“ROH
TUHAN ADA PADAKU
VERSUS
ROH
SETAN ADA PADAKU”
Homili
Misa Krisma
Kamis
Pagi 28 Maret 2013
Yes
61: 1-3a.6a.8b-9
Mzm
88 (89)
Why
1 : 5 – 8
Luk
4 : 16 – 21
P.
BENEDIKTUS BERE MALI, SVD
Roh
Tuhan ada padaku. Kalimat positif ini dinegatifkan maka akan tertulis menjadi Roh
Tuhan tidak ada padaku. Orang yang menerima urapan Roh Kudus Tuhan pasti
memiliki keunikannya tersendiri bila dibandingkan dengan orang yang dikuasai
oleh kekuatan setan atau kegelapan iblis.
Orang yang diisi penuh dengan kekuatan iblis atau setan senantiasa mengancam,
mengganggu, merusak, menghancurkan bahkan mematikan sesama dan alam sekitarnya.
Misalnya teroris yang membakar dan menghancurkan dengan bom yang menghancurkan sesama
dan sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan dan kemajuan banyak orang. Sebaliknya
orang yang terurapi Roh Kudus Tuhan senantiasa membawa sukacita, kegembiraan,
harapan, kebahagiaan, serta keselamatan bagi sesama lintas batas yang
dijumpainya dan dilayaninya.
Bacaan
pertama menyampaikan ramalan yesaya tentang Mesias yang terurapi itu menjadi
Raja penyelamat semua orang lintas batas.
Lintas batas yang dimaksud adalah bisa wilayah geografis, sekte, suku,
agama dan bangsa, maupun kelompok kategorial tertentu. Dia diutus mewartakan
khabar Gembira kepada kaum hina dina, melipur yang patah hati, membebaskan
orang yang ditawan, memaklumkan tahun rahmat yang dianugerahkan Tuhan, dan saat
pembalasan oleh Allah kita. Dia diutus
untuk menghibur semua yang berkabung, mewartakan kepada penduduk Sion yang
meratap.
Perutusan
Tuhan itu melibatkan tangan-tangan manusia sebagai tangan Allah yang kelihatan.
Perutusan itu melibatkan pikiran-pikiran manusia sebagai pikiran Allah yang
kelihatan. Perutusan itu melibatkan kaki-kaki manusia sebagai kaki Allah yang
kelihatan. Perutusan itu melibatkan hati manusia sebagai hati Allah yang
kelihatan. Perutusan itu melibatkan mata manusia sebagai mata Allah yang
kelihatan. Perutusan itu melibatkan telinga manusia yang mendengarkan sebagai
telinga Allah yang kelihatan. Perutusan
itu melibatkan tenaga-tenaga manusia sebagai kekuatan Allah yang kelihatan.
Seorang
utusan dalam melaksanakan tugas perutusan itu berperan sebagai seorang hamba.
Bacaan pertama menyebut utusan itu adalah “Hamba Allah yang Menderita”. Keunikan penderitaan Hamba Allah terletak di
dalam penderitaan yang dialaminya bukan karena kesalahan dan dosanya sendiri,
tetapi karena dosa dan kesalahan orang lain. Hamba Allah menderita bukan untuk
kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan bersama, kebaikan umum, kebenaran
universal, serta keselamatan global. Derita Hamba Allah adalah sisi korban yang
lahir dari cinta kepada kebaikan dan keselamatan banyak orang lintas batas.
Mazmur
tanggapan mengemukakan Daud adalah Raja Yang
Terpilih yang DiurapiNya. Kuasa
Allah tetap menyertaiNya. Kekuatan Allah mengukuhkannya. Kerelaan Tuhan menyertainya.
Kuasanya dibesarkanNya. Ia menyebut
Tuhan adalah Bapa-Allahnya, wadas kesejahteraannya. Raja Daud adalah
Raja Pilihan Tuhan dan Tuhan senantiasa menyertainya dalam hidup dan
kepemimpinannya. Kuasa Tuhan berdiam di dalam kepala, dada, ototnya yang
senantiasa membawa keselamatan bagi semua orang lintas batas, sebagai
identitasnya sebagai Raja Pilihan Tuhan, terurapi.
Mesias
yang diramalkan dalam Kitab Nabi Yesaya terpenuhi di dalam Perjanjian Baru
yaitu di dalam kebangkitan Tuhan Yesus dari alam maut. KebangkitanNya
memproklamasikan bahwa Tuhan Yesus adalah Raja atas raja-raja bumi. KerajaanNya
bersenjatakan cinta kasih semua orang langgar batas. KekuasaanNya alfa dan
omega. Misi KerajaanNya melibatkan para
pendosa yang bertobat dan setia kepadaNya.
Hal ini dimuat di dalam bacaan kedua hari ini.
Nubuat
Nabi Yesaya tentang Mesias yang terurapi dalam Perjanjian Lama terpenuhi secara
eksplisit di dalam diri Tuhan Yesus seperti ada dalam Lukas 4 : 16 – 21. Yesus
bersabda : “Roh Tuhan ada di atas-Ku, oleh sebab Ia telah menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberikan pembebasan bagi
orang-orang tahanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa tahun kesukaan Tuhan telah
datang.” Kemudian Yesus bersabda lagi : “Pada saat ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarkannya.”
Orang
yang diurapi Tuhan dipenuhi Roh Kudus dalam pikiran, perkataan dan perbuatannya
yang senantiasa membawa keselamatan universal harapan semua golongan dan bangsa.
Tetapi orang yang dipenuhi dengan roh setan senantiasa mengancam, mengganggu,
merusak, menghancurkan sesama dan alam sekitar. Kita adalah orang-orang
terurapi dalam sakramen Baptis dan sakramen Krisma. Sebagai diakon, imam dan
uskup diurapi dengan Roh Kudus dalam Sakramen Tahbisan. Orang yang terurapi memiliki identitas yang jelas
yaitu kehadirannya senantiasa membawa keselamatan universal langgar batas.
Orang yang diurapi Roh Kudus menjauhkan diri dari semua yang bernuansa
kekerasan baik pada level psikologis, sosiologis mapun secara fisik. Kehadiran kita di tengah dunia yang masih
dililiti oleh terorisme dalam multidimensi yang mewarnai kehidupan lingkungan
dunia, semestinya membawa kesaksian yang menunjukkan Roh Allah ada pada kita
dengan setia mewartakan dan melaksanakan nilai-nilai kedamaian, kebenaran,
kebaikan, keadilan, kejujuran kepada dunia. Orang yang tidak jujur terhadap
diri, sesama dan terutama Tuhan, menyangkal Tuhan yang mengurapinya dengan Roh
Kudus Allah. Namun nuraninya senantiasa bersuara dalam lubuk hati yang
terdalam: “Tuhan Maha Tahu” (Mazmur 139).