Damai Sejahtera Yesus vs Kebencian

  *P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Salam damai tulus kepada sesama senantiasa diwarnai senyum tulus kepada orang yang menerima salam damai sejahtera. Adalah aneh jikalau penyampaian salam itu dengan tampilan kata dan Wajah penuh warna Kebencian kepada penerima Salam Damai. Salam damai sejati berasal dari hati yang bersukacita, kata yang menyejukan dan perbuatan yang tanpa kekerasan. 



Yesus datang membawa Damai Sejahtera sejati kepada dunia. Penolakan dunia dengan berbagai cara tidak memudarkan Roh Yesus menghadirkan damai sejahtera kepada sesama. Kita ingat bahwa Yesus lahir bukan di rumah Sakit atau rumah penduduk tetapi lahir di kandang Bethlehem. Para gembala sederhana dan rendah hati menerima kedatangan dan kelahiran Yesus dengan penuh suka cita sejati. Pengalaman para gembala akan damai sejahtera Tuhan Yesus itu menuntun mereka menjadi pewarta Damai Sejahtera kepada sesama sampai ke seluruh dunia. Para Bangsa yang diwakili oleh tiga orang Majus dari Timur pun memiliki kerinduan mencari, menemui dan merasakan secara langsung damai Sejahtera Yesus di kandang Bethlehem. Sedangkan Raja Herodes membenci Sang Damai Sejahtera karena KehadiranNya dipandang sebagai ancaman terhadap dinastinya. Herodes bereaksi secara emosion membabibuta terhadap Kehadiran Yesus Sang Damai Sejati dengan membunuh semua Anak laki-laki berusia balita agar generasi Sang Damai Sejahtera tidak memutuskan dinastinya. Meskipun demikian Sang Damai Sejahtera tidak dapat ditundukan oleh kuasa duniawi. Tantangan Herodes dihindari. Yusuf mendapat petunjuk Allah Bapa yang mengutus Yesus Sang Damai Sejahtera itu harus pergi ke Mesir bersama Maria dan Yesus sampai Herodes meninggal. Sekembalinya dari Mesir, Sang Damai Sejahtera mengikuti Tradisi Agama Yahudi secara baik. Pada Usia Remaja, Yesus baru muncul lagi ke permukaan menurut Kitab Suciyaitu pada saat Yesus tidak bersama Orang Tuanya dalam perjalanan dari Yerusalem ke kampung halaman. Yusuf dan Maria mencarinya lalu menjumpai ya bukan di kelompok Remaja yang pada umumnya di tepi jalan sambil rekreasi ala Remaja, tetapi Yesus dijumpai di dalam Bait Allah Yerusalem sedang berdiskusi dengan Ahli-Ahli Taurat dan Imam-imam Kepala serta tua-tua Agama Yahudi lainnya. Ketika Yusuf dan Maria menemui Yesus di Bait Allah, Yesus berkata kepada orang tuanya, mengapa kamu mencari Aku? Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus berada di Rumah Bapa-Ku? Maria menyimpan semuanya di dalam hatinya. 

Yesus berusia belasan Tahun sedang berdiskusi serius dengan senior Agama Yahudi di dalam Bait Allah tentu Kehadiran Yesus membawa Damai Sejahtera bagi anggota diskusi.  Rumah Bapa adalah Rumah Damai Sejahtera. Yesus adalah Damai Sejahtera itu sendiri. Bait Allah Yerusalem adalah Rumah Allah Agama Yahudi, YAHWEH disembah, dimuliakan dan diagungkan. Yesus adalah YAHWEH itu yang sudah hadir dan ada di antara  kelompok diskusi mereka. Diskusi ini menjadi pengetahuan dasar Yesus Anak Muda dalam perjalanan hidupNya dalam menghadirkan Damai Sejahtera kepada dunia. 

Usia 30 Tahun Sangat Damai Sejahtera kembali muncul di publik menurut Kitab Suci. Yesus dibaptis di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Pembaptisan Yesus ini untuk diutus mulai berkarya membawa Damai sejahtera di depan publik sesuai Tradisi Agama Yahudi yang telah Yesus pelajari selama masa hidup sebelum Pembaptisan. Tradisi Agama Yahudi membuka kesempatan kepada setiap orang yang telah memenuhi syarat untuk tampil di depan publik mewartakan Sabda Allah. Usia biologis semestinya 30 Tahun karena itu Yesus dibaptis pada Usia 30 Tahun. Memiliki kematangan intellek, sosial, psikologis serta spiritual yang baik. Yesus mengolah kematangan itu dalam Retret Agung 40 hari di Padang Gurun. Semuanya itu untuk menjadi pembawa  Damai Sejahtera kepada dunia.

Selama tiga Tahun Yesus fokus membawa Damai Sejahtera kepada dunia. Tetapi penguasa dunia membenciNya. Kebencian itu berpuncak pada derita dan wafat di Salib. Tetapi Sang Damai Sejahtera itu menang atas Kebencian dunia dalam kebangkitanNya dari alam maut. 


Yesus kembali ke Rumah Bapa di Surga Salam Damai Sejahtera. Dan Roh Kudus diutus ke dunia membawa Damai Sejahtera kepada para murid dan kepada kita sampai hari untuk membawa Damai Sejahtera itu kepada dunia. Kita walaupun dibenci janganlah semangat kita pudar untuk terus membawa Damai Sejahtera kepada dunia seperti Yesus dalam Bacaan Injil hari ini dan Barnabas dan Paulus di dalam bacaan pertama hari ini.**



"Hati Damai Kristus  tidak membalas dendam adalah model damai bagi kita"


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa Pekan Paskah V


Selasa, 4 Mei 2021


Bacaan Pertama

Kis 14:19-28


"Mereka menceritakan kepada jemaat,

segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."


Pembacaan dari Kisah Para Rasul:


Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra

datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium,

dan mereka membujuk orang banyak memihak mereka.

Lalu mereka melempari Paulus dengan batu,

dan menyeretnya ke luar kota,

karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.

Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia,

bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota.

Keesokan harinya

berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.


Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota Derbe

dan memperoleh banyak murid.

Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.

Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid,

dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman.

Mereka pun mengatakan,

bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah

kita harus mengalami banyak sengsara.

Di tiap-tiap jemaat

rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat,

dan setelah berdoa dan berpuasa,

mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan,

yang adalah sumber kepercayaan mereka.


Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia.

Di situ mereka memberitakan firman di Perga,

lalu pergi ke Atalia, di pantai.

Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia.

Di tempat itulah

mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah

untuk memulai pekerjaan yang telah mereka selesaikan.


Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul,

lalu mereka menceriterakan segala sesuatu

yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka,

dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain

kepada iman.

Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 145:10-11.12-13b.21,R:11a


Refren: Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan,

mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.


*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,

dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,

dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.


*Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia,

dan memaklumkan kerajaa-Mu yang semarak mulia.

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abadi,

Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.


*Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan

dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus

untuk seterusnya dan selamanya.


Bait Pengantar Injil

Luk 24:46.26


Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.


Bacaan Injil

Yoh 14:27-31a


"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:


Dalam amanat perpisahan-Nya

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.

Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,

dan apa yang Kuberikan

tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.

Janganlah gelisah dan gentar hatimu!

Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu:

Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu.

Sekiranya kamu mengasihi Aku,

kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku,

sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu

sebelum hal itu terjadi,

supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya.

Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu,

sebab penguasa dunia ini datang,

namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.

Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa,

dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu

seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."


Demikianlah sabda Tuhan.