Menjadi Tanah Subur Bagi Benih Sabda Allah



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Hati kita adalah Tanah bagi bertumbuhNya benih Sabda Allah. Tanah perlu dipersiapkan agar benar-benar menjadi lahan yang subur Bagi Sabda Allah bertumbuh, berkembang dan berbuah.  Di sini ada partisipasi aktif dari kita sebagai tempat bertumbuhNya Sabda Allah. Partisipasi itu tampak di dalam mengaktifkan signal yang menghidupkan bagi Sabda Allah. Signal yang mematikan Sabda Allah atau menghalangiNya harus di-off-kan. Bagi Freud dua signal ini seperti dua sisi mata uang yang merupakan satu kesatuan di dalam diri setiap manusia tanpa kecuali termasuk kita sendiri. Pada tinggkat sosial atau makro tampak dalam orang -orang mayoritas yang mengaktifkan signal menghidupkan Sabda Allah maka Sabda Allah akan bertumbuh subur dan cepat merambat. Hal ini dapat Terwujud bila semua orang secara bersama-sama mematikan potensi yang mematikan Sabda Allah. Secara sosial terjadi nekrofil dan biofil. Ini catatan kakinya adalah Eros San tanathos dari Freud. *****


"Benih yang jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda."


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XVI


Rabu, 21 Juli 2021


PF S. Laurensius dari Brindisi, Imam dan Pujangga Gereja


Bacaan Pertama

Kel 16:1-5.9-15


"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit."


Pembacaan dari Kitab Keluaran:


Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim,

lalu tiba di padang gurun Sin,

yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai.

Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua,

sejak mereka keluar dari tanah Mesir.


Di padang gurun itu

bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel

terhadap Musa dan Harun.

Mereka berkata,

"Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan,

tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging

dan memakan roti sepuas hati!

Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini

untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."


Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa,

"Sesungguhnya,

Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu.

Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari

sebanyak yang perlu untuk sehari.

Dengan cara itu Aku hendak menguji

apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.

Dan pada hari yang keenam,

apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang,

maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya

daripada yang mereka pungut setiap hari."


Lalu Musa berkata kepada Harun,

"Katakanlah kepada seluruh jemaah Israel,

'Marilah dekat ke hadapan Tuhan,

sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu'."

Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel,

mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun,

maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan.


Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa,

"Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut .

Katakanlah kepada mereka,

'Pada waktu senja kalian akan makan daging

dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang.

Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu."


Pada waktu petang

datanglah berduyun-duyun burung puyuh

menutupi perkemahan mereka.

Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan.

Setelah embun menguap,

tampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik,

halus seperti embun yang membeku di atas tanah.

Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, "Apakah ini?"


Sebab mereka tidak tahu, apa itu.

Lalu berkatalah musa,

"Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 78:18-19.23-24.25-26.27-28,R:24b


Refren: Tuhan memberi mereka gandum dari langit.


*Dalam hati, mereka mencobai Allah

dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka.

Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah,

"Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?"


*Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas,

dan membuka pintu-pintu langit;

Ia menghujankan manna untuk dimakan,

dan memberikan mereka gandum dari langit.


*Roti para malaikat menjadi santapan insan,

bekal berlimpah disediakan oleh Allah.

Ia menghembuskan angin timur dari langit

dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.


*Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya,

dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya

laksana pasir di laut;

Semuanya itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka,

di sekeliling tempat kediaman mereka.


Bait Pengantar Injil


Benih itu melambangkan sabda Allah,

penaburnya ialah Kristus.

Semua orang yang menemukan Kristus

akan hidup selama-lamanya.


Bacaan Injil

Mat  13:1-9


"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari

Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau.

Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong

lalu mengerumuni Dia,

sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ,

sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka

dengan memakai perumpamaan-perumpamaan.


Ia berkata, "Ada seorang penabur keluar menaburkan benih.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,

lalu burung-burung datang memakannya.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,

yang tidak banyak tanahnya;

lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit,

layulah tumbuhan itu dan menjadi kering

karena tidak berakar.

Sebagian lagi jatuh di semak duri,

lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah,

ada yang seratus ganda,

ada yang enam puluh ganda,

ada yang tiga puluh ganda.


Barangsiapa bertelinga untuk mendengar,

hendaklah ia mendengarkan!"


Demikianlah sabda Tuhan.