Kotbah Misa Harian, Sabtu 22 Desember 2012



SUKACITA IBU
MEMBERI
SUKACITA ANAK

(1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56)
Kotbah Misa Harian, Sabtu 22 Desember 2012
Dari Soverdi Surabaya Untuk Dunia


P. Benediktus Bere Mali, SVD

Hari ini Sabtu 22 Desember 2012, dalam masa Hari Biasa Khusus Adven adalah juga kesempatan bagi kita sebagai anak mengucapkan terimakasih kepada ibu kita yang melahirkan kita dan Selamat Hari IBU untuk para ibu di mana saja berada.

        Kita yang berbahagia ini, kita yang bersukacita ini, kita yang menjadi orang pandai ini, kita yang cerdas ini, kita yang ramah tamah ini, kita yang senantiasa senyum dan damai bagi sesama ini, kita yang selalu membawa berkat bagi sesama ini, kita tidak membawa kekerasan bagi dunia dan sesama ini, pasti sangat dipengaruhi damai, sukacita, kegembiraan, ketenangan, kesabaran, ketekunan doa ibu selama masa awal penciptaan kita dalam rahimnya, sampai kita dilahirkan, dibentuk dan dibimbing dan seterusnya sampai dewasa sampai saat seperti ini.

Karakter kedua orang tua baik Bapa dan Mama, yang jujur, adil, damai, anti kekerasan, baik dan benar, dalam mengandung dan melahirkan kita sampai menjadi dewasa, adalah pembentukan karakter dasar kita dalam kehidupan  kita. Kualitas Orang tua membentuk kualitas anak.

Hari ini Maria yang sedang mengandung Yesus mengungkapkan sukacitanya yang mendalam dalam mengandung Tuhan Yesus sebagai sumber sukacita yang sejati. Kebahagiaan Maria yang mengandung Tuhan Yesus diungkapkan di dalam Kidung Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku" (Lukas 1:46-47).

Sukacita ibu, secara psikologis sebagai awal pembentukan karakter sukacita anak Yesus yang sedang dikandungnya.

Secara sosiologis, sukacita awal yang dibentuk oleh sukacita ibu yang mengandung di dalam rahim, menjadi basis bagi anak membawa sukacita bagi sesama. Yesus yang masih di dalam Rahim Maria membawa sukacita bagi Yohanes yang masih di dalam rahim Elisabeth pada saat Maria Mengunjungi Elisabeth. Sukacita dan damai ibu yang membentuk karakter anak dalam rahim itu, membentuk Yesus yang dalam hidup relasi sosialnya, sejak dalam rahim, setelah lahir dan berkarya, selalu membawa Damai dan menjadi sumber kedamaian bagi sesama termasuk musuh-musuhnya.

Secara spiritual, sukacita dan damai serta kebahagiaan Ibu yang mengandung Tuhan Yesus, bersumber dan berasal dari Allah sumber kebahagiaan sempurna.

Pertanyaan yang muncul dalam benak: Mengapa Kekerasan terjadi di dalam dunia ini? Bukankah kekerasan itu pertama-tama dikandung dan dilahirkan di dalam rahim Ibu, rahim keluarga, rahim lingkungan sekitar, rahim wilayah tertentu, rahim desun tertentu, rahim RT/RW tertentu, rahim kecamatan tertentu, dan terutama rahim hati manusia yang dibentuk sejak dalam rahim ibu?

Komunikasi nirkekerasan adalah bahasa kehidupan, harus dimulai di dalam rahim ibu, rahim keluarga, rahim lingkungan yang paling mini, demikian dalam buku NONVIOLENT COMMUNICATION A LANGUAGE OF LIFE, Marshall B. Rosenberg, Ph.D., 2003.