KUNJUNGAN YG MENEGUHKAN
ATAU MENGHANCURKAN
Mik 5 : 2- -5; Ibr
10 : 5-10; Luk
1 : 39-45
Minggu 23 Desember 2012
Kotbah Misa Hari Minggu IV Adven C
Di Gereja Bethlehem Kuala Kencana
Timika - Papua
P. Benediktus Bere Mali,
SVD
Hari ini, Minggu, 23 Desember 2012, tepat pukul 07.00 Waktu Timika,
saya untuk pertama kalinya mendarat di Bandara Timika dan mengunjungi Tanah
TIMIKA-Papua.
Setelah tiba di Pastoran dan merayakan Ekaristi Pribadi, saya
mengunjungi sebuah keluarga yang sakit tidak dapat berkomunikasi, untuk
memberikan Komuni Kudus. Saat saya kunjung dan mendoakan serta memberkati Bapa
Tom yang sakit, Bapa Tom sangat bersukacita. Kegembiraan itu diungkapkan di
dalam senyumnya yang sangat mencerahkan. Keluarganya, isteri dan anak-anaknya
juga sangat bersukacita karena dikunjungi pada hari Minggu Adven V ini.
Sebetulnya sukacita keluarga Bapak Tom, bukan karena saya, tetapi
karena Yesus yang hadir dalam Hosti Kudus yang memberikan sukacita sejati
kepada keluarga Bapak Tom. Yesus sendiri yang mengunjunginya dan membawa
sukacita sejati bagi keluarga Bapak Tom.
Hari ini hari minggu adven ke-empat dalam tahun liturgi C. Tokoh utama
yang ditampilkan di dalam masa penantian dan persiapan Natal ini adalah Maria
Ibu Yesus. Maria sungguh secara pasti menyiapkan diri bagi kelahiran Tuhan
Yesus. Maria membuka diri dan membuka Rahim Imannya yang mengandung Yesus sang
Sukacita sejati bagi semua orang melintas batas.
Sukacita Yesus itu dirasakan ketika Maria Mengunjungi Elisabeth. Ketika
Maria mengucapkan Salam sukacita kepada Keluarga Elisabeth, sukacita itu juga
dirasakan oleh bayi yang ada di dalam rahim Elisabeth melonjak kegirangan.
Kehadiran Maria adalah bagi sang sukacita sejati. Kunjungan Maria adalah sebuah
kunjungan yang membawa berkat dan kegembiraan bagi yang dikunjungi.
Teladan Maria yang hadir selalu membawa sukacita Tuhan ini menjadi
model bagi kehadiran kita untuk senantiasa membawa berkat dan sukacita bagi
sesama. Ketika kita hadir membawa gosip dan irihati, dan kebencian maka
kehadiran kita bukan kehadiran seperti Maria yang selalu membawa sukacita bagi
sesama, tetapi kehadiran kita membawa kehancuran bagi sesama kita.
Apakah kehadiran saya selalu dirindukan orang atau kehadiran kita
selalu ditolak oleh banyak orang?