Kotbah Misa, Rabu 2 Januari 2013



JUJUR VS BOHONG

1Yoh 2:22-28; Yoh 1:19-28

Rabu, 02 Januari 2013
Pastoran St. Yosef Kuala Kencana
 Freeport – Timika – Papua - Indonesia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Apa perbedaan antara orang yang jujur dan orang yang berbohong di dalam hidup bersama dalam Gereja dan masyarakat? Perbedaannya sangat tajam di dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Orang yang hidup berbohong selalu mendapat lahan relasi dan komunikasi yang sangat sempit. Sebaliknya orang yang jujur dalam hidup dan bekerja di dalam komunitas dan masyarakat senantiasa mengalami relasi komunikasi yang meluas dan sangat disegani dan dihormati banyak orang lintas batas.



Bacaan pertama bicara tentang anti kristus yang tampil dalam wajah orang yang bohong dalam hidup dan karyanya. Bacaan Injil tampil dengan wajah Yohanes yang jujur dalam hidup berkomunikasi dengan manusia dalam kehidupan bersama. Kejujuran dalam pola pikir, kata dan perilaku adalah intisari orang yang pro Kristus. Kebohongan dalam segala segi kehidupan adalah anti Kristus yang maha dahsyat.


Kita adalah orang yang beriman kepada Kristus sumber kejujuran yang sejati. Yohanes telah jujur berbicara tentang Yesus sang kejujuran yang sempurna. Kita sebagai orang Katolik sejujurnya mengandung dan melahirkan sang kejujuran sejati di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita dalam kehidupan komunikasi dan relasi dalam Gereja dan Masyarakat. Inilah keunggulan kita dalam memberikan kesaksian hidup bagi dunia.


Ada seorang pastor paroki di NTT yang memanajemen keuangan Paroki secara jujur dan transparan, yang dijalani dengan sepengetahuan umat, dewan paroki, lalu dipraktekkan. Kunci brankas dipegang bendahara paroki dan brankas disimpan di kamar pastor paroki. Dampak positif yang langsung dialami umat paroki adalah kolekte selalu meningkat karena saling percaya satu sama lain di antara umat, dengan pemimpinnya, sebagai ungkapan kepercayaan kepada Tuhan Yesus sang kejujuran yang sejati. Lalu kenapa KKN terjadi di tanah air Indonesia?