Homili Hari Raya Penampakan Wajah Tuhan kepada Manusia Minggu 3 Januari 2021

Cahaya Wajah Allah Menerangi Semua Bangsa:  Cahaya vs kegelapan


* P. Benediktus Bere Mali, SVD* 



Minggu 3 Januari 2021

Yesaya 60:1-6

Efesus 3:2-2a.5-6

Mat 2:1-12



Satu hal yang paling akrab dengan Kita sepanjang hidup Kita di Masa covid ini adalah wajah hp kita. Ada dua wajah hp yang Kita miliki yaitu wajah Terang dan wajah gelap. Wajah gelap terjadi ketika hp mati  sendiri karena kehabisan cahaya listrik di dalam bateri atau karena Kita matikan power cahaya listrik yang berpusat pada bateri. Sedangkan Wajah Terang Hp Kita tampil ketika Kita hidupkan power bateri hp Kita dan Selama cahaya listrik dalam hp masih terisi maka hp kita masih berfungsi dengan baik. Berkat kerja cahaya listrik dari bateri hp, Kita dapat mengoperasikan hp Kita untuk mencari dan menemukan semua wajah informasi yang dapat diakses di dalam tampilan wajah hp Kita. Supaya cahaya listrik di dalam hp itu tidak kehabisan maka setiap kali kekurangan Cahaya listrik bateri, Kita isi lagi Sinar listrik di bateri hp,  melalui kabel isi bateri yang menghubungkan bateri Hp dengan sumber cahaya listrik yang masih aktif.  Pengisian ini bekerja dengan baik jika bateri dan hp nya masih baik dalam menerima Arus listrik yang baik melalui kabel penghubung yang baik. Kalau salah satu unsur tidak dapat bekerja baik maka semuanya   hp tidak dapat bekerja dengan baik atau tidak dapat dioperasikan. Ada kerja sama yang terkoneksi baik antara bateri hp, kabel charger, dan pusat Arus listrik.


Cahaya wajah Allah tampak kepada segala bangsa pada Hari Raya epifani pada Hari ini melalui wakil segala bangsa dalam Diri Melkior, Baltasar dan Gaspar. Tuhan menampakan wajahNya kepada segala bangsa melalui dua Tahap. Wajah Terang Manusia dapat melihat Wajah  Terang Allah menampakan diriNya kepada manusia. Tetapi wajah kegelapan tidak akan melihat Cahaya wajah Allah yang menampakan Diri kepada semua bangsa. Hal ini jelas di dalam  Nubuat Yesaya kepada Yerusalem:   "Bangkitlah, menjadi teranglah sebab sesungguhya, kegelapan menutupi bumi dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi Terang Tuhan terbit atasmu dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa - bangsa berduyun-duyun kepada Terangmu dan raja-raja menyongsong Cahaya yang terbit bagimu."  Nubuat Yesaya ini terpenuhi di dalam Yesus Sang Terang itu sendiri yang menampilkan Cahaya  wajah-Nya dalam tanda Bintang-Nya kepada Tiga Raja di Timur. Tuhan menampakan Cahaya wajah-Nya dalam tanda Bintang kepada Melkior, Balthazar dan Gaspar dari Timur wakil segala bangsa yang telah melihat Wajah Allah yang menyelamatkan. Mereka menerima Penampakan Tuhan dalam tanda Bintang-Nya itu dengan penuh Sukacita. Tanda Wajah-Tuhan dalam Bintang-Nya mengundang Tiga Raja untuk terus menerus mencari tanpa lelah    untuk meneemukan Wajah Tuhan. Bintag-Nya itu menuntun dan menyertai Tiga Raja dalam pencariannya sampai mereka bertemu muka dengan Cahaya Wajah Allah dalam Diri Bayi Yesus Raja Yahudi di Kandang Bethlehem wilayah kekuasaan para gembala Domba. Mereka bertemu Raja Yahudi bukan di istana tetapi di daerah orang kecil, para gembala di Betlehem. Cahaya Wajah Yesus mempertemukan dan menyatukan para Raja dengan orang kecil yang tidak diperhatikan oleh Raja setempat. Wajah Yesus adalah Cahaya Wajah Allah yang peduli kepada kaum sederhana dan kaum yang berada dengan satu harapan supaya Kelompok yang kaya menjadi lebih solider dan berbela rasa pada orang kecil dan miskin papa. Tiga Raja bertemu Yesus yang lahir di kandang Betlehem miliki para gembala domba-dombanya. Wajah Tuhan Yesus  menampakan Diri kepada Tiga Raja di  tempat yang sederhana.  Para Raja mempersembahkan bahan persembahan terbaik kepada Yesus. Mereka mempersembahkan emas kepada Bayi Yesus. Pada zaman Yesus lahir, emas adalah bahan persembahan kepada Seorang Raja.  Mereka mempersembahkan dupa kepada Seorang Imam untuk mengukup bahan persembahan kepada Allah di Bait Allah dan Yesus adalah Sang Imam Agung bagi Kita umat manusia.  Mereka juga mempersembahkan Mur yang mengingatkan akan kematian dan wafatnya. Mur adalah minyak untuk membalsem seorang yang meninggal. Bahan persembahan yang terbaik yaitu emas, kemenyan dan Mur kepada Bayi Yesus sebagai imam dan raja  dari kelahiran sampai wafatNya ini menunjukan bahwa Ada persekutuan erat secara lahir dan bathin antara Terang Yesus dan Tiga Raja wakil bangsa-bangsa Dunia. Persatuan yang sebegitu erarnya Tiga Raja dengan Yesus yang telah menampakan Diri secara real, sehingga Wajah Allah muncul langsung dalam mimpi tiga Raja ini dan Allah menegaskan dalam mimpi ya supaya mereka kembali kepada bangsa-bangsa melalui jalan lain, jalan Cahaya Wajah Allah penyelamat Dunia, bukan kembali melewati Jalan Kegelapan Herodes yang menyehatkan mereka dan Dunia.  Persatuan Tiga Raja dengan Cahaya Wajah Allah yang telah menampakan Diri itu utuh baik secara Psikologis dalam mimpi, Sosial dalam kebersamaan kekuarga dan para gembala yang bersukakita mengalami rasa Cahaya Wajah Allah dalam Diri Bayi Yesus,   Fisik  dalam perjumpaan langsung dengan Bayi Yesus di kandang sederhana Betlehem dan spiritual  dalam sebuah kepastian iman yang kokoh. Persukutun Allah itu memberikan perutusan kepada mereka bahwa mereka harus pergi mewartakan Cahaya Wajah Allah yang telah mereka lihat dan alami itu kepada Dunia agar semua bangsa menyambut Yesus dan menjadi anggota tubuh Kristus.    


Pesan bagi Kita. Yesus telah lahir dan tampak bagi Kita. Tetapi pencarian terus menerus Wajah Yesus dalam setiap konteks tidak pernah merasa lelah. Cahaya Wajah Allah selalu up-to-date oleh konteks yang sedang di alami manusia setiap zaman dengan keunikannya yang berbeda-beda. Misalnya di Masa pandemik covid 19 yang sedang Kita alami ini, Kita bertanya Wajah Allah seperti siapa yang Kita renungkan. Wajah Allah yang cinta akan disiplin Diri dalam mentaati memakai masker. Mencuci tangan, dan mencuci tangan atau kebersihan Diri secara utuh. Cahaya Wajah Allah yang memberi Terang kepada Kita agar Kita berjalan di jalan Cahaya disiplin Diri dengan menjaga kebersihan Diri dan lingkungan. Di Masa pandemik covid 19 ini Wajah Allah yang menampakan Diri kepada Kita dalam Allah mendidik Kita untuk setia mengatur dan menjaga imunitas tubuh Kita secara utuh dan baik dan benar. ***