Mengapa Sebelum Yesus Mewartakan Injil di depan publik di Galilea, Roh membawa Yesus ke padang gurun dicobai Iblis selama 40 hari dan 40 malam?

 *Benediktus Bere Mali, SVD* 


Renungan Hari Minggu 

21 Februari 2021

Kej. 9:8-15

1Ptr.3:18-22

Mrk.1:12-15


Iblis vs Injil


Mengapa Sebelum Yesus Mewartakan Injil di depan publik di Galilea,  Roh membawa Yesus ke padang gurun dicobai Iblis selama 40  hari dan 40 malam?  



Menerima tugas perutusan mewartakan Sabda Allah di depan publik dalam masyarakat Yahudi memiliki syarat utama yaitu usia biologis  minimal 30 tahun. karena itulah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada usia 30 tahun untuk sebuah tugas perutusan. Selain itu pewarta Injil di depan publik harus memiliki kedewasaan dalam hal pengetahuan, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan memiliki kebijaksanaan di dalam hidup bersama. Bijaksana berarti mempertimbangkan semua aspek kehidupan dalam mengambil keputusan untuk berbicara dan bertindak sehingga sulit memberi peluang bagi terjadinya kesalahan fatal dalam melaksanakan tugas perutusan. 


Ada berbagai cara untuk mencapai ideal di atas. Tetapi di dalam Injil hari ini cara spesial untuk meraih ideal di atas melalui retret Agung di Padang Gurun dan dicobai Iblis selama 40 hari dan 40 malam. Yesus mengalami cobaan iblis di padang gurun selama 40 hari  dan Yesus lulus dari cobaan iblis itu. Ia tidak jatuh dalam kuasa iblis yang menyesatkan. Tetapi ia menguasai iblis. 



Dengan lulus dari cobaan iblis di padang gurun ini, ia kini fokus pada mewartakan Injil, pertobatan, dan mengantar semua orang untuk percaya kepada Injil.  Artinya bahwa Yesus tidak terbelenggu oleh persoalan diri dan persoalan dari luar diri yang datang dari iblis. Yesus telah membereskan diri dengan baik. Yesus telah mengurus dirinya secara baik  dan benar. Yesus fokus melayani untuk menyelamatkan semua orang. 


Kita sebagai pengikut Yesus seringkali terhalangi oleh urusan-urusan pribadi yang belum dibereskan secara tuntas sehingga kita belum dapat konsentrasi pada tugas mewartakan Injil kepada sesama. Atau barangkali kita masih sibuk mengurus urusan egoisme dan mengabaikan urusan pelayanan dan pewartaan Injil untuk keselamatan orang lain. Atau barangkali kita masih sibuk dengan harta, takta dan wanita/kenikmatan duniawi dan lupa urus harta surgawi. 

Bacaan Injil hari ini dapat membantu kita untuk pertama-tama bereskan lebih dahulu urusan pribadi lewat cara ret-ret Agung pengolahan diri sebagai persiapan diri untuk menjadi pelayan Injil di depan publik.***