MELAYANI

Kita ke tempat jauh lewat jalan yang berlumpur, misalnya berjalan kaki, bersepeda motor, pulang ke rumah biasanya kaki kita kotor. Kita tidak ingin dengan kaki kotor itu masuk ke dalam rumah. Kita sebelum memasuki rumah membersihkan kaki kita yang kotor. Demikian juga ketika kita memiliki tangan yang kotor maka sebelum makan kita terlebih dahulu membersihkan tangan kita agar kita merasa nyaman menikmati makanan yang sudah disiapkan.

Suasana Palestina kurang lebih sama dengan suasana Stasi Hati Kudus Batu Kajang ini, musim hujan pasti jalannya becek berlumpur dan setiap kali kita pergi berjalan kaki atau bersepeda motor, kaki kita kotor dan sepulang ke rumah kita membersihkan kaki kita sebelum masuk ke dalam rumah kita. Di Palestina seorang tuan akan dibersihkan kakinya oleh seorang hambanya. Atau seorang isteri oleh suaminya. Seorang suami atau tuan tidak pernah mencuci kakinya tersendiri. Mereka adalah raja yang menunggu orang lain mencuci kakinya. Ini adalah budaya feodalistik bangsa Palestina.

Yesus adalah guru bagi para muridNya. Bahkan Yesus adalah Tuhan bagi umatNya. Yesus hidup dalam adat Palestina. Yesus mengadakan pembalikan cara hidup Palestina yang mana hamba yang mencuci kaki tuan dibalik menjadi tuan mencuci kaki hamba, isteri dicuci kakinya oleh suaminya. Peristiwa ini memberi sebuah kritikan yang sangat tajam sekali. Intinya bahwa seorang atasan atau pemimpin bukan untuk dilayani tetapu untuk melayani. Yesus memberi contoh konkrit kepada para muridNya. Yesus memberi contoh pelayanan kepada kita semua yang mengikutiNya. Cuci kaki itu disempurnakan oleh perayaan Ekaristi yaitu Persembhan tubuh dan darahNya.

Korban bagi orang lain adalah lebih mulia. Kita? CALEG?




Stasi Batu Kajang 9 April 2009