, mereka itu dijauhkan dalam berelasi. Mereka menjadi orang asing atau terasing dalam hidup bersama suku Bunak. Namun semakin mereka diasingkan semakin mereka menjadi-menjadi menajamkan kekuatan jahat atau kekuatan gelab yang mereka kirim kepada sesama yang bukan "PUAN" dan menimbulkan kematian. Proses kematian seorang yang irasional itu kalau diproses maka kerapkali si "PUAN" yang dianggap penyebab kematin itu mengakui dirinya yang membawa kematian tersebut. Eksistensi kekuatan jahat yang melekat dalam diri mereka yang "PUAN" ini dipandang masyarakat setempat sebagai warisan leluhur yang masih mencari-cari peluang untuk menghilangkannya dalam wilayah geografis suku bangsa Bunak. Semacam sebuah misteri kejahatan yang masih dalam sebuah pergulatan panjang untuk ditiadakan keberadaannya.


Kedua, dukun menebak sumber penyakit si sakit itu berasal dari kemarahan pemilik jiwa si sakit yang tidak peduli kepada pemilik jiwa si sakit itu. Pemilik jiwa si sakit itu dalam bahasa Bunak disebut "POR GOMO" yang berdiam di sebuah tuguh yang disusun dari bebatuan dekat sebuah sumber air sebagai tempat pertama tibanya leluhur di situ dan di situlah lahir manusia suku Bunak yang berkembang maju sampai saat ini.Tebakan sang dukun ini dipandang benar oleh anggota suku yang seorang anggotanya sedang sakit dan sumber penyakitnya sedang sang dukun menebak sumber penyalitnya itu. Pemulihan relasi harmonis si sakit dengan "POR GOMO" itu membtuhkan sejumlah uang, beras, binatang korban, minuman beralkohol dan siri,pinang dan kapur serta uang lelah kepada jasa dukun sang penebak sumber penyakit si sakit.Pemulihan itu dikenal dalam bahasa Bunak "BULA HO'ON" yang dipimpin oleh "AGAN" artinya dukun kampung suku Bunak. Adat pemulihan relasi harmonis antara si sakit dengan "POR GOMO" itu berlangsung di tuguh yang disusun dari bebatuan tempat perdana para leluhur perdana tiba. Tuguh itu dalam bahasa Bunak disebut "BOSOK". Di atas tuguh inilah "AGAN BULA HO'ON" artinya dukun menyelenggarakan adat pemulihan relasi harmonis antara dia yang sakit dengan "POR GOMO" pemilik dan penguasa atas jiwa si sakit.

Ketiga, Dukun menebak sumber penyakit berasal dari kemarahan para anggota keluarga yang telah meninggal karena si sakit tidak memperhatikan atau lupa mereka. Tebakan ini benar maka diadakan pemulihan relasi harmonis dengan jiwa para pendahulu di kuburan jiwa leluhur yang marah terhadap dirinya. Di atas kuburan dia yang marah terhadap si sakit, dukun itu mengadakan "BULA HO'ON". Adat pemulihan kembali relasi harmonis dengan leluhur di atas kuburan itu membuthkan sejumlah uang jasa bagi sang dukun yang menebak sumber sakit itu, beras, korban binatang dan sirih, pinang, kapur dan kain adat dan wadah-wadah yang terbuat dari anyaman. Dengan adat pemulihan yang dipimpin oleh dukun itu, diakui oleh suku Bunak sebagai jalan menuju kesembuhan si sakit.


Keunikan adat pemulihan kembali relasi harmonis si sakit dengan para leluhur maupun dengan mereka yang telah meninggal di atas kuburan maupun di atas tuguh tempat perdana tiba di Suku Bunak itu melahirkan beberapa catatan kritis bahwa para leluhur itu seperti pisau bermata dua bisa membantu tetapi juga mengganggu dalam arti menyakiti yang diyakini sebagai kekuatan jahat yang datang dari para leluhur. Para leluhur itu selalu ingin diperhatikan oleh setiap generasi lewat adat dan lewat kontak bathin dengan para leluhur. Itu adalah jalan para leluhur senantiasa menyalurkan rahmatnya yang berlimpah kepada generasi suku Bunak. Generasi suku Bunak zaman ini tersebar di segala ujung bumi karena dunia ini semakin mudah terjangkau, maka hanya lewat media komunikasi khususnya lewat tulisan dalam Buku ini yang dapat dibawa oleh setiap generasi suku Bunak di segala ujung bumi untuk membaca buku ini dan isinya direnungkan dengan demikian kesadaran anggota suku di luar geografis suku Bunak dibangkitkan untuk tetap membangun relasi harmonis dengan para leluhur pertama dan sesudah mereka. Buku ini adalah jiwa LELUHUR yang selalu menjadi pengingat setiap anggota suku Bunak untuk tiada bosan-bosannya membangun relasi harmonis berelanjutan dengan para leluhur agar para leluhur tidak kesepian dalam keleluhurannya karena anak muda generasi berikut tetap membawa kemudaannya dalam membangun relasi dengan para leluhur sehinngga yang tua (leluhur) diimbangi dengan kemudaan generasi muda suku Bunak yang selalu mengadakan kontak bathin dengan para leluhur, dan diyakini sebaliknya, para leluhur terus mengalirkan berkat bagi generasi muda suku Bunak yang selalu rindu KEMBALI KE AKAR yaitu para leluhur yang telah menurunkannya. Bacalah buku, tulisan ini, karena ini adalah ROH LELUHUR yang tampil dimata pembaca suku Bunak yang selalu rindu kesehatannya. ***

LOUIS BERTHE ADALAH ANTROPOLOG SUKU BANGSA BUNAK









LOUIS BERTHE ANTRROPOLOG SUKU BANGSA BUNAK MENULIS TENTANG SUKU BUNAK TERTUANG DALAM BUKU MONUMENTAL YANG TERPAMPANG DALAM TATAPAN ANDA. DIA MEMBER JUDUL "BEI GUA" (BAHASA BUNAK), ARTINYA ASAL-USUL LELUHUR SUKU BANGSA BUNAK. SETELAH SAYA MEMBACA, JUDUL BUKU INI SANGAT SPESIFIK HANYA TENTANG PARA LELUHUR SUKU BUNAK. SAYA LEBIH MEMILIH JUDUL "EN GUA" (BAHASA BUNAK), ARTINYA ASAL-USUL MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SUKU BUNAK. SUKU BUNAK MAU MENGETAHUI ASAL-USULNYA LEWAT BUKU INI.

LOUIS BERTHE

















LOUIS BERTHE ANTROPOLOG BUNAK. BELIAU BERKEBANGSAAN PRANCIS. DIA MENULIS PERJALANAN LELUHUR SUKU BUNAK DALAM BUKU INI YANG BERJUDUL "BEI GUA" ARTINYA MENGIKUTI JEJAK LELUHUR. DENGAN DEMIKIAN JUDUL INI SANGAT SPESIFIK. SAYA LEBIH SUKA MEMILIH JUDUL BUKU INI "EN GUA" ARTINYA ASAL-USUL MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SUKU BANGSA BUNAK.