KOTBAH MISA, SABTU 29 DESEMBER 2012



KRISTUS TERANG PARA BANGSA

(1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35)
Kotbah Misa Harian,
Sabtu 29 Desember 2012

Dari Pastoran
St. Yosef, RT 5,
Jl. Enggang No O6 B,
Kuala Kencana- TIMIKA



P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita ketika berada dalam Terang, kita tampil begitu berani, percaya diri, dan berjalan begitu yakin tanpa persoalan. Tetapi ketika kita berada dan berjalan di tempat yang gelap tanpa penerang, misalnya di tengah hutan, kita seperti paranoid, yang selalu merasakan musuh atau setan yang selalu mengancam di punggung atau di belakang atau di sekitar kita.


Kita sangat merindukan Terang di saat kita seperti orang yang paranoid yang sedang berjalan di dalam kegelapan malam di tengah hutan, agar sakit paranoid yang lahir dari konteks kegelapan malam di tengah hutan bisa terobati.


Tema Terang dan gelap adalah inti bacaan pada hari ini. Terang dan gelap itu seperti apa? Matahari memberi cahaya yang menerangi banyak orang tanpa batas dan tanpa membeda-bedakan. Kristus adalah Terang Sejati yang menerangi para bangsa tanpa batas dan tanpa diskriminasi. Kasih Tuhan bagi bangsa-bangsa melintas batas adalah karakter Terang Kasih Tuhan Yesus. Injil Matius 5:45 menegaskan "Terang Kasih Allah kepada para bangsa itu seperti Matahari yang menerangi semua orang melintas batas tanpa membeda-bedakan, dan seperti hujan yang turun bagi semua orang melintas batas."


Kristus Terang Kasih Para Bangsa adalah pokok iman orang yang percaya kepadaNya. Orang yang percaya dan beriman kepada Kristus Terang Kasih Para Bangsa Melintas batas, selalu hadir mempresentasikan diri sebagai terang kasih bagi sesama melintas batas. Saat mempresentasikan diri sebagai pembenci dan iri hati, maka kehadiran bukan sebagai terang tetapi sebagai kegelapan bagi sesama. Mengalpakan diri sebagai Terang di dalam hidup bersama berarti diri adalah orang yang dikuasai oleh benci dan iri hati serta dosa lainnya.

Menyambut Natal:Kelahiran Tuhan Yesus adalah penyambutan KRISTUS TERANG KASIH PARA BANGSA. Sambutan ini dengan pikiran, hati, kata dan seluruh diri sebagai kediaman Kristus Terang Kasih Para Bangsa melintas batas. Mengandung dan memancarkan Kristus Terang Kasih Para Bangsa, dalam relasi sosial hidup bermasyarakat dan hidup bersama banyak orang, adalah tugas perutusan nyata setiap kita yang telah menyambut Kelahiran Tuhan Yesus dalam Natal yang telah kita rayakan.