*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Harian Misa Hari Minggu
Pesta Keluarga Kudus 27 Desember 2020
Lukas 2:22-40
Ada sekian banyak keluarga yang kita kenal dan di antara sekian banyak keluarga yang kita kenal hanya ada satu keluarga kudus dari Nazaret yang menjadi model bagi keluarga-keluarga lainnya. Mengapa? Karena keluarga dari Nazaret memiliki dua hal ini secara utuh yaitu taat aturan Allah yang tertulis di dalam aturan Tradisi Yahudi. Keluarga Kudus dari Nazaret mengungkapkan ketaatannya pada aturan tradisi dengan mempersembahkan bayi di Bait Allah untuk dikuduskan bagi Allah. Dalam Hukum Taurat tercatat bahwa setiap Anak Sulung harus dikuduskan bagi Allah.
Pada waktu Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Simeon seorang saleh di Bait Allah menyambut Sang Bayi Yesus dan pada saat itu Simeon merasa sangat bersukacita karena harapannya untuk melihat Mesias telah terpenuhi di dalam diri sang bayi Yesus. Simeon bersukacita yang sangat luarbiasa dalam perjumpaan dengan Mesias, Yesus sendiri.
Kedua, ada saksi Simeon dan Hana bahwa Kanak Yesus adalah Mesias yang diurapi. Tetapi Mesias yang bagaimana? Sang Mesias dalam Kanak Yesus adalah Dia yang akan membawa ketegasan yaitu secara tegas dalam membedakan antara yang hitam dan yang putih, yang baik dengan yang jahat, yang kudus dan yang dosa. Sang Mesias dalam Kanak Yesus ini akan mengutamakan yang baik, benar, adil, jujur dan tidak akan kompromi dengan siapapun untuk bersikap abu-abu terhadap yang tidak benar, tidak adil, dan tidak jujur dalam kehidupan bersama. Budi, sikap, dan aksi Sang Bayi yang adalah Mesias selalu dalam garis benar-adil-baik-jujur kapan dan dimana pun keberadaanNya. Kehadiran Yesus Sang Mesias ini adalah jiwa keluarga Kudus Nazaret. Maria mengandung dan melahirkan Yesus Sang Mesias berdasarkan kehendak Allah yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel. Yosef menjadi ayah Kanak Yesus berdasarkan petunjuk Allah dalam mimpinya. Keluagra Kudus Nazaret terbentuk atas kehendak Allah, atas pengetahuan dan Sikap/kemauan Allan yang secara aksinyataNya terwujud di dalam diri Yesus, Maria dan Yosef dengan satu tujuan Agung dan mulia yaitu untuk menyelamatkan umat manusia di dunia. Demi keselamatan bersama, Allah bekerjasama dngan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan manusia seperti yang tertera di dalam silsilah Tuhan Yesus yang berpuncak di dalam diri Maria dan Yosef orang tua Yesus. Keluarga Kudus dari Nazaret tidak ingat diri tetapi menjadi keluarga yang ada untuk keselamatan bersama banyak orang.
Kita menemukan banyak keluarga muda dan keluarga yang sudah cukup senior. Pada umumnya setiap keluarga memiliki keluarga-keluarga yang menjadi model hidup keluarganya. Misalnya, sebuah keluarga muda yang membutuhkan keluarga model dalam menjalani panggilan kehidupan berkeluarganya. Hal ini biasanya tampak jelas dalam orang tua saksi perkawinan. Keluarga yang terpilih menjadi saksi pernikahan adalah sebuah keluarga model. Apa artinya menjadi keluarga model di sini? Ada tiga hal penting sebuah keluarga yang terpilih menjadi orang tua saksi pernikahan adalah pertama, beriman dan salah satu sifat iman adalah kasih. Iman akan Allah adalah kasih yang inclusive bukan eksklusive. Artinya apa? Iman akan Kasih Allah kepada semua orang tanpa kecuali. Kedua, karena mengimani Allah adalah kasih maka buahnya adalah solider yaitu adanya solidaritas kepada sesasama. Tiga, hal yang paling konkrit dari orang solider adalah orang berbela rasa dengan sesamanya. Berbela rasa secara nyata lewat menolong sesama yang membutuhkan pertolongan untuk hidup yang lebih baik.
Tiga hal ini ada dalam keluarga model dari nazaret. Iman akan Allah adalah Kasih terwujud dalam diri Yeses Putera Tunggal Allah yang menjadi manusia di dalam keluarga Kudus dari Nazaret. Kasih Allah kepada kita dalam inkarnasi adalah sebuah wujudnyata solidaritas Allah dengan kita umat manusia. Solidaritas Allah itu tampak di dalam belarasa Allah dengan kita umat manusia. Allah menyelamatkan kita. Allah menolong kita. Allah memberikan PuteraNya yang tunggal kepada kita untuk menebus dosa-dosa kita.
Meskipun demikian keluarga Kudus dari Nazaret tidak lepas dari berbagai pergulatan hidup baik secara psikologis, sosial, biologis/fisik, dan spiritual sejak awal proses kedatangan Kanak Yesus. Maria bergulat secara spiritual bahwa Malaikat Gabriel menyampaikan berita bahwa bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus bukan dari seorang laki-laki. Ini menjadi sebuah pergulatan spiritual Maria yang sangat kompleks. Maria secara fisik/biologis tidak tidur dengan seorang laki-laki tetapi atas kehendak Allah Roh Kudus, ia mengandung dan melahirkan Yesus Sang Mesias penyelamat dunia. Ini sebuah persitiwa sulit yang sangat kompleks secara biologis yang dialami Maria. Ada kecemasan besar Maria yang hamil dari Roh Kudus bukan dari seorang laki-laki, tentu ada rasa cemas, siapa sebetulnya ayah biologis Yesus dan bagaimana administrasi sipil atas kelahiran Kanak Yesus. Pergulatan psikologis Maria ini tentu sangat kompleks juga. Secara sosial, orang-orang sekitar pasti ada yang mendukung tetapi ada yang tidak mendukung bahkan menjadi buah bibir di dalam masyarakat karena hamil dengan suaminya yang belum pasti. Maria sebagai seorang Ibu dalam keluarga Kudus Nazaret yang dibangun dan dibentuk atas dominasi kehendak Allah bukan atas kehendak manusia, secara manusiawi pasti sangat bergulat dengan diri secara psikologis, sosial, biologis, dan spiritual.
Pergulatan-pergulatan yang dialami itu ternyata dari hari ke hari atau tahap demi tahap, dikurangi lewat pengakuan sosial mulai dari awal Malaikat Gabriel, kemudian Elisabet sanaknya yang menyebutnya sebagai Ibu Tuhan saat Maria mengunjungi dan memberi salam kepada Elisabet dan tinggal bersamanya selama kurang lebih tiga bulan. Saat kelahiran di kandang Betlehem, para gembala bersama bala Malaikat menyambut Yesus dengan sebuah kesukaan besar yang tidak dapat dihalangi oleh hambatan dan tantangan serta gangguan apapun bentuk dan modelnya. Hari ini Maria dan Yosef serta Yesus yang dipersembahkan Bait Allah untuk dikuduskan bagi Allah sesuai hukum Taurat, Simeon dan Hana mengakui bahwa Kanak Yesus si Sulung yang dipersembahkan di Bait Allah ini adalah Mesias, Yang Diurapi. Maka lengkaplah bahwa semua pergulatan Maria dan Yusuf ini tersembuhkan oleh pengakuan dari pihak Allah dalam diri Malaikat Gabriel dan bala Malaikat dari Surga dan Pengakuan Manusia lewat sensus penduduk sipil dengan ikut sensus sesuai perintah Kaisar Agustus, dan Taat Aturan Taurat bahwa setiap anak sulung, orang tuanya persembahkan di Bait Allah untuk dikuduskan bagi Allah.
Keluarga Kudus Nazaret adalah keluarga Taat Setia Allah dan Taat Aturan Negara aturan Sipil, pantas dan layak menjadi model bagi keluarga-keluarga lainnya.***