Homili HR Pembaptisan Tuhan, CKMS Manila 10 Januari 2016 Pada Natal dan Tahun Baru Bersama Flobamora Global Fhilipine Thn.c. Yes 40 :1-5.9-11. Tit 2 : 11 -14; 3 : 4 – 7; Luk 3:15-16.21-22

 KEMAUAN YESUS DIBAPTIS DI AIR YORDAN

*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Homili HR Pembaptisan Tuhan, CKMS Manila  10 Januari 2016 Pada Natal dan Tahun Baru Bersama Flobamora Global Fhilipine

Thn.c. Yes 40 :1-5.9-11. Tit 2 : 11 -14; 3 : 4 – 7; Luk 3:15-16.21-22

Yohanes memilih  Sungai Yordan sebagai tempat pembaptisan. Pemilihan ini melahirkan  di dalam diri kita masing-masing sebuah pertanyaan ini: Mengapa di antara sekian banyak air yang ada, hanya air Yordan yang jadi tempat baptis banyak orang dan Tuhan Yesus? Alasan mendasar yang membuat air Yordan paling unik bila dibanding dengan air yang lain adalah karena Sungai Yordan memotong padang gurun, tempat dimana Yohanes berseru-seru  dengan suara yang sangat lantang tentang : siapkanlah jalan bagi Tuhan.

Seruan Yohanes ini sesungguhnya  menegaskan kembali apa yang dinubuatkan nabi Yesaya kepada bangsa Israel: “Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan”.  Banyak orang yang menanggapi seruan penegasan itu dengan sebuah hati yang terbuka lebar. Tanggapan baik itu tampak melalui begitu banyak jumlah orang yang pergi ke Sungai Yordan untuk berjumpa dengan Yohanes dan dibaptis di dalam air Yordan. Kalau kita mengikuti betul proses orang banyak yang datang ke air Yordan itu, kita dapat menemukan bahwa dari antara sekian banyak orang yang turun ke dalam air Yordan dan dibaptis itu, memiliki motivasi yang berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Ada yang datang ke Sungai Yordan dan bersedia dibaptis karena hanya sekedar rame-rame mengikuti teman-temannya yang juga mau dibaptis. Ada yang datang ke sungai Yordan karena hanya sekedar ingin mengetahui, seperti siapakah Mesias yang diwartakan Yohanes. Ada yang datang ke Sungai Yordan memang didasari oleh pertanyaan dalam hati apakah Mesias yang dinantikan itu adalah Yohanes yang membaptis mereka atau kah orang lain. Dengan kata lain, menerima baptisan di Sungai Yordan tidak selamanya memberikan jaminan atau jawaban yang memuaskan atas semua keraguan dan pertanyaan iman tentang siapakah Mesias yang sesungguhnya yang mereka dengar dan baca dalam Kitab Suci.

Beraneka keraguan dan pertanyaan tentang siapakah Mesias yang dinanti-nantikan itu dapat ditemukan dalam persoalan pokok berikut, yang menurut hemat saya, barangkali  juga menjadi persoalan iman kita di dalam sepanjang sejarah ziarah hidup iman kita. Persoalan besar itu dapat dirumuskan dalam sebuah pertanyaan penting sekaligus menarik: Mengapa Yesus begitu kuat memiliki  kemauan untuk turun ke Sungai Yordan dan dibaptis, walaupun dengan sebuah awal yang menghalangi Yohanes untuk membaptis karena Yohanes benar-benar secara jujur menyatakan sebuah rasa tidak layak untuk membaptis Yesus yang diwartakanNya?

Yesus mau turun ke Sungai Yordan sebagai cara  buka Pintu Surga dan  Hati yang dahulu tertutup rapat

 Yesus memiliki kemauan yang begitu luarbiasa besar untuk turun ke dalam Sungai Yordan karena bagi Yesus, hanya dengan jalan itulah, semua orang yang telah turun ke dalam air Yordan, diperbolehkan atau diijinkan atau lebih tepatnya diperkenankan untuk mendengarkan Suara dari langit yang penuh berdaya revolusioner, : “Engkaulah AnakKu yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan”.  Suara ini adalah kata-kata pengakuan dari Allah Bapa di Surga bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan; Yesus adalah yang berkenan sebagai Mesias dan bukan orang yang lain. Suara itu juga menegaskan bahwa semua kehendak Tuhan tentang semua yang terbaik  bagi manusia telah diberikan kepada Yesus maka semua orang yang dibaptis menerima undangan dari Tuhan untuk mendengarkan Yesus dan melaksanakan semua yang diajarkan Yesus. Dengan demikian Suara itu mengubah yang ragu tentang Mesias menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang utama dan dengan demikian mereka menjadi lebih yakin dan pasti mendengarkan Yesus dan melaksanakan semua yang diajarkan Yesus karena semua apa yang disampaikan Yesus senantiasa membuat hati sejuk para pendengarNya dan damai yang dialami itu senantiasa diharapkan semua mahkluk di muka bumi karena selalu menarik hati.  

Kesimpulan

Dengan demikian, ditemukan sebuah benang merah bahwa Siapkanlah jalan bagi Tuhan, dijawab oleh mereka yang dibaptis di Sungai  Yordan, karena hanya melalui cara itu, mereka yang dibaptis boleh mendengarkan suara Allah Bapa: “Engkaulah Putera dan Puteriku yang Terkasih”.  Kita semua yang telah dibaptis menjadi putera dan puteri yang dikasihi Tuhan, selalu dekat dengan Tuhan, bahkan bukan hanya itu melainkan kita juga selalu menjadi orang yang berkenan bagi Tuhan untuk tinggal bersamaNya sebagai orang yang selalu hidup di dalam Keluarga Allah (Kej 9:16/tema Natal 2015).  Dan satu contoh yang menjadi tanda nyata sebagai orang yang selalu hidup di dalam keluarga Allah adalah Senantiasa Rajin Berbuat Baik bagi semua orang tanpa syarat apapun.