SAKSI : Palsu vs Benar



SAKSI : Palsu vs Benar
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
                                                                                                        
Ada banyak persoalan mendasar yang ada dan terjadi di tanah air. Misalnya, Kasus kebakaran kantor Sekertaris Negara Republik Indonesia. Kasus Koruptor para pejabat di Negara Republi Indonesia. Kasus penembakan warga NTT di Penjara Jogjakarta. Persoalan-persoalan itu muncul dan mengalir seperti air yang mengalir tanpa memberikan solusi tuntas yang memberikan kepuasan kepada rakyat banyak.
Pertanyaan yang muncul adalah : Siapa yang memberikan kesaksian yang benar agar persoalan itu diselesaikan secara tuntas? Sangat dibutuhkan pemimpin yang berjiwa negarawan bukan politisi. Seorang negarawan senantiasa mengutamakan kepentingan bersama Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam menghadapi persoalan, dia memberikan kesaksian yang benar, bukan kesaksian yang palsu. Sebaliknya seorang politisi tampil dengan warna “abu-abu”, hanya untuk kepentingan pribadinya. Dalam mengahdapi persoalan, dia memberikan kesaksian yang “abu-abu” atau kesaksian yang palsu.
Injil hari ini menampilkan Yesus yang member Roh Kebenaran kepada para muridNya untuk memberikan kesaksian yang benar dalam situasi aniayah maupun dalam situasi aman; bukan kesaksian palsu. Kesaksian palsu atau “abu-abu” berasal dari roh iblis atau roh setan. Sebaliknya kesaksian yang benar berasal dari Yesus, Bapa dan Roh Kudus.
Kita dipanggil untuk menjadi nabi. Seorang nabi setia dan komitmen member kesaksian yang benar dalam hidup panggilannya, bukan saksi palsu.


Homili Senin 6 Mei 2013
Kis 16 : 11 – 15
Mzm 149
Yoh 15: 26 – 16:4a