BERMISI
DI “TEMPAT” SULIT : Takut vs Berani
*P.
Benediktus Bere Mali, SVD*
Kita
bisa diutus di tempat misi yang gampang atau di tempat misi yang sulit. Ketika
kita diutus ke tempat yang gampang, karya misi berjalan bagaikan kendaraan
berjalan di atas jalan tol. Pribadi kita maupun komunitas kita memperlancar
aliran karya misi Allah dan kendaraan misi Allah dapat berjalan lancar. Pribadi
sesama, baik itu umat, pemerintah atau penguasa sipil dan penguasa agama-agama
lintas batas mendukung karya misi Allah sehingga kendaraan misi Allah berjalan
bagaikan berjalan di atas jalan tol. Sebaliknya ketika kita diutus dan berada
di daerah misi yang sulit, kita bisa
semakin berani untuk bermisi atau semakin takut untuk bermisi.
Kesulitan
itu bisa datang dari internal pribadi atau internal komunitas kita sebagai
titik awal kepergian kita keluar untuk bermisi. Kesulitan itu juga bisa datang
dari luar diri kita sebagai pribadi, atau juga berasal dari luar diri komunitas
kita. Kesulitan dari dalam diri kita itu berupa kesaksian hidup pribadi yang
semakin mengalami kejatuhan, yang dapat menyebabkan menyalibkan sesama atau
menjadi batu sandungan bagi sesama. Atau kesulitan dari dalam itu bisa berupa
ketidakharmonisan dalam komunitas karena "SARA" di balik jubah biara
yang menghalangi misi keluar komunitas dan juga misi ke dalam sebagai basis
untuk misi ke luar komunitas. Kesulitan itu juga bisa datang dari atasan kita
yang kurang bijaksana di dalam mengambil keputusan-keputusan untuk karya misi
yang berjiwa kemanusiaan dan keimanan.
Menghadapi
kesulitan berwajah ganda itu kita dapat melahirkan kedua kemungkinan ini. Kita
bisa membangkitkan Roh keberanian atau Roh Kenabian mewartakan nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan, atau kita bisa mematikan atau
menenggelamkan Roh Keberanian atau Roh Kenabian di dalam aneka kesulitan itu
sehingga kita tampil sebagai seorang pribadi yang berwarna “abu-abu” seperti
seorang politisi, atau tampil sebagai “bunglon” hanya untuk sekedar mencari
keamanan diri, yang hanya memberikan sukacita sesaat saja, tidak memberikan
sukacita sejati dan abadi yang hanya dapat ditemukan di dalam Roh Kudus Roh
Kristus seperti yang diwartakan di dalam Injil hari ini.
Bacaan
Pertama hari ini menampilkan misi kenabian Paulus di Korintus. Ia berkarya
berdasarkan petunjuk janji Tuhan, yang muncul di dalam suatu penglihatan:”Jangan
Takut! Teruskan memberitakan Firman Allah dan Jangan diam! Sebab Aku menyertai
engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.
Paulus
memegang teguh pada janji Tuhan itu sebagai kekuatan utama di dalam misinya di
Korintus. Ketika orang Yahudi hendak
mematahkan karya misi Paulus, upaya mereka itu sia-sia belaka. Gubernur Galio
yang berkuasa pada saat itu, mengusir orang-orang Yahudi yang datang
menjatuhkan atau menggagalkan misi Paulus di Korintus. Hal ini menunjukkan
bahwa orang-orang yang mengandalkan Allah, mengandalkan Roh Kudus Allah,
senantiasa mengalami sukacita dan keberanian dalam mewartakan Firman Allah untuk
menyelamatkan bukan menghancurkan. Semua kekuatan yang menghancurkan ditundukan
di hadapan Allah yang Paulus wartakan.
Kita
mengadakan Novena kepada Roh Kudus hari pertama pada hari ini. Dasar Kitab Suci
Novena kepada Roh Kudus adalah Kisah Para Rasul 1:12-14, yang mengingatkan kita
akan masa sesudah kenaikan Kristus ke Surga, ketika para rasul, atas nama
Yesus, kembali ke ruang atas dan tinggal di sana, dalam doa bersama Ibu Yesus
dan saudara-saudari yang terhimpun dalam komunitas awal, yang merupakan inti
pertama dari Gereja.
Setiap
tahun sesudah Hari Raya Kenaikan, Gereja menjalani novena perdana ini, novena
kepada Roh Kudus. Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan bahwa Para Rasul berhimpun di
ruang atas bersama Bunda Kristus, memohon penggenapan janji yang disampaikan
kepada mereka oleh Kristus yang telah bangkit, “Kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku”.
Novena
perdana kepada Roh Kudus yang dilaksanakan oleh Para Rasul itu merupakan model
dari Novena Kepada Roh Kudus yang kita laksanakan dalam Gereja pada kesempatan
ini. Tujuan Novena Roh Kudus adalah agar kita hidup berdasarkan kehendak Roh
Kudus yang menyelamatkan dan membawa sukacita yang sejati yang tidak dapat
diambil oleh orang lain atau oleh siapapun dari diri kita. Kita mengadakan
novena bukan untuk Roh Kudus menuruti kehendak kita yang egois yang menyalibkan
sesama. Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus agar Roh Keberanian Allah dan
Roh Kenabian Allah bertumbuh dan berkembang serta lahir dalam pewartaan dan
kesaksian hidup kita.
Novena kepada Roh Kudus Hari
Pertama
Jumat 10 Mei 2013 di RKZ
Surabaya
Kis 18 : 9 – 18
Mzm 47 : 2–3.4-5.6-7
Yoh 16 : 20 - 23