*Benediktus Bere Mali, SVD*
Misa Hari Senin 22 Februari 2021
pesta Tahkta St.Petrus
1Ptr. 5:1-4
Mat.16:13-18
Salah satu tema ensiklik Fratelli Tuti dari Paus Fransiskus yang dikeluarkan pada 4 Oktober 2020 adalah "individualisme Radikal" dalam 4 Pilar yaitu dalam pilar politik orang mencari jabatan atau kuasa dengan menghalalkan segala cara hanya untuk kepentingan pribadi dalam level psikologis dan untuk kepentingan kelompok atau golongan dalam tingkat sosiologis. Kedua, pilar Religious, orang menggunakan Agamanya yang mayoritas dengan menafsir ayat Kitab Suci Agama sesuka hati tanpa bijaksana, memanipulasi data Kitab Suci untuk mengontrol kelompok minoritas hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri dan kelompoknya, misalnya kelompok fundamentalist teroris. Pilar Budaya, orang menggunakan budaya mayoritas sebagai alat untuk menindas kelompok minoritas misalnya kelompok adat, tanpa kemanusiaan dan solider, hanya untuk mencari keuntungan dan kepentingan diri sendiri dan hanya untuk kepentingan kelompoknya . Pilar ekonomi, orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara untuk kepentingan diri sendiri.
Keempat pilar itu menjadi latarbelakang keprihatinan Gereja Katolik, sekaligus yang menjadi Alasan mendasar dari terbitnya Ensiklik "Fratelli Tuti: Semua Bersaudara: Persaudaraan dan Persahabatan Sosial," yang diterbitkan oleh Paus Fransiskus. Sikap Gereja pada masa puasa ini jelas bahwa di masa prapaskah ini Umat Katolik dipanggil untuk puasa dari kuasa yang menghalalkan segala cara, kepada pemimpin untuk melayani dengan kasih dan kelembutan dan utamanya memberi contoh bagi masyarakat publik. Pemimpin adalah seorang gembala yang memberi contoh kepada yang dilayani, dengan tulus hati sesuai kehendak Allah, tanpa paksaan, tidak mencari keuntungan diri sendiri. Pemimpin adalah "ing ngarsa sung tulada" bagi mereka yang dilayani dari bangun pagi sampai bangun Pagi kembali di hari berikutnya. Pemimpin menjadi Teladan dan harus bijaksana dalam segala segi bidang kehidupan.
Petrus memiliki keutamaan-keutamaan tersebut maka Petrus diberi kunci kerajaan Surga untuk membuka pintu Surga bagi semua orang agar semua orang masuk ke dalam Kerajaan Surga. Mereka yang layak masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang berkuasa untuk melayani dalam kasih dan kelembutan sesuai kehendak Allah Tritunggal Maha Kudus, mereka yang solider dengan semua aneka budaya yang dijumpai dan hidup bersama bertetangga berdasarkan prinsip kemanusiaan universal, mereka menderita bersama sesama yang menderita (compassion), dan mereka yang membagikan apa yang mereka miliki yaitu waktu tenaga, pikiran dan harta kepada sesama yang membutuhkan agar sesama sebagai secitra Allah dapat mengalami kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Selamat Pesta Tahkta St. petrus, sang pemimpin yang melayani Umat Gereja Katolik sesuai kehendak Allah dan umat yang mau dibentuk sesuai Kehendak Allah agar semua dapat berjalan bersama Sang Sabda berarak memasuki Kerajaan Allah.***