"Perintah Untuk Mengasihi Tuhan, Sesama, diri dan alam"


*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Kerajaan Allah adalah Kerajaan Kasih. Kasih berarti memberi barang, waktu, tenaga dan bahkan nyawa sendiri bagi sesama. Kasih Itu tulus. Artinya memberi tanpa minta balasan dalam bentuk dan cara apapun. Kasih meliputi kasih kepada Allah Esa, kasih kepada sesama, kasih kepada diri sendiri, dan kasih kepada alam sekitar.



Kasih itu bukan ajakan tetapi sebuah perintah. Ajakan mengasihi masih dapat memberi kemungkinan kepada orang mengasihi atau tidak mengasihi. Tetapi perintah mengasihi itu mengharuskan orang untuk Mengasihi Tuhan, sesama, diri dan alam.  Orang yang mengasihi Allah Esa, sesama, dan diri sendiri serta alam sedang tinggal di dalam Allah adalah Kasih.  Kerajaan Allah Itu adalah Kasih. Maka orang yang melaksanakan kasih kepada Allah Esa, sesama, diri dan alam adalah orang yang tinggal di dalam Kerajaan Allah Maha Kasih.



Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa IX


Kamis, 3 Juni 2021


PW S. Karolus Lwanga dan teman-temannya, Martir


Bacaan Pertama

Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9


"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."


Pembacaan dari Kitab Tobit:


Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media

dan sudah sampai dekat kota Ekbatana.

Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia,

"Saudara Tobia!"

Sahut Tobia, "Ada apa?"

Rafael menyambung,

"Malam ini kita harus bermalam pada Raguel.

Dia itu seorang kerabatmu,

dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.


Ketika mereka tiba di kota Ekbatana,

berkatalah Tobia kepada temannya,

"Saudara Azarya,

antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami."

Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel.

Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya.

Mereka memberikan salam kepada Raguel.

Dia membalas, katanya,

"Banyak salam, saudara-saudara. Selamat datang!"

Lalu mereka dipersilakannya masuk.

Kemudian Raguel berkata kepada Tobia,

"Tuhan memberkati engkau, nak!

Engkau adalah putera seorang mulia dan baik!

Alangkah celakanya ayahmu!

Orang yang begitu baik dan penderma itu menjadi buta!"


Kemudian

Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya,

dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah.

Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan.

Berkatalah Tobia kepada Rafael,

"Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel,

supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku."

Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu,

"Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini.

Memang, Saudara,

tak seorangpun lebih berhak mengambil Sara, anakku,

sebagai isterinya, daripada engkau.

Karena itu aku tidak berwenang lagi

memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu.

Sebab engkaulah yang paling karib.


Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran.

Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki

di antara saudara kita!

Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara.

Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja.

Tuhan akan mengambil tindakan bagimu."

Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa,

sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku."


Maka jawab Raguel,

"Baiklah!

Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa.

Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu.

Maka hendaklah menerima saudarimu ini.

Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya,

dan ia menjadi adikmu.

Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya.

Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati

oleh Tuhan semesta langit.

Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu."


Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya.

Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya,

dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia,

sambil berkata,

"Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu

dan seturut ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa

ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu.

Ambillah dia,

dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat.

Moga-moga Yang Berkuasa di Surga

menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."


Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur.

Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka.

Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa

dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan.

Mereka memanjatkan doa sebagai berikut:

"Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami,

dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad.

Hendaknya sekalian langit memuji Engkau,

dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.

Engkaulah yang telah menjadikan Adam,

dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya

sebagai pembantu dan penopang.

Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya.

Engkau pun bersabda,

"Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja,

mari Kita menjadikan penolong baginya,

yang sepadan dengan dia."


Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini,

melainkan dengan hati benar.

Sudilah kiranya mengasihani kami berdua,

dan membuat kami menjadi tua bersama."

Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!"

Kemudian mereka tidur semalam-malaman.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 128:1-2.3.4-5,R:4


Refren: Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.


*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,

yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!

Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,

berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!


*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur

di dalam rumahmu;

anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun

sekeliling mejamu!


*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan

orang laki-laki yang takwa hidupnya.

Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:

boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,


Bait Pengantar Injil

Mzm 119:34


Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu,

aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.


Bacaan Injil

Mrk 12:28b-34


"Inilah perintah pertama,

kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati.

Dan yang kedua sama dengan yang pertama."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:


Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus,

dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?"


Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah:

'Dengarlah, hai orang Israel,

Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa!

Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati,

dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi,

dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan perintah yang kedua, ialah:

Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.'

Tidak ada perintah lain yang lebih utama

daripada kedua perintah ini."


Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus,

"Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan,

bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia.

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati,

dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan

serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri,

jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan."


Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu.

Maka Ia berkata kepadanya,

"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah."

Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.


Demikianlah sabda Tuhan.