KELUARGA MODEL
KELUARGA RETAK
1Sam 1 : 20 - 22 . 24 - 28;
1Yoh 3 : 1 - 2. 21-24;
Luk 2 : 41 – 52
Misa Keluarga Kudus
Minggu 30 Desember 2012
Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang
Keuskupan Timika – Papua - Indonesia
P. Benediktus Bere Mali,
SVD
Manusia yang miskin maupun kaya, yang pintar dan kurang pintar, yang
unggul dan kurang unggul, yang hitam atau putih, yang maju atau terbelakang,
pasti berasal dari sebuah keluarga. Kita semua yang merayakan Pesta Keluarga
Kudus di Paroki SP3. St. Petrus Karang Senang, Keuskupan Timika ini adalah
orang - orang yang bukan jatuh dari langit atau tumbuh dari dalam tanah, tetapi
lahir dari sebuah keluarga.
Ada dua macam keluarga yang menjadi tempat kelahiran kita sebagai
manusia. Ada keluarga yang menjadi keluarga model, ada keluarga yang di dalam
perjalanannya menjadi sebuah keluarga yang berantakan.
Keluarga yang menjadi keluarga model adalah pasangan suami isteri yang
tetap setia satu sama lain dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang,
dalam susah maupun senang, dalam sakit atàupun sehat, dalam semua tempat dan
setiap saat, sampai mati.
Keluarga yang pada akhirnya dalam perjalanannya menjadi sebuah keluarga
yang berantakan, adalah keluarga yang hanya mau setia saat dalam keadaan punya
uang dan selalu senang, sedangkan dalam keadaan sulit dan sakit, dalam keadaan
kekurangan uang, dalam tekanan, mulai meninggalkan keluarganya, dan beralih ke
lain hati atau ke rumput tetangga yang lebih hijauh.
Keluarga Nazaret yang pestanya Gereja Katolik seluruh dunia rayakan
pada hari ini adalah Keluarga model bagi keluarga di seluruh dunia. Kualitas
yang menjadi syarat utama dari Keluarga Nazareth sebagai keluarga model adalah
sebagai berikut. Kualitas keluarga Nazareth itu ada dalam para anggotanya.
Maria adalah sebagai ibu dan mama memiliki kualitasnya yaitu mengatakan
"Ya" pada kehendak Allah dalam setiap waktu dan semua tempat. Ya pada
Allah itu dalam kata dan perbuatannya. Hal itu terkenal dalam viatnya : "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku
menurut kehendakMu". Maria mengutamakan kehendak Allah dalan seluruh
perjalanan hidupnya.
Yusuf suami Maria dan sebagai Bapak Keluarga, memiliki hati seorang
pria yang tulus dan ikhlas kepada Maria dan kepada Tuhan. Yusuf dan Maria dalam
proses kelahiran Yesus anaknya, pertama-tama bukan mengandalkan kehendak
manusia tetapi seratus persen mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh
perjalanan keluarganya dan kelahiran Yesus sebagai anak di dalam keluarga
Nazareth.
Yesus adalah anak, dalam hídupNya selalu mengutamakan kehendak Allah di
dalam seluruh perjalanan hidupNya. Yesus lahir atas kehendak Allah. HidupNya
pun selalu mengutamakan kehendak Allah. Ketika saudara dan saudariNya bahkan
orang tuaNya datang mencari dan berusaha menjumpaiNya, Yesus bersabda :"Saudara dan saudariKu adalah mereka
yang mendengarkan dan melaksanakan Kehendak Allah." Ketika Yesus
hilang dari keluarga, dan kemudian keluarga mencari dan menemukan Yesus di
dalam Bait Allah, Yesus bersabda : "Mengapa
kamu mencari Aku? Tidak kah kamu tahu bahwa aku harus berada di rumah
BapaKU?". Ketika banyak orang memberikan kasih kepada sesama terbatas
dan membeda-bedakan, Yesus bersabda : "Kasih
itu seperti matahari yang menerangi jalan bagi semua orang tanpa
membeda-bedakan." (Bdk.Mat 5:45). Kualitas itu memang sangat
menegangkan, tetapi meskipun demikian, keluarga Nazareth dalam dinamikanya itu,
tetap setia pada Tuhan dan di antara mereka satu terhadap yang lain.
Dengan itu keluarga Nazaret adalah Keluarga Kudus yang menjadi model
bagi semua keluarga lintas batas. Keluarga yang utamakan Kehendak Allah selalu
diselamatkan Tuhan yang mengasihi dan menyelamatkan melintas batas. Keluarga
yang mengabaikan kehendak Allah, membawa keluarga menuju keretakan. Keluarga
Kudus dari Nazareth doakanlah kami. Semoga kami selalu setia di dalam pekerjaan
kami, dalam susah maupun senang.