Teologi Dapur



Homili Sabtu 20 April 2013
Kis 9 : 31 – 42
Mzm  116 : 12 – 13.14-15.16-17
Yoh 6 : 60 – 69
DAPUR JASMANI DAN DAPUR ROHANI
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita mempunyai rumah. Dapur adalah satu bagian  vital dari keberadaan kita di dalam rumah. Dapur adalah tempat ibu atau saudari atau kita sendiri mengolah makanan yang setiap hari kita butuhkan untuk makanan kita demi kelangsungan hidup kita. Kita menyiapkan makanan yang terbaik bagi kesehatan yang baik agar dapat bekerja dengan baik dan dengan itu mendatangkan penghasilan yang baik bagi masa depan kita. Kita tidak akan meninggalkan dapur kalau kita masih lapar atau belum makan. Kita akan meninggalkan rumah untuk bekerja setelah makan dan minum dari dapur rumah kita.
Kita juga memiliki aspek kerohanian dalam hidup kita. Hidup rohani kita memiliki dapur rahoninya. Makanan rohani tersedia di dapur rohani kita. Kalau dalam dapur jasmani, penyedia makanan jasmani adalah ibu kita atau mama kita atau saudari kita. Kalau dalam dapur rohani, penyedia makanan rohani adalah seorang imam yang tertahbis. Penyedia makanan rohani adalah imam yang merayakan Perayaan Ekaristi Kudus. Setiap orang yang melanjutkan kehidupan rohaninya berusia panjang semestinya selalu setia datang ke dapur rohani yaitu Kapela atau gereja atau tempat seorang imam merayakan Ekaristi Kudus. Imam yang alpa merayakan Ekaristi adalah pribadi yang tidak bertanggungjawab atas tugas dan panggilannya sebagai utusan Allah dan sebagai kaki tangan Allah yang menyediakan makanan rohani bagi umat manusia.
Injil hari ini menyatakan tentang Dapur Rohani Para MuridNya. Perkataan Yesus adalah Perkataan Hidup Yang Kekal. Maksudnya jelas bahwa Sabda Yesus adalah Firman yang memberikan hidup yang kekal. Yesus bersabda “manusia hidup bukan hanya dari roti saja tetapi dari setiap sabda yang keluar dari mulut Allah”. Artinya Sabda Allah adalah makanan Rohani yang memberikan kehidupann yang kekal bagi setiap orang yang gemar membaca FirmanNya atau rajin dan setia membaca Kitab Suci. Sabda Allah telah menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus. Dia berasal dari Allah melalui Rahim Ibu Maria lahir ke dalam dunia. Dia hidup, berkembang, berkarya membangun dunia dan manusia, dalam kejujuran dan transparansi. Mahkamah Agama Yahudi dalam institusi Agama Yahudi, transparansi Yesus mengungkapkan segala sesuatu secara terbuka tanpa kemunafikan, bukannya mendatangkan sukacita orang-orang Yahudi yang menempati posisi sentral sosio religius dalam isntitusi keagamaan Yahudi, malah melahirkan iri hati yang mendalam orang-orang yang termasuk dalam kelompok Sanhedrin, karena mereka kalah saingan dengan keunggulan Yesus di dalam aneka segi kehidupan.
Puncak kebencian dan irihati orang Yahudi adalah membunuh Tuhan Yesus, menguburkan dan kemudian bangkit kembali sebagai kemenanganNya atas kuasa maut yang mengerikan. Kebangkitan Tuhan tidak meredahkan kebencian orang-orang Yahudi terhadap Yesus dan para pengikutNya. Umat Gereja perdana dianiayah. Pemimpinnya adalah Saulus. Saulus adalah ketua pembunuh para pengikut Tuhan Yesus. Situasi yang tidak aman itu juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran pewartaan para rasul dan mujizat yang dilakukan para murid dalam nama Tuhan Yesus yang telah bangkit.
Penganiayaan yang dialami boleh jadi mendatang dampak ganda. Berjalan mundur meninggalkan Tuhan Yesus atau berjalan menuju Tuhan Yesus yang telah bangkit dan sekaligus sebagai Roti Hidup dan Air Hidup bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Pertanyaan Yesus kepada para MuridNya ketika terjadi penganiayaan yang hebat pada zaman kebangkitan Tuhan Yesus, apakah kamu juga pergi meninggalkan saya?  Dapat dijawab oleh dua kelompok besar. Dua kelompok itu adalah Kelompok dua belas rasul yang setia mengikuti Tuhan Yesus, dalam suka dan duka serta dalam penganiayaan. Kelompok muridNya yang lain yang ketika ada kesulitan dan penganiaayaan pergi meninggalkan Tuhan Yesus.
Bacaan Pertama membukan pintu lebar bagi orang berjalan menuju Tuhan dengan jalan pertobatan. Pertobatan Paulus yang dulunya ketua penganiayah ulung kini menjadi pengikut setia Tuhan Yesus. Pertobatan Paulus membawa situasi sekitar yang aman, damai dan rukun. Suasana itu sangat mendukung pewartaan Tuhan Yesus yang bangkit oleh Petrus dan tanda dan mujizat yang dilakukannya di dalam nama Tuhan Yesus Yang Telah Bangkit, membawa semakin banyak orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus yang telah Bangkit.
Iman banyak orang akan kebangkitan itu sesungguhnya membangkitkan iman sesama untuk percaya dan setia kepada Kristus yang telah bangkit. Secara praktis, iman dan kepercayaan akan kebangkitan Tuhan senantiasa menuntun setiap orang beriman untuk hadir sebagai pribadi yang membangkitkan sesame bukan menyalibkan sesame sebagai citra Allah. Petrus hadir membangkitkan iman sesame. Paulus setelah bertobat bangkit mengikuti Yesus dan mewartakan Yesus yang bangkit kepada segala bangsa. Baik Petrus maupun Paulus adalah orang yang hadir untuk membangkitkan sesama dalam aneka ilmu sosial.