Gadis Desa Samaria Jatuh Cinta Pada Yesus di Siang Bolong

Atul boy di Polandia,

selamat malam. Pertanyaanmu ttg jam Yesus bertandang ke sumur Yakob itu menarik untuk diteliti. Teli pasti punya sudut pandangan eksegese lain tapi saya hanya ingin berikan komentar sangat sederhana.

Dalam bahasa Jerman dibilang: "es war um die sechste Stunde", artinya "saat itu jam ke-enam".

Ungkapan "jam ke-" itu banyak kali dalam Injil sinoptik dan Yohanes, hanya antara Sinoptik dan Yohanes ada sedikit perbedaan karena menggunakan titik tolak perhitungan yang berbeda, toh dalam banyak hal mereka saling mengkonfirmasi, walaupun diungkapkan dalam rumusan yang tidak sama.

Tentang Yohanes dengan ungkapan "jam ke-enam".
Dari catatan Plutarch, Plinius, Aulus Gellius dan Macrobius dengan pasti kita tahu bahwa orang-orang Roma masa itu menghitung hari mulai dari tengah malam jam 12. Jadi satu hari baru dihitung dari jam 12 tengah malam sampai jam 12 tengah malam hari berikut, sama seperti kita sekarang. Sedangkan orang Yahudi masa itu menghitung hari baru mulai dari jam 6 pagi sampai jam enam pagi hari berikutnya.

Para synoptik lebih sering menggunakan perhitungan hari versi Yahudi, sedangkan Yohanes lebih menggunakan versi Roma. Oleh karena itu benar katamu, jam ke-6 itu adalah jam enam pagi menurut Yohanes. Tapi dalam bagian2 lain, Synoptik juga menggunakan versi Roma, misalnya dalam Mates bab 20 ayat 1 tentang tuan rumah yang meninggalkan rumah pagi-pagi buta. Ungkapan Yunani untuk nuansa waktu merujuk pada versi Roma, jadi dipahami jam 6.00 pagi. Contoh lain dari Yohanes kita temukan dalam upacara pengadilan di depan Pilatus (Yoh 18,28). Di sana Yohanes juga menggunakan ungkapan pagi-pagi buta, dan merujuk pada jam 6.00.

Yesus datang ke Sumur jam 6.00 pagi. Jadi di satu sisi kita bisa berargumentasi secara manusiawi bahwa orang bisa haus dan membutuhkan air kapan saja, termasuk jam 6.00 pagi. Argumentasi teologis bisa merujuk pada pesan yang mau disampaikan Yesus kepada wanita Samaria dan misi pertobatan yang terjadi di Sumur. Selain bahwa diskurs air menjadi jalan masuk kepada pertobatan (permandian, penghapusan dosa, hidup baru), juga aspek lain yang tidak kalah pentingnya bahwa "aktus pertobatan dan hidup baru" tidak hanya terjadi di dalam Gereja atau di tempat pengakuan, tetapi tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Also, selalu mungkin.

Ini hanya komentar amatiran, tapi kae kita Alf Betan kan ahli dalam hal ini. Bisa komentar menentang atau menggugat...;-)

Oh, jadi kotbah baru lagi... Namanya juga melambung ke angin...

Salam untuk semua yang berpesta

Marc van Gidhal

Sudah lama tidak pake nama ini, jadi dipersembahkan untuk yang suka nama ini, misalnya Bal of Moscow.

Kae Sil dan teman kelas Kons, salam ke tempat-mu masing-masing and terima kasih atas sapaan dan refleksi tambahannya. Ada satu catatan kecil yang perlu diberi perhatian juga, teks Injil dari minggu pra-paska III tentang gadis desa Samaria yang pergi ke sumur Jakub untuk menimbah air terjadi pada jam 12.00 siang. Catatan selanjutnya bisa dimengerti bahwa Yesus menjadi haus. Sedangkan menurut terjemahan dalam bahasa Polandia terjadi pada jam 06.00 pagi. Secara goegrafis bisa dimengerti karena kalau di Eropa jam 06.00 pagi maka di Indonesia menjadi jam 12.00 siang. Karena itu saya punya kothba hari ini sedikit memberi penjelasan tambahan bahwa Yesus dan murid-muridnya dalam perjalanan dari kota ke kota mewartakan injil tanpa mengenal lelah siang dan malam dan karena itu pagi-pagi baru jam 06.00 sudah haus dan lapar.... Bagaimana dengan terjemahan-mu masing-masing di negara tempat misi-mu, khususnya mengenai jam berapa Yesus bertemu dengan wanita Samaria di sumur Yakub? Salam ke empat penjuru angin? Bagaimana Kae penjaga iman dan moral Kristen di Roma sana? Mungkin ada yang bisa menemukan jam aslinya dari Injil yang berbahasa asli dari zaman Yesus?Atulolon of Poland