Kotbah Misa, Jumat 11 Januari 2013



CARA BARU DALAM BERDOA
Jumat, 11 Januari 2013
1 Yoh 5:5-13; Luk 5:12-16
                                                    Dari Surabaya Untuk Dunia                    

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Pada zaman ini banyak orang tua yang mengeluh dalam membina anak-anak.  Mereka mengatakan bahwa kalau dulu anak-anak mendengarkan orang tua yang berbicara dalam mengarahkan anak-anak. Anak-anak sekarang mendengarkan kehendak sendiri. Kalau dulu orang tua berbicara dan mengarahkan anak, anak-anak sopan mendengarkan dan melaksanakan kehendak orang tua. Anak-anak sekarang sulit dan bahkan tidak mendengarkan kata-kata arahan orang tua dan melaksanakan apa yang mereka sendiri kehendaki. Dengan kata lain, anak-anak dulu berparadigma “terjadilah padaku menurut kata baik dan benar orang tua”.  Tetapi anak-anak kini berparadigma “terjadilah padaku menurut kehendakku”. 

Menghadapi anak zaman ini orang tua harus menemukan paradigma yang tepat dalam mendampingi dan mengarahkan anak. Paradigma baru yang paling tepat adalah “menurut kehendak anak dan orang tua atau menurut kehendak kita, bukan kehendak orang tua saja atau kehendak anak saja”.  Menggunakan kehendak kita berarti orang tua harus melibatkan diri dalam zaman anak-anak dalam mengantar anak atau menuntun anak pada jalan yang baik dan benar yaitu jalan yang menyelamatkan.

Bacaan suci hari ini khususnya bacaan Injil menggunakan paradigma “menurut kehendak kita” dalam doa orang yang sedang sakit kusta. Alasan mendasar bahwa doa orang sakit kusta itu menggunakan paradigma “menurut kehendak kita” karena orang sakit kusta itu pada satu sisi sebagai subyek yang menentukan imannya datang dan bersujud serta berdoa kepada Yesus, “jika Tuhan mau, tuan dapat mentahirkan aku”.  Pada sisi lain, doa yang lahir dari kehendak bebas dan kepasrahan orang sakit kusta itu, dikabulkan Tuhan Yesus, yang menunjukkan bahwa kesembuhan yang tejadi dan dialami orang sakit yang sembuh itu adalah karena kehendak Allah. Jadi kesembuhan itu terjadi atas kerjasama kehendak manusia yang sakit dengan kehendak Tuhan Yesus.  Berkat iman orang sakit maka mujizat penyembuhan dari Tuhan terjadi atas diri orang sakit.