MURAH HATI VS KEDEKUT
Homili Senin 25 Februari 2013
Dan 9 : 4b – 10
Luk 6 : 36 - 38
P. Bendiktus Bere Mali, SVD
Ada
banyak orang yang kita jumpai di dalam hidup kita, mulai dari saudara dan
saudari kita di dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing. Dia antara
mereka yang kita jumpai dan tinggal bersama dengan kita atau kita bersama
dengan mereka itu, terdiri dari pribadi-pribadi yang memiliki keunikannya
tersendiri. Ada yang berkarakter kedekut tetapi ada juga yang bermurah hati.
Mereka yang memiliki karakter Kedekut, adalah pribadi yang sangat pelit tidak mau
berderma atau bersedekah. Misalnya meskipun kehidupan ekonominya
berlimpah-limpah tetapi menutup mata terhadap tetangganya yang sedang
berkesusahan dalam hal makanan, pakaian, perumahan, sakit penyakit. Sedangkan Orang
yang memiliki karakter murah hati adalah pribadi yang suka memberi, tidak kikir.
Misalnya orang kaya itu murah hati mau menolong orang yang kesusahan.
Sifat Murah Hati yang paling sempurna adalah asalnya dari Allah
sendiri. Injil hari ini memberikan identitas Allah kita adalah Allah yang murah
hati dalam KasihNya kepada kita masnusia. Allah memberikan napas kehidupanNya
kepada kita. Allah memberikan kemampuan akal budiNya kepada kita untuk kita
gunakan sesuai dengan kehendakNya yang menyelamatkan bukan menghancurkan diri
dan sesama serta alam sekitar. Allah memberikan tenagaNya kepada kita untuk
kita gunakan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup kita secara cukup sesuai
dengan isi Doa Bapa Kami “Berilah kami makanan yang secukupnya” dan
memenuhi kebutuhan sesama yang mengalami
kekurangan agar mereka yang berkekurangan memiliki kebutuhan yang secukupnya
sebagai pelaksanaan dari isi doa Bapa kami dan melaksanakan kemurahan hati
Allah di dalam kehidupan kita setiap hari.
Kita
telah menerima dari Kemurahan Hati Allah dengan Cuma-Cuma atau gratis maka kita
juga memberikan kepada sesama dengan Cuma-Cuma. Semakin kita memberikan kepada
sesama semakin kita menerima dari Allah. Semakin kita menjadi pipa air rahmat Allah
yang murah hati yang mengalirkan rahmatNya kepada sesama semakin lancar tak
terbentung kita menerima Rahmat itu dari Allah yang murah hati.
Sebaliknya
ketika kita menjadi pribadi yang kedekut setelah menerima Rahmat dari Allah
yang murah hati, disitulah kita membendung aliran air rahmat Tuhan dengan
egoisme atau ketamakan atau keserakahan, yang semestinya terus dialirkan kepada
sesama di sekitar yang dalam kesusahan yang membutuhkan bantuan kita dalam
mengalirkan Rahmat Tuhan Yang Murah hati kepada semua orang langgar batas.
Ketika kita membedung aliran Rahmat Tuhan dengan keserakahan maka disitulah
awal penghancuran diri tercipta lalu hidup dan berkembang di dalam medan hati
kita sehingga kita menjadi kerdil dalam hal Murah Hati. Kita menjadi pribadi
kedekut yang bukan berasal dari Allah yang Murah Hati, tetapi dari Iblis. Maka
sekarang dan mulai saat ini kini dan disini baruilah kepala dan dadamu dengan paradigma
Allah Yang Bermurah Hati. Bermurah hatilah sebab Allahmu Murah Hati, bukan Allah
yang Kedekut.