HARI MINGGU BIASA XXVII TAHUN A
YES 5 : 1- 7
FLP 4 : 6 - 9
Mat 21 : 33 - 43
Panas
Beberapa hari terakhir ini kita sungguh merasakan panas matahari yang mengganggu istirahat kita, pekerjaan kita, rencana kita untuk jalan-jalan. Kita merasa tidak nyaman karena kita berusaha untuk adaptasi dengan alam sekitar kita yang semakin panas. Ini adalah satu bukti pemanasan global yang langsung kita alami. Hal ini terjadi karena manusia menebang hutan secara tidak beraturan menyebabkan tanah gundul semakin luas dan akibat langsung yang kita alami adalah suhu udara yang semakin panas. Penebangan hutan secara liar adalah satu bukti nyata bahwa bumi pemberian Tuhan ini tidak dijaga oleh manusia. Bumi adalah Kebun Anggur milik Allah ini tidak dijaga oleh manusai secara baik, tidak diolah secara baik sehingga semakin hari semakin buruk kebun anggur Tuhan ini. Ini menunjukkan bahwa kita manusia tidak bertanggungjawab dalam menggarap bumi sebagai kebun anggur yang dimiliki oleh Tuhan yang telah memeberikan kebun anggur kepada kita ini.
Biblis
Bacaan pertama dan Injil berbicara tentang kebun anggur. Pemilik kebun Anggur adalah Tuhan Allah. Penggarapnya adalah bangsa Israel anak kesayangan Allah. Para hamba utusan Allah adalah para nabi yang membawa suara Allah kepada para penggarap kebun anggur agar menggarap kebun anggur sesuai kehendak pemilik kebun anggur sehingga dapat memberi hasil yang baik, sesuai harapan pemilik kebun anggur.
Dalam bacaan pertama kita mendengar bahwa penggarap itu bekerja onar sehingga menghasilkan buah yang masam. Pemilik kebun anggur menghukum para penggarap itu dengan tidak menurunkan hujan ke atasnya. Pemilik kebun anggur itu membongkar semua pagar kebun anggur agar tanaman anggur diinjak-injak orang. Pemilik kebun anggur marah.
Dalam bacaan Injil pemilik kebun anggur itu membuka kebun anggur. Menanam pagar di sekelilingnya, menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kepada para penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik ia mengirim hamba-hambanya kepada para penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi hamba-hamba itu ada yang dipukul, hamba yang lain dibunuh, yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian pemilik kebun anggur itu mengutus lagi hamba-hamba yang lain kepada para penggarap untuk mengambil hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi mereka juga diperlakukan sama seperti hamba kelompok pertama. Akhirnya pemilik kebun anggur itu mengirim PutraNya sendiri kepada para penggarap kebun anggur untuk meminta hasil yang menjadi bagiannya. Pemilik kebun anggur berpikir bahwa anaknya yang diutus pasti disegani. Tetapi ketika para penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang dengan yang lain, “Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, melemparkan dia keluar kebun anggur itu lalu membunuh dia. Penggarap kebun anggur itu tidak tahu diri dan tidak tahu malu. Para penggarap hanyalah penggarap bukan pemilik kebun anggur. Merebut kebun anggur lewat pembunuhan ahli waris adalah kejahatan yang paling besar dalam hukum bangsa Yahudi. Maka patut mendapat hukuman menurut aturan Yahudi. Penggarap kebun anggur ini adalah orang-orang yang tamak. Karena ketamakan mereka maka pemilik kebun anggur itu mengambil kembali kebun anggurnya dari para penggarap itu yaitu bangsa Israel dan menyewakan kepada para penggarap lain yaitu bangsa-bangsa lain yang mau menggarap kebun anggur itu sesuai dengan kehendak pemilik kebun anggur. Kebun anggur diserahkan kepada bangsa-bangsa lain yang setia menjaga dan mengolah kebun anggur itu sesuai harapan pemilik kebun anggur yaitu supaya kebun anggur itu menghasilkan buah-buah yang baik.
Aplikasi
Kita adalah SVD atau imam diosesan. SVD dan keuskupan adalah pemilik kebun anggur dan menyerahkan kepada kita untuk kita kelolah dengan harapan menghasilkan buah-buah yang baik yaitu damai, bahagia dan keselamatan bagi sesama. Kebun anggur tempat kita kerja itu adalah paroki, komunitas, atau kantor. Pemilik kebun anggur menyerahkan kebun anggur itu kepada kita didasari oleh sebuah keprcayaan dan penghargaan yang tinggi kepada setiap kita. Maka kita pun sebagai penggarap kebun anggur itu terpanggil menjaga kepercayaan yang kita terima dari pemilik kebun anggur dengan bekerja baik dan jujur serta bijaksana. Dengan demikian kebun anggur yang kita garap, tidak diambil dan dialihkan oleh pemilik kebun anggur kepada penggarap lain yang lebih dipandang bertanggungjawab.
Penutup
Mari kita berusaha menjaga kepercayaan yang kita terima dari para pemimpin kita baik dari keuskupan, serikat dan komunitas dalam melaksanakan tugas-tugas kita agar kita menjadi penggarap – penggarap kebun anggur dalam konteks kita masing-masing, dalam lapangan pekerjaan kita masing-masing sebagai tempak kesaksian kita tentang nilai-nilai ketekunan, kejujuran dan damai yang mengalir dari Kerajaan Allah yang kita imani. Terutama dan pertama mari kita bersama-sama berjuang menjaga panggilan kita sebagai imam dan bruder dalam menggarap kebun anggur Allah yang dipercayakan kepada kita dengan penuh tanggungjawab. Amin.