Pendidikan Bermutu menciptakan pekerja yang bermutu



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Pendidikan adalah fondasi kemajuan yang berkualitas dan berkecepatan menuju masa depan yang lebih baik dan bermutu. Pendidikan bermutu adalah pokok dari  semua pekerjaan yang bermutu. Kihajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan memberikan tiga prinsip dasar pendidikan dari pendidik kepada yang menerima pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada yang berarti pendidik di depan memberi contoh; Ing Madya Mangun Karsa artinya pendidik di tengah mereka yang dididik memberi semangat dan mendukung; dan Tut Wuri Handayani artinya pendidik di belakang mereka yang dididik, mendorong. Inilah cara pendidikan yang diberikan Bapak Pendidikan, Bapak Kihajar Dewantara. Inilah filosofi pendidikan Bapak Kihajar Dewantara.




Yesus mendidik iman kita kepadaNya dengan menggunakan filosofi dari dunia pertanian agar kita dapat mengerti iman kita secara baik dan benar. Yesus bersabda bahwa  Pokok anggur yang baik menghasilkan ranting-ranting yang baik,  yang menghasilkan buah yang baik. Yesus sendiri  adalah pokok Anggur yang benar dan kita adalah ranting-ranting yang benar yang menghasilkan buah perbuatan yang benar. Relasi yang baik dengan Yesus membuat kita mencintai sesama dengan kata dan perbuatan yang nyata. Dengan demikian kita memuliakan Bapa di Surga. Yesus bersabda, "Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan berbuah banyak." 

Sabda Yesus ini memberikan tiga bagian penting. 

Pertama, Allah tinggal di dalam diri kita. Pertanyaan bagi kita adalah bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Tuhan tinggal di dalam diri kita? Bacaan Kedua menegaskan bahwa kita dapat mengetahui bahwa Allah di dalam diri kita yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.  Secara konkret kita menerima Roh Kudus melalui Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Krisma.  Dengan Sakramen Pembaptisan kita menjadi Anak Allah dan Tubuh kita menjadi Bait Allah Roh Kudus.  Dengan Sakramen Krisma kita diutus menjadi saksi Kristus dalam kata dan perbuatan di dalam hidup Kita setiap hari. Bacaan pertama menegaskan bahwa setelah Saulus dibaptis, ia menjadi murid Kristus dan diutus menjadi pewarta Kebangkitan Kristus kepada segala bangsa. Inilah tanda bahwa Allah tinggal di dalam diri kita.


Kedua, Kita tinggal di dalam Allah secara nyata kita hidup di dalam Kasih. Allah adalah kasih. Kita mengasihi Tuhan, sesama, diri, dan alam berarti kita tinggal di dalam Allah. Bacaan Kedua menegaskan bahwa kasih bukan hanya dengan lidah tetapi dalam perbuatan dan kebenaran. Bacaan Kedua ini memandu kita untuk mengasihi bukan hanya dengan kata atau tulisan. Tetapi kita mengasihi Allah yang benar dengan kata yang benar dan perbuatan yang benar karena kita berasal dari Allah yang benar, yang telah lebih dahulu mengasihi kita. Allah mengasihi kita melalui jalan Salib penderitaan dan pengorbanan hingga wafat di Salib, dimakamkan dan bangkit pada Hari ketiga. 

Ketiga, Allah tinggal di dalam diri kita dan kita tinggal di dalam Allah membuat kita hidup dan berbuah banyak dan berbuah benar. Berbuah yang dimaksud adalah kita mengasihi dengan perbuatan yang benar. Kita melayani secara benar. Kita melayani sesama dalam situasi suka maupun duka. Kita melayani dengan kasih artinya dengan sebuah hati yang penuh cinta dan peduli dalam memberikan seluruh pikiran, tenaga, waktu dan seluruh diri kepada sesama yang kita layani, baik dalam situasi hidup, sakit, maupun kematiannya. Tidak ada memberi pelayanan dengan setengah hati kepada sesama khususnya di dalam keluarga kita masing-masing, komunitas kita masing-masing, dan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Inilah contoh konkret kita berbuah banyak. 

Bacaan Injil menegaskan bahwa untuk berbuah banyak dan berbuah benar, kita perlu membersihkan diri dan dibersihkan secara benar. Pembersihan diri yang  benar adalah melalui dan dalam Sakramen Rekonsiliasi. Sakramen Rekonsiliasi ini meliputi rekonsiliasi dengan Allah, sesama, diri sendiri dan alam semesta.

Kita dapat mengokohkan relasi Allah tinggal di dalam diri kita dan kita di dalam diri Allah di dalam Perayaan Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari. Kita datang menghadiri perayaan Ekaristi Kudus untuk menimba kekuatan rohani bagi diri kita sendiri. Kekuatan rohani ini menjadi bekal bagi kita sebagai ranting-ranting yang benar dari Yesus sebagai pokok Anggur yang benar, untuk pergi dan berbuah yang benar dalam melayani sesama dan Tuhan, mulai di dalam keluarga kita masing-masing, komunitas kita masing-masing dan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan beragama. Amin.****




"kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita,

yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita."


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Minggu Paskah V


Minggu, 2 Mei 2021


Bacaan Pertama

Kis 9:26-31


"Barnabas menceritakan kepada para rasul

bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan."


Pembacaan dari Kisah Para Rasul:


Setelah dibaptis dalam nama Yesus,

Saulus pergi ke Yerusalem.

Di sana ia mencoba menggabungkan diri dengan murid-murid Yesus,

tetapi semuanya takut kepadanya,

karena mereka tidak dapat percaya

bahwa Saulus juga seorang murid.

Tetapi Barnabas menerima dia,

lalu membawanya kepada rasul-rasul

dan menceriterakan kepada mereka

bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan,

dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia.

Juga diceritakannya bagaimana keberanian Saulus

mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.


Maka Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem,

dan dengan berani ia mengajar dalam nama Tuhan.

Saulus juga berbicara dan bersoal jawab

dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani,

tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.

Akan tetapi

setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat,

mereka membawa Saulus ke Kaisarea,

dan dari situ membantu dia ke Tarsus.


Selama beberapa waktu

jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria

berada dalam keadaan damai.

Jemaat itu dibangun,

dan hidup dalam takut akan Tuhan.

Jumlahnya makin bertambah besar

oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 22:26b-27.28.30.31-32,R:26a


Refren: Karena Engkau, ya Tuhan,

aku melambungkan puji-pujian

di tengah jemaat yang besar.


*Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa.

Orang miskin akan makan sampai kenyang,

orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia;

biarlah hati mereka hidup untuk selamanya!


*Segala ujung bumi akan menjadi sadar,

lalu berbalik kepada Tuhan;

segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.

Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah;

semua orang sombong di bumi,

di hadapan-Nya akan berlutut;

semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.


*Dan aku akan hidup bagi Tuhan,

anak cucuku akan beribadah kepada-Nya.

Mereka akan menceritakan hal-ikhwal Tuhan

kepada angkatan yang akan datang.

Dan menuturkan keadilan-Nya

kepada bangsa yang akan lahir nanti.

Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.


Bacaan Kedua

1Yoh 3:18-24


"Inilah perintah Allah,

yaitu supaya kita percaya dan saling mengasihi."


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:


Anak-anakku,

marilah kita mengasihi

bukan dengan perkataan atau dengan lidah,

tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Demikianlah kita ketahui

bahwa kita berasal dari kebenaran,

dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang.

Sebab jika kita dituduh oleh hati kita,

Allah adalah lebih besar dari pada hati kita,

dan Ia mengetahui segala sesuatu.


Saudara-saudaraku yang kekasih.

Jikalau hati kita tidak menuduh kita,

maka kita mempunyai keberanian penuh iman

untuk mendekati Allah.

Dan apa saja yang kita minta dari Allah,

kita peroleh dari pada-Nya,

karena kita menuruti segala perintah-Nya

dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.


Dan inilah perintah Allah itu:

yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya,

dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah-Nya

yang diberikan Kristus kepada kita.

Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya,

ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita,

yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.


Demikanlah sabda Tuhan.


Bait Pengantar Injil

Yoh 15:4a.5b


Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.


Bacaan Injil

Yoh 15:1-8


"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, Ia berbuah banyak."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:


Dalam amanat perpisahan-Nya

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya,

dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya,

supaya berbuah lebih banyak.

Kamu memang sudah bersih

karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.


Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,

kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,

demikian juga kamu tidak berbuah,

jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.


Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.

Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,

ia berbuah banyak,

sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,

ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,

kemudian dikumpulkan orang

dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.


Jikalau kamu tinggal di dalam Aku

dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,

mintalah apa saja yang kamu kehendaki,

dan kamu akan menerimanya.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,

yaitu jika kamu berbuah banyak,

dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."


Demikianlah sabda Tuhan.