Mengapa Orang Sakit kusta yang disembuhkan itu tidak pergi kepada para imam sesuai perintah Yesus tetapi justru melanggar larangan Yesus untuk wartakan kepada siapapun tentang penyembuhannya itu?





 *Benediktus Bere Mali*

 


 

Renungan Misa Hari Minggu

14 Februari 2021 

Im 13:1-2.44-46

1Kor.10:31-11:1

Mrk.1:40-45



Mengapa orang yang disembuhkan dari sakit kustanya itu langsung mewartakan berita sukacita itu kepada orang banyak walaupun Tuhan Yesus melarangnya untuk melakukan itu, padahal Yesus memberi tugas dan kewajiban bahwa ia harus memperlihatkan diri kepada para imam sebagai bukti bahwa ia sudah sembuh sesuai hukum Musa? 

Benar sekali Yesus menegaskan bahwa orang yang sembuh dari sakit kusta itu harus pergi  kepada imam. Mengapa?

Karena imam Agama Yahudi memiliki peran ganda yaitu sebagai tabib yang menentukan seseorang itu memiliki gejala kusta dan didiagnosis kusta dan setelah berobat di tempat isolasi, dan sesudah sembuh ia harus mendapat keputusan resmi dari imam setelah melihat gejalanya tidak ada lagi dan dengan demikian dinyatakan secara resmi bahwa ia telah sembuh. 

Anehnya bahwa orang yang sembuh itu tidak lakukan perintah Yesus itu. Tetapi justru  orang yang telah sembuh itu pergi mewartakan warta sukacita itu kepada orang banyak. Mengapa? 


Dari kacamata orang yang sembuh itu hal ini menunjukan bahwa dia tidak perlu lapor diri kepada para imam Yahudi yang memiliki peran ganda sebagai tabib, pemimpin doa di rumah ibadat, hakim dan pemimpin politik tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan sakitnya. Mereka menempati posisi imam hanya untuk mencari kemuliaan diri seperti apa yang tertulis di dalam bacaan kedua.  Mereka hanya pandai menentukan bahwa berdasarkan gejala, orang itu sakit kusta tetapi tidak mencari solusi atau tidak dapat menyembuhkan. 

Baginya Yesus adalah imam utama dan imam sejati yang berperan sebagai pemimpin doa di Bait Allah, hakim yang menentukan hukuman bagi yang melanggar hukum, dan sebagai tabib yang menyembuhkan. 

Ia kini sudah hidup dalam era baru Yesus bukan lagi dalam era lama imam perjanjian lama lagi. Baginya Yesus adalah fokus dan itulah yang ia sebarluaskan kepada semua orang agar semua orang juga beralih dari imam perjanjian lama kepada imam perjanjian baru di dalam diri Yesus. Ia melakukan semua itu untuk kemuliaan Tuhan Yesus bukan untuk mencari kemuliaan diri sendiri. la bukan lagi hidup di bawah imam perjanjian lama yang hanya mencari kemuliaan diri sendiri. Ia kini telah menjadi manusia baru dalam Yesus tabibnya dan tabib kita semua.***