*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Ada banyak cara menemukan solusi dari akar persoalan penganiayaan dan pembunuhan sesama Anak manusia di dalam hidup bersama. Salah satu solusi akar persoalan penganiayaan dan pembunuhan adalah cari dan temukan otak utama yang menjadi tokoh penganiayaan dan pembunuh dengan segala sistem jaringan kerjanya lalu bekukan tokoh dan jaringannya agar tidak ada cela untuk para pembunuh membunuh dan penganiaya menganiaya. Cara inilah yang ditemukan dalam bacaan pertama hari ini.
Saulus adalah otak penganiaya dan pembunuh para pengikut Kristus yang bangkit. Setalah Saulus dibekukan dengan cara Tuhan yang membuat dirinya tidak berdaya, jatuh di tengah jalan ke Damsyik, dibutakan, disembuhkan oleh Tuhan melalui tangan Ananias dan dibaptis oleh Ananias dengan nama Paulus, makan Paulus kini menjadi pengikut Kristus setia dan menjadi pewarta Injil kepada segala bangsa. Pertobatan Saulus menjadi manusia baru dengan nama Paulus, situasi kembali Aman dan tenang bagi para murid mewartakan Kristus yang bangkit kepada dunia sekitar mulai dari Yerusalem. Umat Kristen yang percaya kepada Kristus dari hari ke hari semakin bertambah.
Sabda Yesus terhadap Saulus Keras dan Yesus sendiri mengubahny menjadi Paulus. Mukjizat Saulus bertobat menjadi Paulus sesungguhnya atas inisiatif Allah. Mukjizat terjadi pada saat yang abnormal yang dilakukan Saulus terhadap para murid yang percaya dan mengikuti Yesus yang telah Bangkit. Kalau Tuhan mau maka yang tidak mungkin bagi manusia pasti mungkin bagi Allah dan hal ini adalah cara Allah menyatakan kuasaNya agar kita manusia percaya dan taat setia kepadaNya.
Injil hari ini membuka mata para murid Yesus mendengar Sabda Yesus adalah keras untuk memperoleh kehidupan kekal di dalam Surga. Masuk Surga bukan tanpa aturan tetapi setiap orang yang masuk ke dalam Surga mengalami kehidupan kekal semestinya percaya kepadaNya. Yesus adalah Jalan kebenaran dan kehidupan (You 14:6). Tiada jalan lain bagi kita untuk masuk Surga. Ini adalah kepastian iman Katolik. Hidup Kita ini diisi dengan perbuatan baik seturut kehendak Yesus yang memandu dan mengantar kita ke dalam Surga pusat kehidupan yang kekal.
Kita melihat tokoh sentral yang menyelamatkan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Sebaliknya kita juga melihat tokoh utama yang menyesatkan di dalam diri Saulus. Mukjizat Pertobatan Saulus penganiaya dan pembunuh menjadi Paulus yang menyelamatkan adalah sebuah rahmat Allah bagi Paulus dan masa lalu Saulus tidak diperhirungkan Tuhan dan Tuhan menjadikan Pertobatan Paulus untuk Mengalirkan rahmat keselamatan bagi dunia sepanjang zaman. Kita pun punya masa lalu kelam tentunya seperti Saulus tetapi Tuhan akan membuat kita menjadi alatNya untuk menjadi penyelamat sesama. Mari membuka diri untuk dibaraui Tuhan dan membaharui diri untuk selalu setia menyebarkan Rahmat Tuhan kepada Semua tanpa syarat. Sebab barang siapa memberi secara Cuma - Cuma pasti menerima secara Cuma - Cuma Pula.***_
****""""""""++++++"""'''******"
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah III
Sabtu, 24 April 2021
PF S. Fidelis dari Sigmaringen, Imam dan Martir
Bacaan Pertama
Kis 9:31-42
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar,
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat,
jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria
berada dalam keadaan damai.
Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan.
Jumlahnya makin bertambah besar
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Pada waktu itu Petrus berjalan keliling,
mengadakan kunjungan ke mana-mana.
Dalam perjalanan itu
ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.
Di situ didapatinya seorang bernama Eneas,
yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
Kata Petrus kepadanya,
"Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau;
bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!"
Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia,
lalu mereka berbalik kepada Tuhan.
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita,
dalam bahasa Yunani: Dorkas.
Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal.
Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
Adapun Lida dekat dengan Yope.
Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida,
mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan,
"Segeralah datang ke tempat kami."
Maka berkemaslah Petrus
dan berangkat bersama-sama dengan mereka.
Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas,
dan semua janda datang berdiri di dekatnya.
Sambil menangis,
mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian,
yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.
Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar,
lalu ia berlutut dan berdoa.
Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata,
"Tabita, bangkitlah!"
Lalu Tabita membuka matanya,
dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri.
Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda,
lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope,
dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope,
di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 116:12-13.14-15.16-17,R:12
Refren: Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebajikan-Nya kepadaku?
*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebajikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya.
Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
*Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku:
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Yoh 6:63b.68b
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup.
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Bacaan Injil
Yoh 6:60-69
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup,
banyak dari murid-murid-Nya berkata,
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Yesus dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu,
maka berkatalah Ia kepada mereka,
"Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Lalu bagaimanakah,
jikalau kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna!
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya."
Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
Lalu Ia berkata, "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu:
Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri
dan tidak lagi mengikut Dia.
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya,
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Kami telah percaya dan tahu,
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Demikianlah sabda Tuhan.