Pesta Pembaptisan Tuhan Minggu 10 Januari 2021

Pesta Pembaptisan Tuhan

Bacaan

Yes 55:1-11

1Yoh 5:1-9

Mrk 1: 7-11

Rendah Hati Membuka Diri Terhadap Tuhan dan Sesama serta alam lingkungan.

·        P. Benediktus Bere Mali, SVD*

 

Mengapa Yesus dibaptis pada usia yang ke -30 di Sungai Yordan?

 Menurut hukum Yahudi seseorang yang layak berbicara tentang hukum Taurat di depan publik    adalah orang yang telah berusia 30 Tahun (Luk 3:23) dengan pengetahuan yang memadai dan pribadi yang Dewasa secara Sosial, emosional dan  kesalehan yang mendalam serta hidup bijaksana. Dengan demikian Pembaptisan Yesus untuk sebuah tugas perutusan menghadirkan Khabar keselamatan kepada segala bangsa di bumi, sudah memenuhi persyaratan dalam konteks setempat.

 Pembaptisan ini berlangsung di Sungai Yordan. Mengapa di antara sekian banyak air, hanya Air Yordan yang dipilih oleh Yesus menjadi tempat Pembaptisan bagi-Nya?

Pilihan air Sungai Yordan memiliki kepantasan seturut rencana Allah menyelamatkan manusia.  Sungai Yordan memotong Padang gurun dan panjangnya kurang lebih 200 km dari hulu sampai ke hilir, sebagai tempat dimana Yohanes berseru-seru, "siapkanlah jalan bagi Tuhan." Siapkanlah jalan bagi Tuhan ini  dijawab atau terpenuhi oleh Yang dibaptis di Sungai Yordan pada Hari ini. Sungai Yordan adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah keselamatan. Musa menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Yosua sebelum bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan ke tanah terjanji- tanah Kanaan. Di Sungai Yordan yang memotong padang gurun inilah tempat Yesaya dan Yohanes mewartakan pertobatan kepada bangsa-bangsa sebagai persiapan penyambutan Sang Mesias yang Hari ini dibaptis oleh Yohanes.

Peristiwa Mujizat pembelahan Sungai Yordan oleh Tuhan untuk penyeberangan Israel Kita temukan dalam Kitab Yosua (Yos.3:14-17). Dan sebagai peringatan abadi akan mujizat Sungai Yordan yang meluap pada musim panen, tetapi Allah mengeringkannya sehingga bangsa Israel boleh menyeberangi Sungai Yordan memasuki tanah terjanji, tanah Kanaan maka Yosua memilih wakil 12 Suku Israel yang berjumlah 12 orang dan mereka mengangkat batu dari dalam Sungai Yordan yang kering itu lalu dengan 12 Batu yang dibawah oleh 12 wakil Suku Israel, didirikanlah mezbah di Gilgal yang ada sampai Hari ini. Setiap kali ditanya oleh anak Cucu tentang susunan Batu yang membentuk mezbah ini, orang-orang tua menjawabnya bahwa inilah kenangan sejarah mujizat Allah mengeringkan Sungai Yordan di depan Tabut Perjanjian Tuhan di Masa kepemimpinan Yosua yang mengantar masuk Bangsa Israel ke dalam Tanah Kanan yaitu tanah yang Tuhan janjikan (Yos. Bab 3 dan Bab 4).

Dari segi geografis, Sungai Yordan adalah Sungai yang letaknya paling rendah di kedalaman  393 meter di bawah permukaan Laut. Dengan demikian Sungai Yordan adalah Sungai yang paling besar dan meluap pada musim panen karena Sungai Yordan menerima semua Sungai kecil yang ada di sekitarnya. Yesus Pilih dibaptis di tempat yang paling rendah ini dengan sebuah makna terdalan tentang kerendahan HatiNya di hadapan Tuhan dan Sesama khususnya dibaptis oleh orang yg tidak pantas untuk tunduk dan membuka tali kasutNya yaitu Yohanes yang merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah hamba di hadapan Yesus. Tetapi Yesus Pilih dibaptis oleh Yohanes.

 Makna kerendahan Hati di balik alam Sungai Yordan yang menerima semua Sungai kecil di sekitarnya, dan Yohanes yang merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah seorang hamba, dan Yesus yang rendah Hati ingin dibaptis di Sungai Yordan adalah sebuah situasi dan kondisi lahir dan bathin yang sangat layak dan pantas untuk mendengar suara dari dalam Surga: “ Engkaulah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

 

Mereka yang rendah hati yang layak mendengar suaraku: " Engkaulah Anak-anak-Ku yang Ku-kasihi, kepadaMulah aku berkenan." Orang yang rendah hati senantiasa membuka Diri untuk Tuhan dan Sesama bagi kemajuan Diri dan kebaikan bersama. Sebaliknya orang yang sombong utamakan Diri sendiri dan menganggap Diri sempurna dan dengan demikian orang sombong menutup Diri terhadap Masukan dari luar sekalipun Masukan itu untuk kebaikan Diri dan Sesama. Orang sombong sering secara halus tapi agresif memperalat yang lain untuk Menonjolkan dirinya sendiri, termasuk memperalat agamanya untuk mencari pujian dirinya sendiri.

 

 

Pertanyaan kedua yang mempertajam renungan ini adalah: Mengapa sebelum Suara dari   Surga terdengar " Engkaulah anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" terjadi peristiwa Yesus keluar dari dalam Air Sungai Yordan, langit terkoyak, Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya?

 

Keluar dari air Sungai Yordan yang dipilih oleh Yesus dibaptis karena Air Sungai Yordan yang memotong padang gurun tempat dimana Yohanes berseru-seru "Siapkanlah jalan bagi Tuhan." Yesus ingin dibaptis Yohanes untuk menjawab Karya Yohanes dan Nabi Yesaya dan seluruh sejarah keselatan yang terjadi di Sungai Yordan. Yesus memenuhi Nubuat Yesaya dan Yohanes dan seluruhPerjanjian Lama.

 

Keluar dari air Sungai Yordan menunjukan orang yang telah bersih secara fisik.Tentu ada perbedaan tajam sebelum turun- masuk -cemplung ke dalam Air Sungai Yordan. Air merupakan  simbol yang membersihkan semua non-fisik yang masih kotor. Setelah bersih lahir dan bathin maka langit pun terkoyak dan Roh Kudus Turun dan Sabda Allah terdengar dari dalam Surga " Engkaulah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

 

Peristiwa Sungai Yordan dalam Pembaptisan ini adalah Sebuah Perjumpaan antara Sesama yang terjadi ketika semua pihak yang terlibat di dalamnya  memiliki kesamaan yang disatukan dalam sebuah kata Terbuka. Bukan tertutup.  Masing-masing orang membuka Diri dan keluar dari  ketertutupannya dengan satu arah yaitu untuk berjumpa dengan Sesama. Untuk itu orang yang mau bertemu dengan yang lain sebaiknya pertama-tama tampil layak agar pertemuan yang akan berlangsung dalam situasi yang nyaman/pantas/layak/bersih/tidak kotor.

Satu hal utama untuk berjumpa adalah bersih lahir dan bathin. Yesus membuka Diri lewat "keluar" dari dalam Air, setelah bersih, Suci, Kudus. Roh Kudus Turun dari Surga setelah langit terkoyak. Jalan dari Surga ke Bumi sudah terbuka. Suara Sabda Allah mengalir dari dalam Surga. Perjumpaan Allah Tritunggal membuka pintu Surga dari Bumi ke Surga dan dari Surga ke  Bumi.

 

 *Membuka Pintu dari Surga ke  bumi dan dari Bumi ke Surga*

 

Yesus dari Surga. Malaikat Gabriel membawa Sabda Allah kepada Santa Maria. Sabda itu dikandung Maria dari Roh Kudus berkat persetujuan Maria, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Santa Maria dan Santo Yusuf menjadi orang tua Yesus sampai usia 30 Tahun (Luk 3:23) dibaptis di Sungai Yordan. Pembaptisan Yesus adalah perutusan Yesus untuk mulai berkarya  di publik. Yesus melayani semua orang untuk mengantar semua berjalan bersama Sang Sabda menuju Bapa di Surga dalam bimbingan Roh Kudus. Yesus adalah jalan kebenaran kehidupan (Yoh 14:6). Yesus adalah satu-satunya "guide" semua orang masuk ke pangkuan Allah Bapa di Surga.

Inilah Kerja sama Allah Putera, Allah Roh Kudus dan Allah Bapa dalam menyelamatkan semua Bangsa di bumi. Pesta Pembaptisan Tuhan adalah sebuah titik Awal tugas perutusan dengan kerja sama team yang kokoh dalam melaksanakan program besar untuk menyelamatkan umat manusia di bumi agar semua orang berjalan bersama dalam bimbingan Roh Kudus menuju Bapa di Surga.

Kita semua ingin maju baik secara personal maupun secara sosial serta dan dalam kehidupan religius. Untuk maju bersama bagi kebaikan bersama komunitas, penting semua Kita terbuka. Membuka Diri untuk majukan hidup Bersama dan pada saat yang bersamaan membuka Diri untuk orang lain memberi Masukan bagi kemajuan Diri. Terbuka awal kemajuan. Tertutup Awal keterbelakangan atau kemunduran. Terbuka, untuk  memajukan dan dimajukan adalah orang yang layak mendengar Suara dari atas, dari Surga untuk kemajuan di bawah di bumi: “Engkaulah Anak-anak-Ku yang Ku-Kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Orang yang rendah hati dapat membuka Diri bagi yang lain yaitu Tuhan dan Sesama serta alam lingkungan untuk memajukan Diri dan Sesama. “Engkaulah Anak-anak-Ku yang Ku-Kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." ***