http://www.facebook.com/notes/beny-mali/pria-tulus-susah-di-cari/10151211236663598
“PRIA TULUS SUSAH DI CARI”
Yer 23 : 5 – 8; Mat 1 : 18 – 24
Kotbah Misa Harian, Selasa 18 Desember 2012
Dari Soverdi Surabaya Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Membaca judul renungan di atas, saya
teringat akan banyak orang yang mengatakan bahwa pria yang jujur dan tulus
susah didapat. Lantas apa perbedaan antara orang yang tulus dengan orang yang
pamrih?
Orang yang tulus dengan orang yang
pamrih sebetulnya memiliki perbedaan yang dapat dijelaskan di dalam uraian
berikut ini. Pria yang pamrih senantiasa dijiwai “ada apanya” dalam membangun
sebuah relasi dengan sesama, termasuk dengan isteri atau tunangannya.
Sebaliknya pria yang tulus selalu dijiwai pandangan “apa adanya” dalam
membangun dan menciptakan relasi dengan sesama termasuk dengan tunangan atau
isteri.
Ketika semua orang mengatakan pria yang
tulus susah didapat, Gereja Katolik mempersembahkan Pria yang tulus kepada
dunia sejagat. Dia adalah Yusuf suami Maria. Ketulusannya lahir dan bertumbuh
dan berkembang dalam musim suka maupun musim sulit yang menyertai perziarahan
kehidupan berkeluarganya.
Teladan St. Yusuf menjadi peneguh kita
untuk selalu setia dan tulus dalam membangun relasi dengan sesama, dimana dan
kapan saja kita berada. Tuhan memberkati kita. Syallom.