Wajah Foto Orang Tua : Mirip vs Beda




WAJAH FOTO ORANG TUA : MIRIP  vs BEDA
*P. Beny Mali, SVD*
Introduksi
          Orang yang tidak tahu sesuatu, bisanya memiliki dua kemungkinan ini. Orang yang tidak tahu itu tetap diam dan tetap tinggal di dalam  ketidahtahuannya. Atau bisa jadi orang yang tidak tahu itu senantiasa tergerak untuk keluar dari ketidaktahuannya, dengan bertanya sebagai cara mencari jawaban yang menyelesaikan persoalan ketidaktahuan kita.
Kedua kemungkinan itu diletakan di hadapan kita lalu kita diminta untuk menentukan pilihan antara keduanya, tentu dapat diperkirakan bahwa kita akan lebih memilih kemungkinan yang kedua yaitu bertanya pada orang lain, agar kita diberi jawaban, dan kita keluar dari ketidaktahuan menjadi tahu apa yang kita cari. Orang yang tidak tahu, lalu bertanya kepada yang lain, akan mendapat jawaban yang dapat menyelesaikan persoalan ketidaktahuannya.
Filipus adalah tokoh yang ditampilkan di dalam Kitab Suci Khususnya di dalam Injil pada Hari Jumat Pertama Ini. Filipus tidak tahu siapa sesungguhnya Yesus. Filipus telah sekian lama tinggal bersama Yesus. Tetapi Filipus belum mengenal Yesus secara pasti. Apakah Filipus menghadapi persoalan pribadinya yang tidak tahu siapa sesungguhnya Yesus, lalu diam dalam ketidaktahuannya? Filipus bukan tipe orang yang diam. Filipus adalah tipe pribadi yang berbicara. Dia membicarakan ketidaktahuannya secara jujur kepada Yesus. Filipus tidak malu bertanya dia tidak tahu identitas Yesus. Filipus bertanya kepada Yesus? Yesus tunjukkanlah Bapa kepada kami, itu sudah cukup bagi kami. Yesus menjawab dan jawabannya itu membuat Filipus tidak bertanya lebih lanjut: “Barangsiapa melihat Aku, Melihat Bapa. Barangsiapa mengenal Aku, mengenal Bapa. Barangsiapa melihat Pekerjaan-pekerjaan-Ku, melihat pekerjaan Bapa yang mengutus Aku. Barangsiapa mendengar PerkataanKu, mendengarkan Sabda Allah”. Filipus diam setakah mendengar Jawaban Yesus kepadanya. Dia diam dan tidak bertanya lebih lanjut, menunjukkan bahwa Jawaban Yesus itu sesuai yang dia butuhkan dan dengan demikian Filipus menjadi lebih kenal Yesus dan lebih dalam mengenal Bapa. Mengenal Yesus sama dengan mengenal Bapa sama dengan mengenal Roh Kudus. Filipus lebih mengenal Tritunggal Maha Kudus. Filipus mengenal Wajah Yesus wajah Bapa Wajah Roh Kudus.

Homili

          Kita semua pasti di rumah memiliki dan menyimpan album foto wajah keluarga.  Di meja belajar atau meja kerja kita, mungkin di sudut meja kerja kita menyimpam foto wajah kedua orang tua kita. Di meja kerja saya, saya menyimpan foto wajah ayah dan ibu. Album orang tua itu berisi foto-foto ayah dan ibu, mulai dari pernikahan mereka, sampai di usia senja mereka. Kalau saya kangen sama kedua orang tua, kangen sama ayah dan ibu, saya mengambil album itu lalu membuka dari halaman pertama, sampai halaman terakhit sampail menatap foto wajah ayah dan ibu.
Lantas apa yang menarik di saat saya melihat wajah kedua orang tua dari usia muda sebagai keluarga muda sampai keluarga yang senior di usia yang lebih tua?  Saya menemukan sesuatu yang baru dalam pengamatan wajah foto kedua orang tua saya dari keluarga muda sampai keluarga senior. Wajah ayah dan ibu semakin lama hidup bersama, semakin bertambah usia dalam kebersamaan, semakin mirip, serupa, sapa wajah ayah dan ibu, wajah bapa dan mama.
Para psikolog berkata bahwa ayah dan ibu, bapa dan mama yang hidup semakin bertambah usia dalam kebersamaan, wajah ayah dan ibu semakin mirip, serupa, sama, itu menunjukkan bahwa Bapa dan Mama selama hidupnya, senanatiasa hidup kompak, hidup rukun, hidup damai, hidup sehati, dan serasa serta sekomitmen setia, cinta, berkorban satu terhadap yang lain dan terhadap masa depan anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada mereka.
Para piskolog pun sebaliknya mengatakan bahwa ketika ayah dan ibu semakin lama hidup bersama, semakin tampil beda yang ditemukan di dalam perwajahan bapa dan mama, itu menunjukkan bahwa kemungkinan ada persoalan dan konflik serta pembedaan yang tajam antara ayah dan ibu, yang tidak pernah dicarikan solusinya. Ayah kemungkinan tidak setia kepada isteri karena memiliki WIL. Ibu tidak setia kepada Bapa karena barangkali memiliki PIL. Konflik dominan di dalam hidup keluarga ayah dan ibu. Ayah dan ibu kelihatan secara fisik bersatu tetapi hatinya jauh satu dengan yang lain. Ayah sudah ke lain hati. Ibu sudah semakin ke lain hati.  
Para murid Yesus sudah sekian lama hidup bersama Yesus Sang Guru mereka. Wajah para murid, tidak semuanya mirip dengan Wajah Yesus. Mereka yang wajahnya tidak mirip dengan Yesus adalah Yudas Iskariot. Yudas Iskariot Wajahnya tampil sebagai muka koruptor. Dia mengambil uang kemunitas para murid untuk kepentingan dirinya. Karakter mata uang Yudas tampak dalam gambar Perjamuan malam terakhir, tangannya selalu memegang pundi-pundi.
Injil hari ini menampilkan Filipus yang telah lama hidup bersama Yesus. Tetapi waktu lama hidup bersama Yesus, belum membuat wajah Filipus mirip, serupa, dengan wajah Yesus. Filipus tidak  mirip pikirannya dengan pikiran Yesus. Filipus belum mirip kata-katanya dengan perkataan Yesus. Filipus belum mirip perbuatannya dengan perbuatan Yesus. Ketidakmiripan itu membuat Filipus bertanya kepada Yesus. Yesus tunjukanlah kepada kami Bapa, itu sudah cukup bagi kami. Itu sudah memuaskan kami.
Jawaban Yesus atas permintaan Filipus itu demikian. Filipus telah sekian lama engkau hidup bersama dengan Aku. Tetapi engkau tidak mengenal Aku. Aku berkata kepadamu: “Barangsiapa Melihat Aku, melihat Bapa. Barangsiapa mengenal Aku, Mengenal Bapa. Barangsiapa Mendengarkan PerkataanKu, Mendengarkan Sabda Bapa. Barangsiapa Mengalami Pekerjaan-PekerjaanKu, Mengalami Pekerjaan-Pekerjaan Bapa yang mengutus Aku”. Jawaban itu mendiami pikiran dan hati Filipus. Jawaban itu tidak menuntun Filipus untuk bertanya lebih lanjut. Hal itu menunjukkan bahwa Filipus telah mengerti jawaban Yesus. Pengertian itu menunjukkanbahwa Filipus semakin mirip dalam cara berpikir Yesus, cara berkata Yesus dan cara bertindak Yesus. Wajah Filipus pun semakin lama hidup bersama dengan Yesus, semakin mirip, serupa dengan Wajah Tuhan Yesus.
Kita yang merayaka Ekaristi Jumat pertama ini di Aula SMU Sta. Maria ini adalah orang-orang yang berada di bawah asuhan dan perlindungan persokalahan SMU St. Maria. Ada Guru yang berkerja dan mengabdi serta melayani di tempat yang berpelindungkan St. Maria dalam waktu yang lama. Semakin lama berada dan tinggal bersama Sta. Maria di tempat ini semestinya semakin mirip wajah kita dengan wajah Bunda Maria yang rendah hati, penuh pengabdian dan pelayanan kepada kehendak Allah yang menyelamatkan dan membangkitkan sesame, bukan menyalibkan sesama.
Kalau kita semakin lama tinggal dan berkarya di tempat ini, sebagai Guru, Karyawan, siswa-siswi, wajah kita semakin berbeda dengan wajah Bunda Maria, berarti fisik kita ada disini, tetapi hati kita jauh dari Bunda Maria yang selalu penuh cinta dan pengorbanan serta tetap setia kepada Tuhan, dengan mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus yang datang ke dunia hanya dengan satu tujuan yaitu menyelamatkan semua orang langgar batas, yang percaya kepadaNya.
Kita semua adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Semakin lama  hidup beriman kita kepada Tuhan Yesus, semakin mirip wajah kita dengan wajah Tuhan Yesus. Artinya pola pikir kita, perkataan kita, perbuatan kita mirip dengan Pikiran, Perkataan, Pekerjaan Tuhan Yesus yang imani. Kalau semakin lama hidup beriman kepada Kristus, wajah kita semakin berbeda dengan wajah Tuhan Yesus, maka Wajah kita perlu di-refresh, wajah kita perlu di re-instal, atau pada tahap tertinggi wajah kita perlu di-re-format dengan Format Wajah Yesus, agar kita memiliki Format Wajah Komputer sesuai dengan Wajah Komputer Tuhan Yesus.

Homili Jumat Pertama 3 Mei 2013
Di Aula SMUK. Sta. Maria Darmo Surabaya
1Kor 15:1-8
Mzm 19
Yoh 14: 6 - 14