Homili Sabtu 4 Mei 2013




ROH KUDUS BERKARYA : Meluas vs Menyempit
*P. Beny  Mali, SVD*
Karikatur karikatur dalam Koran Kompas dan Jawa Pos beberapa Minggu terakhir ini menampilkan Kekuasaan Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif, yang jauh dari warna negarawan, tetapi hanya dijiwai oleh politisi. Seorang negarawan berkuasa untuk mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan serta keselamatan bersama. Sebaliknya seorang politisi lebih menjadikan kepentingan pribadi sebagai subyek dalam seluruh kekuasaannya. Misalnya karikatur hari Sabtu Lalu tanggal 27 April 2013, dalam opini Jawa Pos, menampilkan caleg yang berasal dari satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, lalu di pojok kiri atas tertulis “Mari kita perjuangkan dan pertahankan Negara Keluarga Republik Indonesia (NKRI)”.
Opini Kompas Sabtu 6 April 2013 menurunkan Karikatur tentang pemimpin yang politisi bukan negarawan. Karikatur Kompas itu melukiskan penguasa politisi yang mengutamakan kepentingan partainya daripada kepentingan seluruh rakyat Negara Republik Indonesia. Kalau caleg yang berasal dari satu keluarga itu kelak terpilih karena memiliki keuangan yang cukup untuk membeli suara dalam pileg, maka saya yakin hampir seratus persen, mereka hanya memperjuangkan kesejahteraan keluarganya, dan kesejahteraan anak, cucu mereka, mengabaikan kesejahteraan seluruh rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Artinya Karya keselamatan yang mereka bangun adalah karta keselamatan keluarga bukan karya keselamatan umum. Mereka menyempitkan keselamatan hanya pada lingkup keluarga mereka, menutupi pintu keselamatan bagi semua orang lintas batas.
Bacaan pertama hari ini sangat kontras dengan pemahaman Karikatur itu yang menyempitkan keselamatan hanya pada keluarga, tidak mengutamakan keselamatan yang meluas kepada semua orang lintas batas.  Karya Roh Kudus Allah yang membawa keselamatan bagi semua orang lintas batas, sungguh-sungguh menjadi nyata di dalam karya Paulus dan Silas. Mereka mewartakan Kristus Yang Bangkit, dibimbing oleh Roh Kudus Kristus Yang Bangkit, pergi kepada bangsa-bangsa, Asia dan bahkan sampai Eropa mewartakan Kebangkitan Kristus dan disambut secara positif sehingga anggota Gereja Kristiani semakin hari semakin berkembang baik dalam jumlah maupun dalam mutunya.  
Keunikan Kristiani berbeda dengan Agama Yahudi. Orang Yahudi menyempitkan karya keselamatan Allah hanya pada keluarga bangsa Yahudi. Mereka berpandangan bahwa orang di luar bangsa Yahudi adalah orang kafir yang jauh dari keselamatan Allah. Sebaliknya Orang Kristiani adalah orang yang memiliki pemahaman bahwa Keselamatan itu meluas melanggar batas-batas yang dipahami agama Yahudi. Hal itu terbukti di dalam pewartaan para rasul dan para murid tentang kebangkitan Kristus, dan mujizat yang mereka lakukan di dalam nama Yesus.
Perbedaan pola pemahaman tentang keselamatan antara orang Yahudi dengan orang Kristiani inilah menjadi latarbelakang kelahiran Agama Kristiani. Kisah Para Rasul 11 : 26, menulis bahwa Kekristenan pertama kali lahir di Anthiokia. Agama ini menjadi antitesis terhadap Agama Yahudi. Agama Yahudi sebagai Agama Senior merasa diri dihina oleh Agama Yunior atau agama balita. Ada berbagai penolakan dan bahkan penganiayaan terjadi atas agama balita itu. Wilayah teritori Yahudi menjadi sebuah wilayah yang sulit bagi Agama Kristen terus berkembang. Maka pola pemahaman bahwa Keselamatan Kristus yang bersifat universal, menjadi daya kekuatan dan keberanian dalam usaha orang Kristiani perdana untuk menyebarkan Agama Kristen di luar wilayah Yahudi.
Paulus dan Silas membuktikan itu dengan usaha mereka mewartakan Agama Kristiani dari Asia menuju Makedonia dalam mendengarkan Roh Kudus yang menuntun mereka dan memberkati setiap perjuangan mereka dalam mewartakan Agama Kristen yang menganut kepercayaan kepada Kristus yang telah bangkit, yang membawa keselamatan yang meluas, bukan menyempit, sebagai contoh antitesis terhadap pemahaman keselamatan Agama Yahudi.
Kita sebagai imam dan suster, belajar pada pengalaman misi Paulus dan Silas yang mendengarkan Roh Kudus yang berkarya meluas lintas batas, dan berjalan di dalam tuntunanNya untuk satu tujuan yaitu menyelamatkan semua orang lintas batas, yang percaya kepada Kristus yang telah bangkit. Karya Keselamatan Roh Kristus yang bersifat universal itu pertama-tama kita hayati secara kedalam sebagai pribadi yang berimna kepada Kristus, kemudian secara ke dalam komunitas biara, dan itu menjadi basis kesaksian kita, untuk secara keluar dalam melayani semua orang langgar batas, untuk menyelamatkan semua orang. Hanya dengan itu kita menghadirkan karya Roh Kudus yang membawa sukacita dan kebahagiaan sejati bagi siapa tanpa pembedaan dalam perbedaan sebagai keindahan pelangi yang mewarnai keanekaraman dalam dunia global ini.

Homili Sabtu, 4 Mei 2013
Di Biara Ursulin  Darmo Surabaya
Kis 16 : 1 -10
Mzm 100
                               Yoh 15 : 18 – 21

http://youtu.be/IEcQbSAZrOg