Zakheus menerima tawaran Yesus untuk mengikutiNya. Ajakan Yesus itu dijawab oleh Zakheus. Realitas hidup Zakheus adalah pemungut cukai, yang hidup dalam lingkaran sosial para koruptor. Mengikuti panggilan Tuhan Yesus berarti dia meninggalkan cara hidupnya yang lama. Pilihan hidup Zakheus ini mendatangkan resiko berat bagi dirinya dan sekaligus bagi Yesus. Para koruptor akan memberi label kepada Zakheus bahwa dia adalah pengkhianat kelompok para koruptor. Para koruptor akan merasa terancam karena Zakheus telah beralih dari lingkaran jaringan korupsi yang telah memberikan hidup kepadanya. Para koruptor akan merasakan bahwa semua jaringan korupsi akan dibongkar oleh Zakheus kepada Yesus dan ini menjadi bahan atau data terpercaya bagi Yesus untuk berbicara dan berkotbah sebagai nabi. Para koruptor tentu akan berupaya mempertahankan diri dengan mengancam nyawa Zakheus agar jaringan korupsi mereka tidak terbongkar lewat Zakheus sang pengkhianat. Para koruptor itu juga akan berupaya agar hidup Yesus dan semua pebicaraan Yesus selalu dimata-matai dan kalau Yesus membongkar jaringan korupsi mereka kepada publik dalam kotbah dan seminar-seminar maka Nyawa Yesus juga akan terancam.
Yesus memanggil Zakheus yang telah mapan dengan hidup dari jaringan kejahatan para koruptor kelas kakap pada zamannya. Yesus memang datang untuk mengadakan perjamuan kepada orang berdosa dan orang baik agar kembali sadar akan keberadaannya sebagai anak-anak Abraham yang diciptakan sebagai Anak-anak Allah secitra dengan diriNya. Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Yesus datang membawa bendera iman dan kemanusiaan sekaligus bendera itu sebagai jiwa manusia segala zaman. Kekhasan itu yang yang dibawah Yesus. Kedua nilai itu aktual sepanjang zaman. Yesus komitmen agar tugas dan misiNya itu berhasil dengan baik. Yesus memanggail Zakheus agar Zakheus ikut dalam jaringan keselamatan semua orang bukan jaringan kejahatan para koruptor. Yesus memanggil Zakheus bukan untuk membangun jaringan korupsi baru dalam kelompok para pengikut Yesus.