Renungan Hari Minggu 31 Januari 2021

 Bahan Refleksi Minggu 31 Januari 2021

Ul.18:15-20

1Kor.7:32-35

Mrk.1:21-28


*P.Benediktus Bere Mali, SVD* 


Bukan Membunuh Setan Tetapi Mengusir Setan


Ada begitu banyak orang  berpendapat tentang Tuhan Raja Semesta Alam. Secara istimewa Injil Hari ini tentang  Tuhan Yesus mengusir Setan atau Roh jahat yang kerja utamanya menyakiti, melukai, bahkan mematikan. Pertanyaan yang Menarik dan menantang adalah kenapa Setan atau makluk jahat itu tidak bunuh hanya diusir?   

Setan atau Roh Jahat Perlu ada di samping Roh kebaikan dalam dunia seni, harmonis. Harmonis itu seimbang antara Hitam dan putih. Berjalan tepat persis di garis keseimbangan itulah seseorang diposisikan sebagai orang yang memiliki harmonis. Seorang psikolog, Freud berkata bahwa kekuatan jahat dan kekuatan baik itu bukan di luar diri manusia tetapi berada di dalam diri manusia. Kekuatan jahat dan kekuatan baik itu terungkap dalam aksi yang baik dan jahat yang tampak terukur oleh indera observer. 

Simbol kebaikan dan kejahatan yang tertulis atau berbentuk fisik misalnya patung dll, cerita dongeng dll dalam agama-agama dan dalam kebudayaan adalah hasil cetusan kekuatan kejahatan dan kebaikan dari dalam diri pencipta atau penulis atau pencerita atau pemimpin atau seniman atau wartawan dll. Freud menyebut dua makluk raksasa yang ada di dalam ruang hati-rasa-budi manusia itu adalah "eros & thanatos." 

Eros menciptakan kebaikan dalam semua segi kehidupan, mengkritisi/AGRESI/oposisi dengan data ilmiah untuk membangun, memiliki kecemasan yang menciptakan motivasi untuk bekerja secara Positif dan bertanggungjawab. Sebaliknya thanatos tampil dalam Perilaku aneh menonjolkan diri dalam semua tempat dan waktu/narsis sebagai cara capai kepuasan diri,  mencari kepuasan  indera rasa dengan menyakiti dan melukai diri sendiri/masokis, mencari kepuasan dengan menyakiti orang lain/sadis, melakukan AGRESI dalam bahasa verbal  dan non-verbal yang melukai, menyakiti sesama dan diri tanpa solusi, memiliki kecemasan terlalu rendah dapat menurunkan bahkan menghilangkan semangat kerja, atau memiliki kecemasan terlalu tinggi sampai sakit bahkan lumpuh tidak berdaya sama sekali. 


Ekspresi eros dan thanatos dalam sex, AGRESI, dan kecemasan tersebut adalah dua makhluk raksasa yang ada di dalam diri setiap manusia secara pribadi maupun secara sosial religius. Bagaikan bateri smartphone yang memiliki kuat arus positif dan negatif yang membuat sinar menerangi wajah hp yang mempersembahkan berita informasi positif dan negatif dari pencipta smartphone kepada pemilik smartphone.


Dalam Injil Hari ini Yesus mengeluarkan roh jahat dari orang yang sakit dan disakiti roh jahat itu. Yesus tidak membunuh roh jahat itu. Yesus mengusir dan memindahkan roh jahat itu dari dalam diri orang sakit ke tempatnya yaitu di luar diri manusia. Awalnya roh jahat itu bersoal jawab dengan Yesus yang datang hendak mengusirnya dari pekerjaannya yang menyakiti orang yang disakitinya. Pada akhirnya roh jahat itu taat pada Yesus, keluar dari orang sakit sehingga setan atau roh jahat pergi ke tempatnya dan orang yang sebelumnya sakit tiba pada kesembuhan berkat Sang Penyembuh yaitu Tuhan Yesus Raja Semesta Alam. 


Pertanyaan penting setelah sembuh dari sakit kadalah bagaimana supaya setan itu tidak kembali lagi ke dalam diri manusia?  Pertama dan utama yang semestinnya dapat dilakukan  adalah bahwa manusia perlu mengatur signal eros dan thanatos dalam dirinya dari segi manusiawi sebelum cepat-cepat gegabah lari kepada jalur instant spiritual. Setiap pribadi termasuk yang Sakit dengan bantuan pendapat Freud, dapat meng-on-kan signal eros positif dalam freim teologi Katolik dan pada saat yang sama dalam kesadaran lengkap orang dapat  meng-off-kan    thanatos negatif sehingga apa yang terungkap di publik adalah semua yang positif dalam Teologi Katolik yang senantiasa  pro "putih" tetapi  tolak  yang "Hitam". Tidak ada "abu-abu" bertindak dan berbicara di dalam Bahasa Teologi Katolik. Tepat Kotbah Yesus di Bukit, "Jika Ya katakan ya. Jika tidak katakan tidak."  Ya pada sumber kebaikan kebenaran dan keadilan serta kedamaian yang berpusat pada Tuhan Yesus Kristus. Bahasa Dalam bacaan Pertama, berbicara menurut kehendak Tuhan dalam berperan sebagai nabi. Bahasa bacaan kedua, bertindak fokus pada kehendak Tuhan. Tidak pada Roh Jahat dalam semua tempat dan segala waktu.***