Lukas 4:14-22a : Iblis Padang gurun memusuhi Misi ala "blusukan" dari Yesus




*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Misa Harian 

Kamis, 7 Januari 2021

1Yoh 4:19-5:4

Luk 4: 14-22a

Iblis Padang gurun musuhi misi "blusukan" Yesus


Dalam Jaringan (daring) semua informasi Positif dan Negatif membanjiri setiap pribadi. Hanya segelintir orang yang memilih informasi Negatif dalam jangka waktu yang panjang. Mayoritas penduduk memilih informasi Positif bagi Diri dan Sesama. Salah satu informasi Positif yang dimiliki oleh setiap manusia adalah setiap orang ingin diperlakukan secara Positif oleh orang lain  dan dengan demikian ia pun termotivasi untuk melakukan hal-hal Positif kepada Sesamanya.


Salah satu hal Positif yang Menarik hati publik dan menjadi viral di media Sosial dalam Jaringan (daring) dalam Minggu ini adalah gerak turun ke bawah oleh menteri Sosial Kita. Sang menteri turun sentuh Hati tuna wisma dan langsung mengenal mereka dan terutama kebutuhan akan perumahan, makanan dan pakaian para tunawisma yang dijumpai mensos. Melayani dengan cara "blusukan" turun ke bawah ini dibutuhkan masyarakat umum di tanah air.  Ini adalah Sebuah revolusi pelayanan publik "tinggalkan cara di belakang meja" menuju "turun ke lapangan" baik pada awal, proses, evaluasi, revisi, proses, evaluasi, Misi hingga tercapai goal yaitu kesejahteraan bersama secara Adil merata bagi semua orang. 


Yesus melayani dengan cara gerak "turun" yaitu lahir di Kandang Bethlehem. Sejak Awal sudah menunjukan kerendahan hatiNya. Misinya bukan pada level priyayi saja tetapi model "misi blusukan"  Yesus membawa Khabar Gembira kepada orang miskin, pembebasan kepada tawanan, penglihatan kepada yang buta, dan membebaskan orang-orang yang tertindas. Yesus menempuh pelayanan kepada orang - orang pinggiran, orang kecil dan sederhana yang  belum mendapat pelayanan maksimal dari Sesamanya. Misi pelayanan Yesus selalu mencari peluang-peluang yang tidak biasa dijangkau oleh orang lain. 


Bahaya kemapanan seorang misionaris zaman ini bisa direduksi oleh sapaan gaya misi Yesus. Misi seperti ini dimiliki setelah lulus ujian dari Iblis di Padang gurun.  Ada tiga ujian penting di Padang gurun yaitu harta duniawi, kuasa duniawi, mental instant. Yesus bermisi "blusukan" lewat proses bukan instant dalam bermisi. Yesus tidak terbelenggu oleh harta dan kuasa duniawi. Yesus komitment pada misi kepada orang yang belum dilayani yaitu orang miskin, tertawan, buta/Sakit, tertindas secara Psikologis, Sosial, dan Fisik. 

Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa sesungguhya Yesus sudah menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Pengolahan Diri yang matang telah teruji  Iblis dalam pencobaan di Padang gurun Selama 40 Hari sebagai sebuah retret Agung. Sekali lagi Yesus sudah menyelesaikan semua soal  yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Yesus kini hanya memfokuskan Diri pada persoalan persoalan dunia lainnya dan persoalan Sesama atau orang lain. Yesus tidak dikuasai oleh harta, kuasa dan wanita. Ujian itu oleh Iblis di Padang gurun. Kini Yesus fokus Misi ala "blusukan" yang bagi mayoritas sulit dilakukan. 


Konstitusi Kita berbasis Misi Yesus mulai dari pinggiran  atau orang kecil inilah yang sebaiknya menjadi dasar misi Kita pada zaman ini. Benturan keuangan adalah sebuah soal diskusi hangat dalam misi Kita. Tetapi management keuangan yang belum tepat sering dijadikan alasan untuk tidak bermisi seperti Yesus dalam Injil Hari ini. Padahal Yesus bermisi tidak punya uang tetapi misinya menjadi sumber atau dasar bagi misionaris sepanjang zaman. ***