PENGALAMAN PENDERITAAN MELAHIRKAN KEDEWASAAN DIRI

Waktu kecil seorang anak yang berusia delapan tahun dtinggal ibunya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang mendatangkan banyak hasil yang memuaskan. Pada hal anaknya yang tunggal ini sangat membutuhkan pendampinagan orang tuanya dalam hidup dan dalam mengerjakan tugas-tugasnya terlebih anak tunggal ini sangat membutuhkan cinta kasih dari orang tuanya. Kebutuhan akan kasih orang tua tidak dialami atau tidak terpenuhi dalam masa kecilnya dan itu saat dewasa anak itu mendatangkan aneka penderitaan dan luka bathin yang sangat mendalam dalam diri anak tunggalnya yang sekarang telah menjadi mandiri dan lulusan kedokteran dengan prestasi cumlaude.


Dokter ini sadar bahwa kalau seandainya ibunya waktu kecil pada usianya yang ke delapan, ibunya ini tidak meninggalkan dia maka dia tidak akan menjadi pribadi seperti sekrang ini. Sejak ditinggal pergi ibu karena kejar karier atau kerha itu, si anak ini mempunyai tekat bahwa meskipun saya tidak didampingi oleh kedua orang tuaku dalam kerja tugas dan studi saya seperti teman-tamanku, saya akan berjuang keras seorang diri dan saya ingin membuktikan bahwa saya akan mampu menjadi seorang pejuang yang berprestasi. Kenyataan membuktikan bahwa sejak kecil sampai merebut kedokteran dia selalu menjadi pribadi yang sangat berprestasi dan hampir selalu menjadi bintang kelas.


Menarik sekali bahwa dia menemukan bahwa Tuhan memberi rahmat yang berlimpah kepada saya ketiga ditingal pergi oleh kedua oran tua karena memilih lebih pada pekerjaan dan demi ekonomi sebagai penopang utama masa depan dirinya sebagai anak tunggal dari bapa dan mamanya. Dia ingin berjuang dan bekerja keras seperti kedua orang tuanya. Dia iangin sukses dan berhasil seperti kedua orang tuanya yang sukses dalam pekerjaan dan mendatangkan hasil yang sangat memuaskan. Dia bersyukur sekali bahwa dia menjadi orang yang berhasil dalam masa kecilnya yang tidak mengalami kasih yang utuh dari kedua orang tuanya.


Menarik sekali dan sangat mengagetkan bahwa setelah menjadi dokter yang berprestasi, dia setelah berkeluarga dia memutuskan meninggal tugas dokternya dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dia menentukan sebuah pilihan hidup dimana dia mengutamakan perhatian dan mencurahkan seluruh energinya kepada mencintai anak-anaknya, mempperhatikan studinya, memperhatikan makanan dan situdinya, memperhatikan hidup disiplin anak-anaknya, doa anak-anaknya, memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Dia meninggalkan tugas dokternya dan mencurahkan seluruh dirinya untuk melayani anak dan keluarga. Satu pilihan hidup yang sangat luar biasa. Ibu ini memilih itu karena dia tidak ingin anak-anaknya dan suaminya tidak mengalami kekurangan kasih yang sejati dari dirinya sebagai orang tua maupun sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang ideal. Dia tidak ingin agar pengalaman masa kecilnya yang ditinggal kedua orang tuanya karena kerja tidak mau dialami oleh anaknya. Sebuah pilihan hidup yang sungguh mulia. Dia mau menyelamatkan dunia bukan dari orang lain tetapi dari dirinya sendiri yang dimulai dari sebuah keluarga sebagai gereja yang pertama dan utama. Dia mau supaya anak-aaknya mengalami kasih yang sejati dari dirinya.Dia sungguh yakin bahwa pelayanan yang sejati kepada anak dan suaminya akan mendapat penghargaan yang luar biasa dari suami dan anak-anaknya. Dia yakin kalau saat ini saya sunguh dari hati yang tulus memberi kasih dan perhatianku kepada anak-anak dan suaminya maka pada suatu saat ketika usia lanjutnya atau sakit maka suami dan anak-anaknya juga pasti mengikuti contoh baik dari dirinya yang telah dia tanamkan dalam keluarga khusus dalam diri anak-anaknya dan suaminya.Dia mau akan kembali bekerja penuh sebagai dokter kalau anak-anaknya sudah mandiri. Ibu ini sungguh luar biasa. Kalau semua ibu seperti ibu ini maka keselamatan mulai dari keluarga akan semakin terasa dalam kehidupan masyarakat kita***