"Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."

 


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Setiap orang memiliki keunggulannya tersendiri dalam hidup bersama di samping kelemahan dan keterbatasannya. Untuk memajukan kehidupan bersama, keunggulan masing-masing pribadi dimanfaatkan secara maksimal agar energi positif dapat tersalur untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Sedangkan kelemahan pribadi disadari dan diolah agar kelemahan pribadi tidak menghalangi usaha bersama membangun dan memajukan  kehidupan bersama. Kelebihan satu orang dapat menutup kekurangan yang lain agar terjadi keseimbangan di dalam kehidupan bersama. 


Dalam bacaan kedua hari ini Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus agar mereka kaya dalam pelayanan kasih kepada yang lain, agar orang yang dilayani pun mengalami kaya dalam kasih sehingga semakin bertambah jumlahnya orang kaya dalam pelayanan kasih agar pelayanan kasih semakin berkembang di dalam hati setiap orang. Orang yang kaya dalam hal materi, Iman, perkataan, pengetahuan dapat mencukupkan mereka yang kekurangan agar yang berkekurangan menjadi berkecukupan sehingga terciptalah keseimbangan dalam kehidupan bersama. 

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan anak Yairus yang sakit dan seorang ibu yang sakit pendarahan bertahun-tahun lamanya. Mereka yang berkekurangan dalam hal kesehatan, dicukupkan kesehatannya oleh Tuhan Yesus yang menyembuhkan mereka sehingga mereka mengalami keseimbangan dalam hidupnya setiap hari. Bacaan pertama menampilkan kebencian yang mendominasi dalam diri dapat membuka pintu lebar bagi masuknya setan dan maut tetapi dengan kasih sebagai hal yang utama di dalam diri maka terbukalah pintu lebar bagi masuknya hidup dan kehidupan dalam hidup bersama. Kebencian yang membara dalam diri dapat menghanguskan energi positif  dalam diri tetapi sebaliknya api cinta kasih dalam diri dapat menghidupkan energi positif yang menyegarkan hati setiap manusia. 

Cinta dan benci dalam diri manusia bagaikan pisau bermata dua. Kehadiran manusia bisa mematikan sesama karena benci membara tetapi kehadiran manusia bisa saja menghidupkan karena aliran air kasih dalam hatinya yang menyegarkan hati manusia yang merasakan pelayanan kasihnya. Freud menyebutkan bahwa dalan diri manusia ada eros dan tanathos, ada daya menghidupkan tetapi sekaligus ada daya yang menghancurkan diri, sesama, alam sekitar. Eros dan thanatos dalam diri manusia seperti pisau bermata dua. Untuk kebaikan bersama maka aktifkan Eros tetapi thanatos dimatikan Chanelnya agar yang tampil di mata publik adalah hal-hal yang positif yang dikehendaki oleh semua orang lintas batas.***


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Minggu Biasa XIII 


Minggu, 27 Juni 2021


Bacaan Pertama

Keb 1:13-15;2:23-24


"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."


Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:


Allah tidak menciptakan maut,

dan Ia pun tidak bergembira

karena mahluk yang hidup musnah binasa.

Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada;

dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.

Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka,

dan dunia orang mati tidak merajai bumi.

Maka kesucian mesti baka.

Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan,

dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.

Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia,

dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b,


Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,

sebab Engkau telah menarik aku ke atas.


*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,

sebab Engkau telah menarik aku ke atas,

dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.

Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,

Engkau menghidupkan daku

di antara mereka yang turun ke liang kubur.


*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,

hai orang-orang yang dikasihi-Nya,

dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!

Sebab hanya sesaat Ia murka,

tetapi seumur hidup Ia murah hati;

sepanjang malam ada tangisan,

menjelang pagi terdengar sorak-sorai.


*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!

Tuhan, jadilah penolongku!

Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.

Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.


Bacaan Kedua

2Kor 8:7.9.13-15


"Hendaklah kelebihanmu

mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus

kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih,

sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu:

dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,

dalam kesungguhan untuk membantu,

dan dalam kasihmu terhadap kami.

Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,

yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.


Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan,

tetapi supaya ada keseimbangan.

Maka hendaklah sekarang ini

kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus,

agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu,

supaya ada keseimbangan.

Seperti ada tertulis:

    "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan,

    dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."


Demikianlah sabda Tuhan.


Bait Pengantar Injil

2Tim 1:10b


Yesus Kristus, Juruselamat kita, telah mematahkan kuasa maut,

dan menerangi hidup dengan Injil.


Bacaan Injil

Mrk 5:21-43


"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:


Sekali peristiwa,

setelah Yesus menyeberang dengan perahu,

datanglah orang banyak berbondong-bondong,

lalu mengerumuni Dia.

Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.

Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.

Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.

Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,

"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.

Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,

supaya ia selamat dan tetap hidup."

Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.

Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia

dan berdesak-desakan di dekat-Nya.


Adalah di situ seorang perempuan

yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,

sampai habislah semua yang ada padanya,

namun sama sekali tidak ada faedahnya,

malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.

Maka di tengah-tengah orang banyak itu

ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya,

dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.


Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,

bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya.

Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,

"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"

Murid-murid menjawab,

"Engkau melihat sendiri

bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!

Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"

Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya

untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar

sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.

Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.

Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.

Maka kata Yesus kepada perempuan itu,

"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.

Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"


Ketika Yesus masih berbicara,

datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu,

dan berkata, "Anakmu sudah mati!

Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?"

Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka

dan berkata kepada kepala rumah ibadat,

"Jangan takut, percaya saja!"

Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,

kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.

Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu,

dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,

menangis dan meratap dengan suara nyaring.

Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,

"Mengapa kamu ribut dan menangis?

Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

Tetapi mereka menertawakan Dia.

Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.

Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,

dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus

masuk ke kamar anak itu.

Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata,

"Talita kum,"

yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"

Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,

sebab umurnya sudah dua belas tahun.

Semua orang yang hadir sangat takjub.

Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,

supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.

Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.


Demikianlah sabda Tuhan.