*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Setiap kali membaca tentang orang yang sakit kerasukan setan dan dapat disembuhkan dengan mengusir setan atau memindahkan setan atau menegur atau memarahi setan oleh seorang penyembuh yang memiliki indera keenam, saya secara pribadi sangat terganggu dengan cara penyembuhan yang hanya sekedar mengusir setan dan sekedar memindahkan setan ke tempatnya atau ke kediamannya sehingga dia/setan itu tidak mengganggu atau tidak tinggal di dalam diri orang yang sakit karena kemasukan makhluk setan itu di dalam dirinya lagi.
Dari rasa terganggu itu lalu saya bertanya kalau mereka yang memiliki indera keenam dapat melihat setan itu sedang merasuki orang sakit dan dapat memindahkan setan itu, mengapa kaum pemilik indera keenam yang bisa memindahkan setan itu secara tuntas usir, kejar, tangkap dan mengunci setan itu dalam penjara setan misalnya, sehingga setan itu tidak berkeliaran merasuki orang lain, sehingga dengan demikian terjadi penyembuhan yang tuntas atas orang yang kerasukan setan, penyembuhan sampai akar-akarnya sehingga sakit yang sama tidak terulang lagi?
Pengalaman mengikuti beberapa teman yang dapat menyembuhkan orang sakit karena kerasukan setan, setelah pulang ke rumah, saya selalu bertanya dalam hati mengapa setan itu hanya diusir keluar dari orang yang kerasukan setan dan beberapa hari kemudian setan yang sama datang merasuki orang yang sama lagi?
Mengapa pengusir setan tidak diganti dengan pembunuh setan agar setan yang sama jangan datang lagi merasuki orang yang sama?
Setan yang merasuki orang sakit untuk disembuhkan hanya dengan pengusiran setan atau keluarlah setan dari orang sakit atau pindahlah setan dari orang sakit agar ia sembuh, bukan bunuh setan yang sama agar tidak datang lagi merasuki orang yang sama.
Dalam bacaan Injil, setiap kali saya baca dan merenungkan tentang Pengusiran setan dari orang yang kerasukan setan sehingga orang sakit itu sembuh, membuat saya juga bergulat dalam refleksi pribadi, yang membuat saya akhirnya memunculkan pertanyaan ini. Mengapa pengusir setan itu sekedar memindahkan setan dari orang sakit itu ke tempatnya yang tidak tahu oleh sang pengusir itu? Mengapa setan jahat yang merasuki orang sakit itu, setelah diusir tetapi tidak kejar lalu bunuh agar setan itu tidak merasuki lagi orang yang sama atau pun orang yang lain? Pertanyaan-pertanyaan kritis dalam membaca pengusiran setan ini terus muncul dalam benak saya setiap kali membaca dan merenungkan tentang setan yang diusir dari orang yang sakit karena kerasukan setan, baik yang ada di dalam Kitab Suci maupun yang ada di dalam budaya-budaya suku bangsa di luar Kitab Suci.
Dalam Injil hari ini ditampilkan orang bisu karena setan yang membisukannya. Setelah setan diusir dari dalam dirinya orang bisu itu kembali berbicara. Seandainya bunuh setan yang membisukan orang, tidak sekedar usir setan yang membisukan itu maka jelas bahwa namanya setan yang membisukan telah tiada di dunia. Tetapi itu sekedar perkiraan saya pribadi sendiri.
Di sini yang mau ditampilkan adalah Kerajaan Allah berkuasa atas kekuasaan setan yang membisukan manusia. Dan di sisi lain yang harus ditonjolkan dalam usir setan yang membisukan adalah orang yang bisu pun tetap terus berjuang untuk selalu lebih dekat dengan Tuhan pusat Kerajaan Allah agar kuasa setan yang membisukan tidak kembali lagi untuk membisukannya lagi. Orang-orang yang hidup bersama orang yang baru sembuh dari bisu itu pun menjadi benteng iman yang kokoh bagi orang bisu yang baru disembuhkan itu agar setan terusir jauh dari lingkungan sekitar orang yang baru sembuh dari bisu itu. Lingkungan yang menyembuhkan, keluarga yang menyembuhkan, komunitas yang menyembuhkan adalah porsi yang semestinya dimunculkan dalam hidup bersama orang bisu yang baru disembuhkan. Doa dari orang yang baru sembuh dari bisu dan doa dari anggota keluarga orang bisu yang baru sembuh itu menyelamatkan orang bisu yang baru disembuhkan itu. Iman bersama keluarga kepada Tuhan Yesus sungguh dapat menyelamatkan sesama. Artinya setiap orang punya perjuangan untuk selamatkan diri dengan memperkokoh benteng iman dalam mengahdapi serangan setan yang datangnya tidak tentu kapan waktunya dan dimana tempatnya. Setiap orang berjuang dekat dengan Allah dengan perjuangan siang dan malam seperti Yakob yang bergulat dengan Allah sampai ia diberkati oleh Allah yang telah menguji imannya secara istimewa seperti yang kita dengar di dalam Injil hari ini. Tuhan sendiri menguji benteng iman Yakob dalam situasi yang sulit. Demikian juga iman kita diuji dalam sakit penyakit, situasi tak berdaya ataupun situasi batas kita. Iman yang kokoh itu lahir dari ujian, tantangan dan ketakberdayaan kita.
Dalam pembuangan dan penjajahan serta perbudakan Mesir Iman bangsa Israel teruji dan berakar kokoh dan bertumbuh meyakinkan. Bangsa Israel di padang Gurun menghadapi situasi batas tidak ada makan dan minum, justru disitulah terjadi mukhjizat turunnya manna dan daging puyu serta air minum yang keluar dari batu wadas bagi Israel yang lapar dan haus dengan tujuan untuk memperkuat iman bangsa Israel, iman Yakub sendiri. Kesulitan dalam situasi batas kita menumbuhkan kepasrahan iman kita kepada Tuhan. *****
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIV
Selasa, 6 Juli 2021
PF S. Maria Goretti, Perawan dan Martir
Bacaan Pertama
Kej 32:22-32
"Namamu selanjutnya adalah Israel,
sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."
Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Pada suatu malam
Yakub bangun dan membawa kedua isterinya,
kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya.
Ia menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
Sesudah menyeberangkan mereka,
ia menyeberangkan juga segala miliknya.
Lalu tinggallah Yakub seorang diri.
Maka terjadilah:
seorang laki-laki bergulat dengan Yakub
sampai fajar menyingsing.
Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub,
ia memukul sendi pangkal paha Yakub,
sehingga sendi itu terpelecok,
ketika Yakub bergulat dengan orang itu.
Lalu kata orang itu,
"Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing."
Sahut Yakub, "Aku tidak akan membiarkan dikau pergi,
jika engkau tidak memberkati aku."
Bertanyalah orang itu kepadanya, "Siapakah namamu?"
Sahutnya, "Yakub."
Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel,
sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia,
dan engkau menang."
Bertanyalah Yakub, "Katakanlah juga namamu."
Tetapi sahutnya, "Mengapa engkau menanyakan namaku?"
Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya,
"Aku telah melihat Allah berhadapan muka,
tetapi aku tetap hidup!"
Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit;
Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya.
Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging
yang menutup sendi pangkal paha,
karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul,
yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15,R:15a
Refren: Dalam kebenaran
aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
*Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang jujur,
perhatikanlah seruanku;
berilah telinga kepada doaku,
doa dari bibir yang tidak menipu.
*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman:
kiranya mata-Mu melihat apa yang benar.
Bila Engkau menguji hatiku;
bila Engkau memeriksanya pada waktu malam,
dan menyelidiki aku,
maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib,
ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang
yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
*Peliharalah aku seperti biji mata,
sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu,
dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bait Pengantar Injil
Yoh 10:14
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan;
Aku mengenal domba-domba-Ku,
dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Bacaan Injil
Mat 9:32-38
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya!"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Pada suatu hari
dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.
Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara.
Maka heranlah orang banyak, katanya,
"Hal semacam ini belum pernah dilihat orang di Israel!"
Tetapi orang Farisi berkata,
"Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa;
Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat
dan mewartakan Injil Kerajaan Surga
serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu
tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka,
karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya,
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Demikianlah sabda Tuhan.