Kegelapan Raja Herodes vs Terang Bayi Yesus

*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Misa Harian

Senin 28 Desember 2020

Mat 2:13-18


Bacaan-Bacaan suci Hari ini tentang Terang dan gelap. Dalam pandangan Katolik Terang dan gelap dibedakan secara tajam tidak ada yang namanya abu-abu seperti di dalam Dunia politik. Terang adalah Allah. Allah adalah Terang. Anti Allah adalah gelap atau kegelapan. Seorang yang setia pada Allah adalah orang yang berjalan di dalam Terang sedangkan orang yang melawan Allah adalah orang yang berjalan atau hidup dikuasai oleh kegelapan. 


Herodes adalah orang yang tampil tidak jujur di hadapan Orang Majus yang berjalan dalam arahan bintang Terang Allah sendiri dan Terang itu telah menjadi nyata dalam Diri Bayi Yesus Sang Mesias di Kandang Bethlehem. Setelah para Majus itu kembali ke daerahnya atas panduan Terang Allah, ketidakjujuran Herodes itu dibalik bahwa Para Majus itulah yang telah memperdayakan dirinya atau menipu dirinya  karena setelah mereka berjumpa dengan Yesus Sang Mesias Rohani itu, mereka tidak menyampaikannya kepada Herodes tentang tempat tinggal Bayi Yesus Sang Mesias Rohani. Bagi Herodes, ia diperdayakan oleh orang orang Majus itu. Tetapi bagi Allah Maha Tahu, Herodeslah yang justru tidak jujur pada Orang Majus itu. Herodes sungguh sangat licik memproyeksikan tidak jujur nuraninya kepada para Majus yang betul-betul memiliki Hati nurani yang jujur di hadapan Allah sumber Terang sejati. 


Allah yang Maha Tahu, lewat mimpi dapat berbicara kepada Yusuf orang tua Yesus.  Bahwa Herodes akan mencari Yesus  bukan untuk diakui dan disembah seperti para Majus dari Timur tetapi Herodes akan segera mencari dan membunuh Yesus. Lewat mimpi Yusuf, Allah memandu Yusuf agar ia bersama Yesus dan Maria mengungsi ke Mesir, sampai Herodes meninggal.


Yusuf, Maria dan Yesus diselamatkan karena berjalan di dalam Terang Allah sendiri. Tetapi Herodes dikuasai ketidakjujuran, kemarahan dan takut pada seorang Bayi Yesus Sang Mesias Yang lahir yang akan menjadi Mesias Rohani bukan Mesias Duniawi. Herodes melihat Mesias dalam arti duniawi. Padahal kemesiasan Yesus sebenarnya dalam arti    Rohani. Kesalahpahaman Herodes ini membawa akibat  yang fatal. Ia sebetulnya tidak mempunyai sahabat untuk berdiskusi tentang Mesias duniawi dan Mesias Rohani sebelum ia bertindak.  


Pengetahuanya yang keliru mengarahkan  Sikap atau Kemauannya yang keliru juga,  yang pada akhirnya dapat membawa Aksi yang fatal yaitu ia secara bengis membunuh semua  Bayi Bayi jujur polos berusia dibawah 2 Tahun.  Ambisi akan kuasa, takut kehilangan kuasa, dan hanya untuk memertahankan kuasa, Herodes menghalalkan segala cara demi dirinya dan dinastinya. 


Kita merenungkan Terang dan kegelapan dalam konteks pandemic corona virus 19 ini. Terang bagi Kita dalam konteks ini adalah ketika Kita berjalan dalam tanggungjawab moral Kita untuk menyelamatkan Diri dan anggota komunitas agar Kita bersama selamat, Dengan Taat mengikuti protokol kesehatan untuk kebaikan Kita bersama di dalam komunitas Rumah Kita bersama.***