HIDUP DALAM ROH
(Yes 11:1-10; Luk 10:21-24)
Selasa, 4 Desember 2012
Dari Soverdi Jakarta,
Jl. Matraman Raya 125 untuk dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Membaca judul renungan pagi ini, ada dua hal yang muncul
dalam benak. Dua hal yang muncul di dalam pikiran adalah hidup dalam Roh Kudus
Allah dengan hidup dalam roh setan atau roh iblis. Lantas hal selanjutnya yang
muncul di dalam benak adalah sebuah pertanyaan yaitu apa yang membedakan antara
Hidup dalam Roh Kudus atau Hidup dalam Roh Allah dengan hidup dalam Roh setan
atau roh iblis?
Perbedaan antara hidup dalam Roh Kudus dengan roh iblis
sebetulnya terletak di dalam penjelasan yang sangat sederhana sebagai berikut.
Hidup dalam Roh kudus tampak dari perbuatan-perbuatan yang
menyelamatkan diri, sesama dan alam sekitar kita. Misalnya seorang pemimpin
agama mengatur keuangan jemaat dengan jujur dan transparan, dengan cara,
brankas disimpan di dalam kamar pemimpin agama, kunci brankas dipegang oleh
bendahara, sehingga ambil uang harus diketahui oleh pemimpin agama dan
bendahara. Prinsip ini disampaikan kepada umat sehingga semua umat di gereja
tahu dan menyetujuinya. Pengalaman ini menumbuhkan kepercayaan umat dalam
memberikan apa yang mereka miliki bagi kepentingan banyak umat di dalam gereja.
Contoh di atas dari sebuah gereja di NTT yang dari tahun ke tahun melaporkan
keuangan gereja dalam jumlah yang selalu meningkat karena adanya manajemen
keuangan yang transparan.
Sebaliknya hidup dalam roh iblis terlihat dalam
perbuatan-perbuatan yang menghancurkan diri, sesama, dan alam sekitar.
Contohnya, seorang pemimpin agama yang bekerja sendiri, termasuk dalam hal
mengatur keuangan keagamaan. Manajemen keuangan paroki yang tertutup, tidak
transparan, melahirkan berbagai imaginasi atau prasangka banyak orang terhadap
pemimpin, dan dampaknya umat tidak percaya pada pemimpin yang tidak transparan
dalam mengatur keuangan umat untuk kepentingan bersama. Kalau umat tidak
percaya maka umat juga sulit untuk memberikan apa yang mereka miliki kepada
kepentingan Gereja secara universal.
Pemimpin yang baik dan benar, yang jujur dan transparan
dalam manajemen keuangan pribadi dan bersama, selalu dicari dan dipercaya
bawahannya, umatnya, rakyatnya. Maka nubuat Yesaya ini tepat dan selalu aktual
: "Dia (Yesus) akan dicari oleh suku-suku bangsa." Karena Yesus
adalah pemimpin yang sejati, di dalam Dia ada kejujuran dan transparansi untuk
keselamatan universal.