Kotbah Misa Harian, Sabtu 1 Desember 2012



KEGADUHAN &
OLAH ROHANI

(Why 22:1-7; Luk 21:34-36)
Kotbah Misa Harian,
Sabtu 1 Desember 2012
di Soverdi Surabaya


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Tajuk Rencana Kompas Jumat 30 November 2012, hal. 7 menurunkan judul tulisan: Kegaduhan Politik. Isinya adalah kegaduhan politik antara politisi dan para elite yang mementingkan kepentingannya sendiri, mengganggu konsentrasi membangun Indonesia secara adil dan merata. Kegaduhan itu mengorbankan rakyat kecil yang merindukan kesejahteraan umum. Masyarakat pun mulai tidak percaya pada politisi dan para elite yang membuat gaduh dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri.


Kegaduhan sosial mengganggu konsentrasi pembangunan masyarakat Indonesia secara adil dan merata. Demikian pun kegaduhan personal karena sibuk dengan persoalan-persoalan duniawi sangat mengganggu konsentrasi dalam olah rohani. Setiap pribadi memerlukan ketenangan diri dan kedamaian diri, sungguh sangat mendukung olah rohani menuju kematangan dan kedewasaan pribadi dalam bidang spiritual. Ketenangan personal yang memiliki kedisiplinan dalam olah rohani, akan berdiri kokoh dalam aneka godaan duniawi yang datang mendampingi perjalanan hidupnya. Sedangkan kegaduhan pribadi dalam pesta pora dan kemabukan, mengarahkàn diri pada kejatuhan dalam godaan duniawi yang menyesatkan dan dapat merusak masa depan hidupnya.


Kedisplinan dalam olah rohani yaitu berdoa membuat pribadi kokoh dalam setiap kesulitan dan godaan duniawi. Seorang yang berdoa secara disiplin memiliki kekuatan karena selalu hidup dalam Tuhan. Keselamatanpun menjadi miliknya ketika HARI TÙHAN yang kedatangannya secara tiba-tiba. Selalu berjaga dan berdoa, hidup dalam Tuhàn dalam setiap saat dan tempat adalah jalan keselamatan bagi orang beriman. Maka tepat Yesus bersabda : "Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan jangan sampai HARI TUHAN (KEMATIAN) tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa, sambil berdoa, agar kalian mendapat kekuatan
untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."


Apakah kita hidup disiplin berdoa dipandang sebagai kebutuhan pokok bagi kedewasaan kerohanian kita, atau kita selalu beralasan tidak mempunyai waktu untuk berdoa secara disiplin? Masih ingatkah Bapa dan Mama kita ketika kita masih kecil, setiap malam selalu berdoa bersama keluarga, doa rosario bersama, ke Gereja bersama, ikut kerja bakti di Gereja bersama, ikut arisan bersama di Lingkungan, wilayah dan paroki, terlibat dalam manajemen paroki yang terbuka, jujur dan transparan? Kalau masih ingat dan itu ada pengaruh besar di dalam formasi diri dalam kehidupan spiritual, maka mulai saat ini kini dan di sini, membangun bangunan kehidupan doa yang rapi, tertip dan disiplin.  Manfaatnya ganda, masa kini di dunia menerima keselamatan dari Tuhan dan masa yang akan datang di Surga akan memperoleh keselamatan dalam Tuhan.