Mengapa ikut Yesus itu harus memikul salib setiap hari?

  *Benediktus Bere Mali*


Ul.30:15-20

Luk. 9:22-25



Orang tidak mau sakit di masa pandemi covid 19 ini. Orang tidak mau cape bekerja di masa pandemi covid 19. Orang memelihara kesehatan otak, tubuh dan rasa serta aksi di masa pandemi covid 19 ini agar usia lebih panjang baik sebagai biarawan biarawati maupun sebagai awam. Ringkasnya manusia lebih menerima hidup enak daripada hidup menderita.



Yesus menerima dan meanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh  tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Teladan ini menjadi model atau syarat bagi setiap pengikut Yesus. Seorang yang menjadi pengikut Yesus selalu menerima penderitaannya dan memikul salibnya setiap hari. Penderitaan adalah bagian dari panggilan hidup itu sendiri baik sebagai awam maupun sebagai imam, biarawan dan biarawati. 


Saya sangat terkesan dengan seorang imam senior   mantan Provincial sebuah kongregasi yang mengalami sakit serius tetapi ia enjoy menerima dan mengalaminya. Sebagai imam muda, saya tanya, apa kuncinya pater tampil senyum walau derita fisik sangat hebat. Jawabannya sangat membuat saya surprise, saya menikmati derita salib saya sebagai sebuah panggilan menuju kesempurnaan hidup sebagai pengikut Yesus. Psikologi perkembangan pun indah mengatakan bahwa orang yang bahagia di usia senja dan menikmati deritanya adalah orang yang sehat secara psikologis.***