TuHAN Kasih Saya : THANKS
(Tit 3:1-7; Luk 17:11-19)
Kotbah Misa Harian, Rabu, 14 Nopember
2012
Di Soverdi Surabaya
(P. Benediktus Bere Mali, SVD)
Setiap Saat Tuhan Kasihi Kita manusia.
Kasih berarti memberi. Tuhan selalu memberi hidup dalam nafas hidup yang kita
alami. Tuhan selalu memberi tubuh kita dengan segala kelengkapan inderanya.
Tuhan memberi mata yang normal. Tuhan memberi pendengaran yang sehat. Tuhan
memberi kemampuan otak dan hati serta fisik yang baik dan sehat. Tuhan
memberikan KASIHNYA kepada kita melalui sesama kita.
Siapakah sesama itu? Sesama itu adalah
kedua orang tua yang telah melahirkan dan menjaga serta membesarkan kita dalam
kemampuan otak dan hati serta fisik. Para Guru, dosen dan pendidik formal dan
non-formal yang membuat diri kita semakin terbentuk sesuai kehendak Tuhan yang
menyelamatkan. Para donatur dan para pendoa bagi kita. Para misionaris yang
meninggalkan kampung halamannya, dan membangun secara fisik dan SDM di tempat
kita, di paroki dan keuskupan kita. Para dokter, perawat, bidan, serta analis
kesehatan yang merawat dan mengobati kita saat sakit.
Tuhan sungguh mengasihi kita. (K)uasa (A)llah (S)enantiasa (I)si (H)ati = (KASIH)
kita manusia. Kuasa yang Tuhan beri kepada kita adalah kuasa hanya untuk
kebaikan dan kebenaran, serta keselamatan universal, melintasi batas-batas
buatan manusia.
Apa contoh nyata bahwa Tuhan memberi
keselamatan universal melintas batas ? Tuhan Yesus seorang Yahudi masuk
Samaria. Ada sepuluh orang sakit kusta datang kepadaNya untuk disembuhkan.
Tuhan memberi Kasih kesembuhan kepada mereka. Padahal, orang Yahudi memandang
rendah orang Samaria karena mereka dipandang kafir dan bukan bangsa pilihan
Allah. Orang merasa jijik mendekati Orang Samaria.
TetapiYesus melalui kedatanganNya ke
Samaria dan teristimewa menyembuhkan orang Sakit Kusta, meruntuhkan tembok stereotipe Yahudi terhadap orang
Samaria. Pandangan warisan leluhur yang merendahkan martabat dan harkat manusia
dirobohkan.
Kemanusiaan universal dan secitra Allah
dari anak manusia dibangun kembali di dalam pandangan Yahudi maupun Samaria,
sebagai dasar kokoh sumber hidup dan kehidupan manusia. Perbedaan dalam
kesetaraan dan kesetaraan dalam perbedaan menjadi pola pikir, kata dan perilaku
dalam hidup bersama.
Demikian KASIH Tuhan. KASIH berarti (K)ehendak (A)llah (S)elalu
(I)si (H)ati. Hati itu adalah hatimu, hatiku, hati kita semua. Hati yang
terbuka kasih Allah selalu meresponsnya secara positif dalam pikir, kata,
tindakan.
Sebaliknya ketika pikir, kata, tindakan
yang merendahkan sesama, adalah ANTI Kasih Tuhan. ANTI berarti (A)ku ( N)ekat (T)anpa (I)lahi/Allah. Dosa adalah ANTI
Tuhan. Untuk kembali kepada PRO Tuhan, perlu pertobatan dalam cara
berpikir, berkata-kata, dan bertindak.
Apakah kita tahu berterimakasih dan
bersyukur kepada Tuhan yang selalu memberikan KASIH kepada kita setiap saat?
Belajarlah pada sepuluh orang kusta yang sama-sama menerima kasih kesembuhan
dari Tuhan Yesus.
Tetapi hanya satu yang datang berkata
terimakasih kepada Tuhan Yesus. Apakah kita adalah satu yang tahu
berterimakasih atau sembilan yang tidak tahu adat berterimakasih?
Mari kita tengok ke dalam ruangan hati,
apakah disana ada tertulis tahu terimakasih kepada Tuhan dan sesama yang
membentuk kita, atau di sana penuh dengan tulisan tidak tahu adat terimakasih?