RUNTUHNYA
BANGUNAN
ROHANI
YANG
TAMPAK KOKOH
Why
18:1-2.21-23;19:1-3.9a; Luk 21:20-28
Kotbah
Misa Harian,
Kamis
29 November 2012
di
Soverdi Surabaya
P.
Benediktus Bere Mali, SVD
Sebuah bangunan yang kelihatan kokoh mengalami keruntuhan
karena berbagai penyebabnya. Barangkali keruntuhan itu terjadi karena kesalahan
atau kelalaian pembangun yang membangun di atas fondasi yang rapuh. Barangkali
usia tua bangunan yang kelihatan dari luar kokoh itu sehingga sudah tiba
waktunya runtuh. Barangkali juga bangunan yang kokoh itu runtuh karena kekuatan
alam atau bencana alam yang menghancurkannya. Barangkali juga bangunan yang
kokoh itu diruntuhkan dengan alat-alat berat yang digunakan manusia dalam
meruntuhkannya. Barangkali keruntuhan bangunan yang kokoh itu karena dibom
dalam peperangan atau karena teroris.
Keruntuhan Yerusalem bahkan Yerusalem diinjak-injak karena
kehilangan kekuatan pertahanan dan kehilangan kewibawaannya. Demikian juga
Babel jatuh karena kehilangan kekuatan pertahanan dan dengan demikian
kewibawaannya pun hilang. Yerusalem yang dahulu kokoh, diruntuhkan oleh
serangan tentara romawi yang saat itu menjadi penjajah dan Yerusalem. Babel
yang dahulu kokoh, jatuh karena dijajah oleh Yunani.
Keruntuhan Yerusalem dan Babel itu selain dipandang dari sudut
pandang lahiriah, dapat juga direfleksikan secara spiritual atau rohani.
Keruntuhan Yerusalem simbol kekuatan dan kekokohan keagamaan dan spiritualitas
bangsa Yahudi, menunjukkan keruntuhan imannya kepada Tuhan.
Pada saat itu umat kristen awal, yang percaya kepada Kristus
sedang dikejar dan dianiaya oleh penjajah romawi. Serangan yang terus menerus,
membawa dua hal ini. Mereka yang tetap kuat dalam iman kepada Kristus akan
diundang ke dalam perjamuan anak domba pada akhir
zaman. Mereka yang mengalami keruntuhan iman di tengah jalan, mengalami
tanpa keselamatan.
Mereka yang diundang ke Perjamuan Anak Domba adalah
orang-orang yang layak karena tetap setia kepada Kristus dalam suka maupun
duka. Perjamuan Anak Domba adalah kebahagiaan dan sukacita abadi di dalam
Surga. Tentu siapa saja yang beriman kepada Kristus, setelah akhir hidup di
dunia ini, berharap mengalami Pesta Perjamuan Anak Domba di dalam Surga.
Untuk itu dalam kesulitan apapun,
bangunan rohani tidak boleh diruntuhkan oleh keputusasaan yang disertai
berbagai godaan duniawi yang menutupi pintu menuju Undangan Pesta Perjamuan
Anak Domba di Surga pada akhir zaman. Berikut saya membagi pengalaman pastoral
tentang kesulitan yang membangun bangunan rohani pribadi yang semakin kokoh,
bukan meruntuhkannya.
Beberapa waktu lalu saya mengunjungi sebuah keluarga untuk
didoakan agar dikuatkan dalam kesulitan berturut-turut yang dialaminya.
Beberapa bulan terakhir anaknya mengalami kecelakaan dan cacat hanya duduk di
kursi roda. Sebulan kemudian, usahanya mengalami jatuh pailit. Bulan berikutnya
lagi suaminya meninggal mendadak. Sang isteri dan anak didoakan agar diberi
kekuatan iman di dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup ini.
Ketika persoalan hidup silih berganti dialami, seolah mereka
berada pada situasi batas, tak dapat andalkan kemampuan manusiawi saja, tetapi
mereka harus mengandalkan kekuatan yang berasal dari Tuhan yang mereka imani.
Usai didoakan, beberapa bulan kemudian, keluarga ini mendapat
banyak pertolongan dari sahabat-sahabatnya, tetangga-tetangganya, baik secara
moril spiritual maupun secara materi, sehingga keluarga yang dulunya mengalami
"kematian" kini mulai "bangkit dan hidup" kembali menatap
masa depan yang masih penuh dengan aneka peluang untuk berkembang dan maju.
Tuhan sungguh luar biasa bagi setiap orang yang
mengandalkanNya dalam suka dan duka hidupnya. Bangunan Rohani Keluarga yang
dulunya nyaris runtuh kini kembali kokoh berkat Tuhan adalah andalannya.