Renungan kematian secara komprehensif
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Kita semua lahir dari ayah dan Ibu. Kita semua yang hidup pada saat Tuhan tentukan akan mengalami kematian. Tuhan Yesus mengalami wafat dan kebangkitan pada Hari ketiga. Kita yang beriman kepada-Nya mengalami kehidupan kekal bersama-Nya di dalam Surga. Yesus adalah Jalan, kebenaran dan kehidupan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan (Rm.14:7-9). Tetapi secara manusiawi, secara sosial dan psikologis, kita ingin terus hidup, menolak kematian. Tolak kematian dengan menangis, teriak, protes pada Tuhan, protes pada siapa saja yang menyebabkan kematian. Secara spiritual, kehidupan abadi dan damai abadi Itu dipenuhi setelah lewat penderitaan Salib kematian karena Allah kita adalah Allah orang yang hidup.
Injil hari ini menegaskan, "Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." (Mrk.12:27). Musa mengalami Allan yang hidup. Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam semak bernyala, "Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" (Mrk.12:26). Cara Allah menyatakan diri kepada Musa yaitu Api sedang menyala di antara semak duri tetapi semak duri Itu tidak terbakar tetap hidup. Musa mendekati semak duri Itu dan terjadilah dialog iman antara Musa dengan Allah (Kel 3:1-6). Allah menyatakan diri sebagai "AKU ADALAH AKU" yaitu Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub yaitu Allah nenek moyang Bangsa Israel. Allah itulah yang menyelamatkan Israel dari perbudakan di Mesir. Allah itulah yang mengantar bangsa Israel dari Mesir lewat padang Gurun selama 40 Tahun sampai tiba di Tanah Terjanji. Allah itulah yang menyertai Bangsa Israel sampai selama-lamanya. Allah itulah yang tampak dalam Tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari menyertai dan memandu bangsa Israel dari Mesir ke tanah Terjanji. Allah itulah "Emanuel" bangsa Israel dari kekal sampai kekal. Allah itulah secara berulang-ulang mengadakan mukjizat di hadapan Musa dan bangsa Israel pada saat segala sesuatu tidak mungkin dilakukan dengan usaha manusia untuk menyembuhkan dan menghidupi bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir melewati Padang Gurun selama 40 Tahun menuju Tanah Terjanji yang penuh dengan susu dan madu. Allah itulah secara terus - menerus mengadakan mukjizat di hadapan Musa dan Bangsa Israel agar iman mereka kepada "AKU ADALAH AKU" tetap kokoh tak tergoyahkan oleh penderitaan, sakit dan kemiskinan yang mereka alami dalam hidup dari perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji. Allah itulah melakukan Mukjizat bagi Musa dan Bangsa Israel. Saat lapar di padang gurun "manna" turun dari Surga. Saat Haus, tongkat Musa pukul batu, air mengalir keluar. Saat butuh lauk, burung puyuh diturunkan dari Surga. Saat tantangan menyeberangi Sungai dan laut, sungai dan laut dikeringkan hingga bangsa Israel terus berjalan menuju Tanah Terjanji. Mukjizat terjadi pada saat usaha manusia tidak mungkin dilakukan selain hanya berharap dan beriman pada rahmat mukjizat Tuhan saja demi hidup dan kehidupan manusia ciptaan dan Gambar Allah sendiri (Kej :27). Allah itulah yang menyembuhkan yang sakit. Allah itulah yang membangkitkan orang yang sudah mati. Allah itulah kehidupan abadi. Allah itulah Alfa dan Omega.
Allah yang satu dan sama itu mengalami kepenuhannya di dalam diri Yesus yang bersabda, "Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati." (Yoh 11:25a.26). Yesus menyembuhkan yang sakit. Yesus membangkitkan orang mati. Yesus menenangkan Badai lautan yang mengamuk. Yesus yang menggandakan roti dan ikan sebagai makanan bagi orang yang lapar. Yesus yang mengubah air menjadi anggur bagi Tuan pesta. Yesus yang mengutuk pohok Ara sampai pohon Ara mati. Yesus melayani, mengorbankan nyawa di Salib, wafat, dimakamkan, dibangkitkan oleh Roh Kudus (Rm.8:11) pada Hari ketiga sebagai puncak kemenangan Yesus atas dosa dan maut.
Iman kita kepada Allah yang hidup. Dialah AKU ADALAH AKU. Dialah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Dialah Bapa, Putera, Roh Kudus. Dialah Tritunggal Maha Kudus. Santo Arnoldus berkata, "Hiduplah Allah Tritunggal di dalam hati semua manusia" Gambar Allah.
Kita manusia tanpa kecuali adalah Gambar Allah. Allah menyertai kita ciptaan-Nya sampai selamanya. Kehadiran Allah dalam tangan-Nya, Pikiran/Otak-Nya, Perasaan-Nya, tangan-Nya yang menciptakan dan melukiskan onderdil-onderdil utuh Tubuh, jiwa dan Roh kita. Baik hidup atau mati kita adalah milik Allah (Rm 14:7-9). Kita hidup terima Itu. Kita mati terima Itu. Psikologis manusia sering tolak kematian. Itulah yang kita alami. Tetapi dalam iman kita terima hidup dan mati kita dan sesama kita. Semua orang hidup akan mati pada saat Tuhan tentukan. Tuhan sendiri mengalami wafat dan kebangkitan. Kita yang beriman kepada "AKU ADALAH AKU" pasti setelah kematian alami kebangkitan. Allah kita adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati.***
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa IX
Rabu, 2 Juni 2021
PF S. Marselinus dan Petrus, Martir
Bacaan Pertama
Tb 3:1-11a.13.16-17
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
Pembacaan dari Kitab Tobit:
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis.
Dengan keluh kesah ia berdoa begini,
"Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu.
Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran.
Engkaulah hakim atas dunia semesta.
Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku.
Jangan aku Kauhukum sekedar segala dosa dan kekhilafanku
atau setimpal dengan dosa nenek moyangku!
Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu.
Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh.
Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan,
orang ternista di tengah sekalian bangsa
di mana kami Kaucerai-beraikan.
Memang tepatlah hukuman-Mu,
jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku.
Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu,
dan tidak hidup baik di hadapan-Mu.
Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu,
sudilah mencabut nyawaku,
sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu.
Sebab mati lebih berguna bagiku dari hidup.
Karena aku harus mengalami nista dan fitnah,
dan sangat sedih rasa hatiku.
Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini,
biarlah aku lenyap menuju tempat abadi.
Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan dari padaku, ya Tuhan.
Lebih bergunalah mati saja
daripada melihat banyak susah dalam hidupku.
Sebab kalau mati, tidak dapat lagi aku mendengar nista."
Pada hari yang sama terjadilah
bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media
mendengar dirinya dihina
oleh seorang pelayan perempuan ayahnya.
Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria.
Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat,
sebelum Sara bersatu mereka
sebagaimana layaknya seorang isteri.
Kata pelayan itu kepada Sara,
"Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu!
Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang,
tetapi tidak ada seorangpun yang kaunikmati!
Masakan kami kaucambuki karena mereka mati!
Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah
melihat seorang putera atau puteri dari engkau!"
Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati,
lalu menangis tersedu-sedu.
Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya
dengan maksud menggantung diri.
Tetapi berpikirlah ia dalam hati,
"Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu
dan orang akan berkata kepadanya,
'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan.
Celaka Bapa, ia telah menggantung diri.'
Niscaya karena sedihnya,
ayahku yang lanjut umur itu akan mati.
Lebih baik aku tidak menggantung diri,
melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja
sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku."
Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya,
"Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang!
Aku mengarahkan mataku kepada-Mu.
Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi,
sebab aku tidak mau lagi mendengar nista."
Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara,
dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah.
Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya,
yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit,
sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri,
dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri,
dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu.
Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara
dari semua orang lain yang ingin memperisteri dia.
Pada saat yang sama
Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya,
dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9,R:1b
Refren: Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
*Allahku, kepada-Mu aku percaya;
janganlah kiranya aku mendapat malu;
janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
*Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan,
tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.
Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
*Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan,
sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu,
oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
*Tuhan itu baik dan benar;
sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum,
dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil
Yoh 11:25a.26
Akulah kebangkitan dan kehidupan.
Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.
Bacaan Injil
Mrk 12:18-27
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki,
yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
Mereka bertanya kepada-Nya,
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita,
'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki,
mati dengan meninggalkan seorang isteri
tetapi tidak meninggalkan anak,
saudaranya harus kawin dengan isterinya itu
dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.'
Ada tujuh orang bersaudara.
Yang pertama kawin dengan seorang wanita,
lalu mati tanpa meninggalkan keturunan.
Maka yang kedua mengawini dia,
tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan.
Demikian juga yang ketiga.
Dan begitulah seterusnya,
ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan.
Akhirnya wanita itu pun mati.
Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit,
siapakah yang menjadi suami perempuan itu?
Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia."
Jawab Yesus kepada mereka,
"Kalian sesat,
justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
Sebab di masa kebangkitan orang mati,
orang tidak kawin atau dikawinkan;
mereka hidup seperti malaikat di surga.
Mengenai kebangkitan orang mati,
tidakkah kalian baca dalam kitab Musa,
yaitu dalam ceritera tentang semak berduri,
bahwa Allah bersabda kepada Musa,
'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Kamu benar-benar sesat."
Demikianlah sabda Tuhan.