Melihat-nya
Melihat-Nya
*P.
Beny Mali, SVD*
Saya
menjalani Tahun pastoral pada tahun 2001 – 2002. Waktu itu setiap minggu pagi
sebelum Perayaan Ekaristi selalu dilaksanakan Sekolah Minggu. Pada satu kesempatan,
saat saya menghadiri sekolah minggu, ada pertanyaan guru sekolah minggu kepada
anak-anak sekolah minggu demikian. Seperti siapakah Allah itu? Satu di antara
anak-anak sekolah Minggu memberikan jawaban seperti ini. Allah itu adalah Baik.
Dia baik seperti Ayah saya yang selalu berbuat baik kepada saya, kepada mama,
kepada kakak-kakak saya. Allah itu seperti Ayah saya yang selalu mengajak kami
selalu berdoa bersama keluarga sebelum tidur, sesudah bangun, sebelum makan,
sesudah makan, dan selalu memberkati saya sebelum berangkat ke sekolah dan
sesudah kembali dari sekolah dan tiba di rumah.
Pernyataan
di atas khususnya jawaban anak di atas bahwa Allah itu seperti ayahnya
menunjukkan anak itu menganut teologi ayah. Ayah yang baik terhadap dirinya,
memperhatikan kesehatan anaknya, pendidikan anaknya, sabar terhadap anaknya,
memberkati anaknya, mendoakan anaknya, memberikan teladan yang baik tanpa
kekerasan di dalam keluarga terhadap mam, anak-anak, sebagai media yang
membantu dan menuntun anak-anak memahami Allah yang baik hadir di dalam diri
ayahnya. Bagi anak itu, Allah itu tidak jauh. Allah senantiasa hadir di
dekatnya dalam diri orang tuanya yang secara tulus dan penuh cintakasih
memberikan yang terbaik kepada anaknya. Anak melihat orang tua yang penuh cinta
kasih, melihat Allah yang Maha Baik dan Maha Kasih.
Injil
hari ini menampilkan pertanyaan Philipus kepada Yesus untuk menunjukkan Bapa
kepadanya. Yesus menjawab kepada Philipus. “Telah bertahun-tahun lamanya engkau
berada bersama Aku, tetapi engkau tidak mengenal Aku. Barangsiapa melihat Aku,
melihat Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa melihat pekerjaan-pekerjaan saya,
dia melihat Allah Bapa yang mengerjakan segala sesuatu di dalam diri saya”. Jawaba
Yesus ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Yesus dengan Bapa adalah Satu. Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah Trinitas.
Satu dalam misi dan visi yaitu menyelamatkan semua orang lintas batas. Barang
siapa melihat Yesus, dia melihat Bapa dan Roh Kudus. Barangsiapa menerima
Yesus, dia menerima Bapa dan Roh Kudus. Barangsiapa mengimani Yesus, dia
mengimani Bapa dan Roh Kudus.
Kita
adalah orang-orang yang beriman kepada Kristus yang telah bangkit sebagai
puncak keselamatan kita dan semua orang langgar batas yang mengimaniNya. Iman itu dikonkretkan dalam hidup kita dimana
saja kita berada. Iman akan Paskah
menjadi nyata dan dialami sesama yang kita jumpai setiap hari jikalau kita hadir
sebagai pribadi paskah bukan pribadi yang membawa salib derita bagi sesame.
Kita ada dan hadir membangkitkan semangat bagi sesama dan menjadi sukacita dan
berkat bagi sesame kita langgar batas-batas buatan manusia. Kita perlu belajar
terus menerus “Teologi Ayah” seperti pengalaman anak kecil dalam sekolah minggu
di atas.
Homili Sabtu 27 April 2013
Kis 13:44-52
Mzm 98 : 1.2-3ab.3cd-4
Yoh 14 : 7 - 14