Kotbah Misa Harian, Jumat 30 November 2012



BEKERJA MAPAN
MENUJU YANG LEBIH MAPAN

Rom  10 : 9 -18; Mat 4 : 18 – 22
Kotbah Misa Harian, Jumat 30 November 2012
Di Soverdi Surabaya


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Manusia berusaha mendapat pekerjaan yang mapan. Pada saat orang mencapai dan mengalami sebuah pekerjaan yang mapan, orang lebih merasakan ketenangan di dalam hidupnya daripada sebelumnya masih bekerja secara serabutan.

Orang yang meninggalkan sebuah pekerjaan yang kelihatannya mapan menuju sebuah pekerjaan lain bisa ditentukan oleh sebab-sebab tertentu. Melihat pekerjaan mapan yang ditinggalkan kurang memberikan profit yang lebih baik dan atau lebih menguntungkan. Sedangkan pekerjaan yang baru lebih besar penghasilannya, dalam menata masa depan yang lebih baik untuk kesejahteraan dan kemajuan. Orang dapat meninggalkan sebuah pekerjaan yang kelihatannya mapan dan mencari pekerjaan yang baru karena orang tidak merasa bahagia dalam pekerjaan yang ditinggalkan, karena kurang bisa bekerja sama dan kurang mendapat nilai kebagiaan di dalam pekerjaan itu, sedangkan di tempat pekerjaan yang baru, orang merasa lebih nyaman dan lebih banyak mengalami sukacita karena persaudaraan dan kepekaan antar sesama sekantor dalam hidup sehari-hari. Orang juga dapat meninggalkan sebuah pekerjaan mapan menuju sebuah pekerjaan yang baru karena dalam pekerjaan yang ditinggalkan kurang mendapat nilai yang lebih yaitu kurang lintas budaya, dan di tempat pekerjaan yang baru, orang lebih merasa diperkaya oleh keanekaragaman budaya para pekerja yang berasal dari berbagai tempat dan suku. Nilai internasionalitas dalam hidup dan pekerjaan menarik orang untuk bergabung di dalamnya sedangkan pekerjaan yang ditinggalkan lebih berwarna seasal, sedaerah, sekeluarga, dan kurang pengalaman lintas budaya dalam pekerjaan dan pelayanan.

Para murid yang kelihatannya mempunyai pekerjaan yang mapan meninggalkan pekerjaannya itu lalu menjadi pengikut Yesus, merupakan sebuah tindakan dan keputusan yang menarik perhatian dan refleksi kita untuk menemukan apa kekuatan dasar yang ada di balik tindakan mereka itu, sehingga mereka tergerak meninggalkan pekerjaan mapan dan kemudian mengikuti Yesus.

Saya merasa  bahwa ada yang paling menarik perhatian para murid sehingga sekali dipanggil Yesus, mereka langsung mengikuti-Nya. Ada sesuatu yang lebih dari Yesus sehingga mereka meninggalkan pekerjaan mapannya dan kemudian menjadi pengikut Yesus, dengan kerja utama adalah melayani banyak orang di segala tempat.


Secara ke dalam, komunitas Yesus adalah komunitas yang  sangat tinggi semangat internasionalitasnya  dan itu menjadi sebuah kekayaan yang dihadirkan oleh Yesus sebagai formasi dasar bagi formasi berlanjut dalam karya pastoral di lapangan.

Pekerjaan baru yang mereka geluti adalah pelayan yang menjadi terang dan garam bagi banyak orang. Dalam pelayanan sebagai misionaris, mereka mempunyai satu pemimpin yaitu Yesus. Mereka mempunyai satu visi yaitu Kerajaan Allah. Mereka mempunyai satu misi yaitu menyelamatkan semua orang melintas batas etnik, asal usul dan warna kulit.   Bermisi untuk menyelamatkan semua melintas batas adalah sebuah gerakan bersama. Pertanyaan kita adalah dimana hal itu dikatakan sehingga menjadi kekuatan mereka atau yang menjadi hal utama yang menarik banyak orang untuk menjadi pelayan Tuhan dan misionaris?

Dalam bacaan pertama, dikatakan : “… tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.”  Di hadapan Tuhan, semua orang setara dan sederajat. Semua orang adalah ciptaan Tuhan. Semua orang adalah manusia yang memiliki kemanusiaan. Tuhan melihat semua orang sebagai orang beriman yang berkemanusiaan dan berkemanusiaan yang beriman. 


Karakter komunitas Yesus yang dibangun di atas dasar iman dan kemanusiaan. Komunitas itulah yang menarik orang meninggalkan kemapanan pekerjaan menuju pekerjaan yang lebih mapan yaitu menjadi penjala manusia.


Setiap pekerja pasti merasa bahagia kalau selalu diorangkan, diperlakukan sebagai orang yang berperikemanusiaan dalam kehidupan dan pekerjaannya sehari-hari. Sebaliknya, pekerja yang ditindas, diperlakukan sesuka hati oleh majikan, atau sesama pekerja, maka cepat atau lambat pekerja yang diperlakukan secara tidak manusiawi, akan meninggalkan pekerjaan itu dan mencari pekerjaan yang lebih baik dan nyaman.