IMAN DAN AKAL BUDI MELAHIRKAN MUJIZAT
Yes 29:17-24; Mat 9:27-31
Jumat Pertama, 7 Desember 2012,
Dari Jakarta Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Lautan manusia melintas batas agama, memadati sebuah stadion bola kaki pada saat diadakan doa penyembuhan di tempat itu. Ketika saya menyaksikan peristiwa itu, saya langsung mengarahkan pandangan saya pada peristiwa seminar tentang "Iman dan Akal Budi" yang diselenggarakan di sebuah universitas ternama, dimana pesertanya dapat dihitung dengan jari, walaupun pembicaranya adalah orang-orang yang berbobot dalam level lokal, domestik bahkan sampai dunia internasional.
Pertanyaan ini lalu muncul di dalam pikiran saya, mengapa
lautan manusia memadati doa penyembuhan tersebut, sedangkan sangat sedikit yang
menghadiri seminar tersebut? Karena hanya sedikit orang yang memegang prinsip
iman dan akal budi melahirkan mujizat sedangkan banyak orang yang dikuasai oleh
paradigma mujizat melahirkan iman dan akal budi.
Yesaya bernubuat tentang seorang tokoh iman yang dinantikan,
akan datang menyembuhkan orang buta sehingga orang buta dapat melihat. Tokoh
itu terpenuhi di dalam Yesus Kristus yang menyembuhkan dua orang buta di dalam
Injil hari ini. Dua orang buta ini termasuk kelompok orang sedikit, yang
menganut prinsip, iman dan budi melahirkan mujizat, bukan sebaliknya mujizat
melahirkan iman dan akal budi.
Sungguh luar biasa Yesus berkata kepada mereka (dua orang
buta itu): "Percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya
(MENYEMBUHKANMU)?" Mereka menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya."
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Terjadilah padamu menurut
imanmu." Maka meleklah mata mereka.