Menguak Makna Hari Rabu Abu

Hari Rabu tahun 2008 jatuh pada tanggal 6 Februari 2008. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang menjadi inspirasi bagi kotbah pada hari ini adalah Kitab Yoel 2 : 12 - 18; 2 Kor 5 : 20 - 6 : 2; Mat 6 : 1 - 6, 16 - 18. Ada tiga hal penting yang ditemukan dalam memaknai Hari Rabu Abu.

Pertama, Doa dan puasa bukan untuk dilihat orang, dipuji, memepopulerkan diri. Kalau anda doa masukkan dalam kamar dan kuncilah pintu lalu berdoa. Doa mengetahui apa yang tersumbunyi yang dilakukan dibalik kamar yang terkunci. Kalau berpuasa, minyakilah muka dan rambutmu. Janganlan mencemberutkan wajahmu di depan orang agar orang tidak tahu bahwa anda sedang berpuasa.

Kedua, Abu yang diterima menunjukkan bahwa manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan adalah maha pengampun dan pengasih. Masa pertobatan ini adalah masa pemurnian motivasi mengikuti Tuhan yang juga menjalani masa pertapaan selama empat puluh hari dan empat puluh malam di padang gurun. Masa Prapaskah adalah masa ret-ret agung. Masa ini adalah moment untuk doa dan puasa tanpa dibangun di atas dasar kemunafikan.

Ketiga, Pertobatan dan doa kaum farisi dan ahli-ahli Taurat dibangun di atas dasar kemunafikan dan pengejaran popularitas diri. Apakah kritik Tuhan Yesus atas kemunafikan puasa dan doa kaum farisi dan para ahli taurat ini, juga merupakan kritikan terhadap diri saya? Mari kita merenungkan kritikan Yesus ini dalam menyongsong harapan akan masa depan yang lebih baih.