Melayani Secara Tuntas itu Menyembuhkan

  *P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Renungan Misa Harian Kamis, 4 Maret 2021

Yer. 17:5-10.

Luk. 16:19-31



Saya sangat penasaran melihat seorang Bapa Tua di salah satu tepi jalan Raya utama di depan pintu Gerbang Seminari Tinggi SVD Christ the King Manila.  Beliau sangat setia memberi makan kepada burung-burung yang hidup bebas di alam dan burung-burung itu tampak bersahabat dengan beliau. Saking penasarannya pada suatu Hari Saya mendekati Bapa Tua itu lalu sharing dengan beliau tentang persahabatannya dengan burung-burung yang begitu dekat dengan beliau. Lalu beliau mengatakan bahwa Ia adalah seorang Mantan seminaris Fr. Fransiskan. Spiritualitas Fransiskus dari Asisi " bahwa semua Bersaudara" menginspirasinya untuk bersahabat dengan alam semesta dan salah satunya adalah menjadi Bersaudara dan bersahabat dengan  burung- burung yang hidup di alam bebas-merdeka,  yang selalu Ia beri makan.  Banyak orang yang berduit yang melewati tepi jalan ini merasa tertarik menyaksikan pelayanannya itu lalu memberi sumbangan untuk karya pelayanannya itu. 


Orang kaya di dalam Injil hari ini tidak memiliki empati pada Lazarus yang lapar, dan menderita sakit badan yang penuh borok. Orang kaya itu melihat Lazarus yang menderita karena badan penuh borok itu, tetapi mata empatinya dibutakan oleh harta kekayaan yang digunakan hanya untuk memuaskan dirinya sendiri. Mata orang kaya itu melihat Lazarus yang sedang memilih butiran-butiran nasi yang jatuh dari meja makan  orang kaya itu. Tetapi orang kaya itu tidak memberikan rasa empatinya bersama Lazarus. Orang kaya itu membiarkan Lazarus memenuhi rasa laparnya dengan memilih butiran-butiran nasi yang jatuh dari meja makan orang kaya itu.  


Setiap gerak orang kaya terhadap Lazarus ini pasti direkam oleh CCTV Bapa Abraham di Surga. Ketika orang kaya dan Lazarus ini meninggal, Lazarus diberi tempat di SURGA oleh pemilik pintu Surga. Sedangkan Orang Kaya di dunia itu diberi  tempat di Neraka oleh penjaga pintu Neraka. Jurang antara Surga dengan Neraka sangat lebar jaraknya untuk berpindah dari Neraka ke Surga. Orang yang ada di Neraka itu sangat menderita kepanasan lalu meminta Bapa Abraham untuk melayani keinginannya  bergabung dengan Lazarus dan Bapa Abraham yang sangat berbahagia di dalam Surga. 


Tetapi Bapa Abraham membuka data CCTV tentang apa yang dilakukan Orang kaya itu terhadap Lazarus selama masih hidup di dunia. Lazarus sangat menderita dimata orang kaya   itu tetapi ia tidak melayani Lazarus, wajah miskin Allah yang hadir di dalam dirinya. Karena Ia tidak melayani Wajah Allah Miskin yang ada di dalam Lazarus di dunia itulah, maka di Surga pun Allah tidak melayaninya untuk pindah dari Neraka  Masuk Surga. 


Di sini ditemukan  ada nuansa hukum karma dalam Injil hari ini. 


Nuansa hukum karma yang ada dalam relasi antara orang kaya dengan Lazarus  ini menuntun kita bahwa kita tidak boleh menunda-nunda berbuat baik kepada orang-orang miskin dan menderita sebagai Mitra dialog Kita. Siapa orang yang menderita? Para konfrater yang sakit dan rumah kita ini adalah,  ada,  untuk melayani orang sakit secara tuntas. Misi dan menjadi missionaris di dalam rumah kita berempati bersama orang sakit. Itulah salah satu aspek  misi  dan missionaris dari Rumah Soverdi ini. ***