*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Hari Rabu 24 Maret 2021
Dan 3:14-20.24-25.28
Yoh 8:31-42
allah tuan Nebukadnezar vs Allah Sadrakh, Mesakh , Abednego
Dalam politheisme setiap orang dari Suku bangsa memiliki wujud tertinggi masing-masing yang dipercaya dan dialaminya dalam konteks bahasa budaya masing-masing. Sedangkan dalam monoteisme semua orang secara universal mempercayai satu Allah yang dialami oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya dan pengalaman akan Allah itu terpenuhi dalam pengalaman akan keselamatan dari Allah Esa yang memerdekakan. Dalam Politheisme, seorang yang memiliki takhta, harta, dan keturunan atau dinastinya dapat menciptakan Dewa dalam bentuk patung dan memaksa bawahan yang dipimpin untuk menyembah allah-nya itu termasuk memaksa bawahan yang beragama monoteisme yang bukan ciptaan tangan manusia tetapi langsung dari Surga dari Allah sendiri.
Pengalaman akan Allah-nya Sadrakh, Mesakh & Abednego versus allah-nya tuan Nebukadnezar dalam bacaan pertama menampilkan buah yang bertolakbelakang. Agama tuan Nebukadnezar dengan allah/dewa, patung ciptaan tangan manusia sangat luar biasa menyesatkan bahkan membawa kematian bagi orang yang menganutnya. Sebaliknya Allah-nya Sadrakh, Mesakh dan Abednego memerdekakan mereka yang percaya kepada-Nya dan hal itu bukan teori atau kata dan tulisan semata, melainkan pengalaman akan Allah Esa yang secara nyata menyelamatkan saat mereka diikat dan dilemparkan ke dalam api yang bernyala-nyala panas tujuh kali lipat, karena tidak taat sembah dewa dan patung tuan Nebukadnezar itu.
Allah Esa yang menyelamatkan Sadrakh, Mesakh, Abednego adalah Allah yang memerdekakan manusia. Pengalaman nyata Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang percaya pada Allah Esa yang memerdekakan ini adalah secara jelas diteguhkan dalam bacaan Injil hari ini, dimana Yesus bersabda kepada orang Yehuda yang percaya kepada-Nya,
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Tuhan Yesus adalah satu-satunya Allah yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kit dan menyelamatkan kita yang percaya kepada-Nya. Keselamatan-Nya nyata lewat karya pelayanan, derita salibNya, kematianNya dan berpuncak pada kebangkitan-Nya. Allah kita yang memerdekakan kita melalui pengalaman manusiawi dari rahim Ibu, ke rahim bumi, dan kembali ke dalam rahim Surga lewat Salib, wafat dan kebangkitan-Nya puncak kemenangan Tuhan Yesus memerdekakan kita manusia.
Ekaristi Kudus yang kita rayakan adalah perayaan makan Tubuh Kristus yang memerdekakan kita dari dosa-dosa kita lewat karya, derita salib, wafat dan kebangkitan-Nya. Kita makan Tubuh Kristus berarti kita hidup dari makanan gizi rohani yang kita makan. Artinya hidup, kata, aksi kita seperti Yesus sendiri dalam suka dan kesulitan apapun yang kita hadapi bahkan kesulitan itu adalah seperti Kuasa Nebukadnezar yang memaksa Sadrakh, Mesakh dan Abednego di dalam bacaan pertama, kita tetap setiap pada Tuhan Yesus seperti Sadrakh, Mesakh & Abednego. Tuhan selalu memberkati. Salam sehat selalu.***