Renungan Misa Harian Sabtu 9 Januari 2021



*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Bacaan Misa Harian 

1Yoh 5:14-21

Yoh 3:22-30


Rendah hati Memindahkan Kesombongan pada tempatnya 


Di antara sekian banyak kata kerja aktif yang paling penting dalam Kitab Suci, bagi saya hanya satu kata kerja yang paling penting yaitu bukan menyombongkan tetapi merendahkan diri sampai titik nol (zero) di hadapan Tuhan dan Sesama dalam kehidupan bersama. Kesadaran penuh menempatkan Diri di titik zero, kosong, nol, 0 adalah sebuah kesempatan emas untuk siap menerima semua dari luar Diri untuk diisi, dilengkapi, disempurnakan, diperkaya oleh yang dari luar Diri yaitu Tuhan dan Sesama yang menyelamatkan bukan dari Setan sombong yang menindas, menguasai, menghancurkan, melemahkan, memporakporandakan Diri. Kesadaran penuh dan kemauan yang kuat serta kejujuran membuka Diri yang  berada pada titik 0, kosong untuk siap diisi oleh kehendak Tuhan dan Masukan dari sesama yang Positif. Pada saat yang sama, kesadaran penuh menutup Diri yang berada posisi nol, 0, kosong, rendah hati terhadap hal-hal Negatif dari Setan sombong.


Kerendahan Hati dan Kesombongan adalah dua kata yang tepat diangkat di dalam permenungan. Seorang misionaris yang sudah bekerja di sejumlah negara yang berbeda, melihat tema kerendahan Hati dan Kesombongan dari pengalaman melayani Tuhan dan Sesama. Beliau hidup dimana saja senantiasa merasa cocok tanpa soal dengan dirinya sendiri. Kuncinya satu rendah hati. Kerendahan Hati Memindahkan Kesombongan pada tempat dan waktunya. Baginya dirinya adalah tempat tinggal makhluk kerendahan Hati bukan makhluk Kesombongan. Makluk Kesombongan tempatnya pada orang lain. Bagi dirinya, waktu adalah waktu bagi bekerja makhluk kerendahan Hati bukan bagi kerja makhluk Kesombongan. Baginya, begitu banyak orang sangat dekat dengan orang yang rendah hati di hadapan Tuhan dan dalam berelasi dengan Sesama. Tetapi pengalaman membuktikan bahwa Kesombongan Diri mematahkan dan bahkan menghancurkan semua hal Positif bekerja dalam kehidupan bersama untuk kebaikan bersama. Kesombongan fokus pada Diri sendiri tetapi tidak fokus pada kebersamaan dalam komunitas atau organisasi besar. Persoalan hidup Bersama sentralnya pada salah seorang yang memenangkan Diri dengan mengalahkan kebersamaan hidup berkomunitas. Maka solusinya adalah semua anggota komunitas mengalahkan Diri dan harus memenangkan kebersamaan untuk kebaikan bersama. Kuncinya adalah kerendahan Hati bukan kesombongan. Kerendahan Hati selalu fokus untuk keselamatan bersama. 


Yohanes bekerja Keras Siang dan Malam untuk keselamatan Dunia yang pasti terpenuhi dalam Diri Yesus sang juru Selamat dunia. Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia untuk keselamatan umat manusia. Kuncinya adalah rendah hati. Lahir di Kandang Bethlehem bukan di istana atau Rumah Sakit Istimewa. Blusukan kepada orang miskin, tertindas, sembuhkan Sakit Fisik, Psikologis, Sosial,   dan membangun iman yang mendalam di dalam Diri domba-domba/umat yang dilayani. 


Yohanes bekerja basisnya rendah hati. Mayoritas tersentuh pelayan yang melayani dengan rendah hati. Tetapi banyak orang merasa tidak nyaman hidup Bersama orang yang bekerja dengan cara yang sombong. Kesombongan pada prinsipnya disukai oleh orang yang sombong tetapi tidak dibutuhkan Sesama di dalam kehidupan bersama, baik dalam komunitas mikro, maupun komunitas makro. Pengalaman misionaris telah tinggal dan bermisi di sejumlah negara, menemukan bahwa Kesombongan pada akhirnya bukan merusak atau menghancurkan orang lain saja tetapi pada akhirnya menghancurkan Diri sendiri. Sebaliknya kerendahan Hati pasti menyelamatkan Diri dan Sesama. ***